JAKARTA, KOMPAS.com - Hidup ini memang kadang tidak adil. Pun di dunia kerja. Ada saja perlakuan tidak adil dari atasan kepada bawahannya.
Apa kamu pernah atau sedang mengalaminya? Beban kerja yang kamu pikul lebih berat dan lebih banyak ketimbang rekan kerja dalam satu tim.
Rasanya ingin berteriak, tapi tak mampu. Ingin berontak, tapi tak kuasa. Akhirnya hanya bisa pasrah menerima nasib dengan seabrek tanggung jawab pekerjaan.
Walaupun kamu bisa mengatasi setumpuk tugas yang diberikan. Namun tetap saja ada titik di mana jengah dengan sikap tidak adil si bos.
Baca juga: Cara Melakukan Riset Pasar untuk Menangkan Persaingan
Ketidakadilan dalam pembagian kerja nyatanya bisa membawa dampak negatif bagi bawahan maupun untuk perusahaan. Apa saja itu? Berikut ulasannya, seperti dikutip dari Cermati.com.
Ketika kamu ‘dihujani’ dengan pekerjaan terus menerus, tanpa henti karena beban kerja yang terlalu banyak diberikan atasan dibanding rekan kerja, maka akan menimbulkan tekanan psikologis atau stres.
Lelah fisik dan mental. Sehingga dapat membuatmu kewalahan untuk menyelesaikan pekerjaan di hari-hari berikutnya. Kinerja kamu bakal kedodoran karena produktivitas yang menurun.
Jika produktivitas turun karena stres atau tertekan, kamu tidak akan maksimal dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Pada akhirnya, berdampak juga kepada perusahaan, seperti capaian target penjualan anjlok, traffic pembaca berkurang, keuntungan turun drastis, dan sebagainya.
Karena merasa pekerjaan kamu lebih banyak dibanding rekan kerja yang lain, kamu akan menuntut kenaikan gaji. Dalam hal ini, bisa menimbulkan pikiran negatif, mungkin saja rekan yang kerjanya santai, gajinya lebih besar.
Jika ketidakadilan bisa terjadi pada pembagian kerja, maka mungkin juga terjadi dalam persoalan gaji. Kamu tentu tidak akan ikhlas bila benar kondisinya demikan.
Kamu akan selalu minta kenaikan gaji secara langsung maupun tidak langsung kepada atasan dan perusahaan. Dalam hati, kamu akan berkata, kalau gaji sampai tidak naik, bakal resign.
Resign dapat menjadi ultimatum agar atasan bereaksi untuk mempertahankanmu. Jika kamu menyodorkan surat resign, maka atasan akan berusaha menanyakan yang menjadi keluh kesahmu.
Mungkin saja selama ini atasan tidak sadar telah bersikap tidak adil kepada kamu. Sehingga dengan rencana resign dapat menjadi pengingat kekhilafannya.
Dengan demikian, atasan akan memperbaiki kesalahannya untuk berlaku adil, serta menaikkan gaji agar kamu tetap bekerja di perusahaan. Apalagi bila kamu salah satu karyawan teladan dan super andalan.
Baca Juga: Rekan Kerja Penjilat? Atasi Pakai 7 Cara Ini
Penyebab buruknya citra perusahaan bukan hanya karena produk maupun layanan yang kurang memuaskan, tetapi juga ketimpangan yang terjadi di dalamnya.
Bayangkan kalau kamu resign dari kantor akibat pembagian kerja yang tidak seimbang, lalu kemudian menjelek-jelekkan sistem kerja di perusahaan lama, maka imej perusahaan menjadi rusak.
Terlebih di era digital, media sosial, sangat mudah untuk menyebarkan suatu informasi. Tinggal cuap-cuap, langsung viral. Kebongkar bobrok perusahaan.
Jadi, perusahaan juga perlu ekstra hati-hati dalam memperlakukan karyawan. Jangan sampai karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Jika atasan atau perusahaan tetap tutup mata dengan ketimpangan beban kerja ini, kata-kata “bodo amat” kan sering keluar dari mulut karyawan. Mau kegiatan operasional perusahaan terhambat, penjualan menurun, bahkan rugi, karyawan merasa bodo amat.
Sama seperti perusahaan yang tidak peduli dengan beban kerja dan kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu, sikap adil perlu dijunjung tinggi dalam budaya kerja perusahaan.
Atasan mampu melihat dan menilai kapasitas masing-masing bawahannya. Sedangkan perusahaan selalu berupaya melakukan evaluasi kinerja ini.
Jadilah Pemimpin dan Perusahaan yang Adil ke Karyawan
Ingin jadi atasan, pemimpin, atau perusahaan yang sukses dan maju? Kuncinya adalah bersikap adil di tempat kerja. Baik dengan bawahan atau ke seluruh karyawan.
Tidak pilih kasih ke karyawan, sehingga mereka akan menyerukan ‘sumpah serapah’ untuk keburukan atasan dan perusahaan. Cara berlaku adil di kantor kepada karyawan adalah dengan melihat kapabilitas masing-masing karyawan.
Disesuaikan pula dengan jabatan dan gaji. Jika dilimpahkan tugas dan tanggung jawab lebih besar, bobotnya lebih berat, dan lebih banyak dari segi kuantitas, maka iringi dengan gaji yang memadai.
Jika terjadi sebaliknya, pantas saja kalau banyak karyawan mengundurkan diri agar terbebas dari pemimpin dan perusahaan yang dzolim.
Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.