Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Harga Teman hingga Utang Tak Dibayar, Hindari Kebiasaan Ini agar Bisnis Lancar

Kompas.com - 31/01/2022, 17:16 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pebisnis harus memiliki etika agar mitra yang diajak berkolaborasi merasa nyaman dan tidak terbebani.

Karena itu, kamu harus paham, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebagai pebisnis agar usaha yang dijalankan bisa berkelanjutan dan mitra bisnis kamu betah berkolaborasi dengan kamu.

Mengutip Siapnikah.org, setidaknya ada tiga hal yang harus kamu hindari ketika kamu menjalin relasi bisnis dengan orang lain.

Baca juga: Tips Sukses Bisnis Event Organizer di Tengah Persaingan

1. Selalu mengandalkan teman ketika membayar

Mungkin kamu sering mendengar kata “Dari lo dulu ya." Atau, "Talangin dulu ya, nanti gue transfer.” Kalau kamu terbiasa seperti itu, segera hentikan kebiasaan buruk tersebut. Baiknya kamu mulai untuk sedikit "bertanggung jawab", minimal membayar sendiri makanan kamu saat itu.

Jika kita diundang, ada baiknya pesan makanan atau minuman yang tidak lebih mahal dari teman yang mengajak kita ke undangan tersebut. Jangan aji mumpung.

2. Minta harga teman

Seseorang pontang panting dalam membangun bisnisnya, tidak sepantasnya dimintai untuk memberikan harga lebih murah hanya karena label ‘teman’.

Justru sebagai teman dekat, sudah sepantasnya kamu mendukung usaha teman sendiri dengan membeli barang atau menggunakan jasa mereka sesuai dengan nominal yang ditawarkan.

Beda hal kalau memang mereka sendiri yang menawarkan diskon atau sudah memotong harga menjadi di bawah pasaran.

Hargailah karya teman dan dukung sebisa mungkin dengan membeli tanpa menawar, atau sekadar bantu mempromosikannya. Setidaknya ada hal positif yang dilakukan ketimbang sekadar minta harga teman.

Baca juga: Pertemuan Filantropi Dunia di Bali Disebut Peluang UMKM Tarik Kemitraan

3. Utang yang tak kunjung dikembalikan

Urusan pinjam meminjam memang kadang bisa menjadi kompleks dalam hubungan bisnis. Tak jarang seseorang yang sebelumnya punya sikap manis saat meminjam uang ke temannya, sikapnya berubah saat ditagih. Belum lagi, pembayaran molor lama.

Perlu diingat bahwa orang yang meminjami uang juga punya kebutuhan yang harus dipenuhi. Bisa jadi, uang yang dipinjam itu adalah uang yang akan dia pakai untuk menutup kebutuhannya.

Karena itu, jika kamu seorang pebisnis, jangan sampai kamu merepotkan mitra kamu. Jika kamu punya uang ke mereka, segera bayar atau lunasi agar mereka pun menghargai kamu dan nyaman untuk terus bekerja sama.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau