"Kami nggak mau UMKM tumbuh tapi pasarnya nggak ada, sebelum pasar ada biasanya kami awali dari para PNS dulu untuk membeli produk UMKM lokal," pungkas Fauzan.
Sementara itu Ketua Asosiasi Kopi Lombok (Lombok Speciality Coffe Association), Doddy Adi Wibowo menyatakan siap memasarkan produk kopi terbaiknya khususnya varian Robusta saat gelaran MotoGP mendatang. Saat ini pelaku di industri kecil kopi mulai dari hulu hingga hilir telah dipersiapkan untuk dapat menghasilkan produk kopi unggulan.
"Sekarang produksi kopi Robusta mulai mengarah ke prosesing untuk paska panennya dengan baik dan benar. Kita sudah mengarah ke sana tetapi memang untuk kapasitasnya masih dibilang belum maksimal," ucap Doddy.
Menurut Doddy, produksi kopi Robusta di Pulau Lombok saat ini mencapai 3.000 ton per panen. Namun dari hasil produksi tersebut mayoritas diserap oleh pasar di Jawa dan juga ekspor.
Doddy berharap ada dukungan dari pemerintah seperti penyediaan infrastruktur terpadu di kawasan perkebunan kopi serta biaya logistik dan pupuk yang murah dapat mendorong produktivitas petani. Dengan begitu kebutuhan pasar baik dalam negeri atau luar negeri bisa dipenuhi.
"Harapannya mudah-mudahan pemerintah bisa membantu memperbaiki infrastruktur, masalah logistik di kebun dan masalah maintenance di kebun kopi seperti agar petani kami bisa lebih produktif lagi," pungkas Doddy.
Sebagai informasi, Indonesia dikenal sebagai produsen kopi terbaik keempat dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Colombia. Potensi kopi Indonesia cukup besar dengan perkebunan kopi yang tersebar di seluruh pelosok negeri.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor kopi Indonesia ke dunia pada Januari - November 2021 tercatat sebesar USD757,41 juta. Sementara pada 2020 nilai ekspor kopi Indonesia tercatat sebesar USD821,93 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.