JAKARTA, KOMPAS.com - Bosan jadi pegawai atau karyawan kantor, kaya tidak, tetapi tekanan pekerjaan semakin banyak. Setiap hari kerja keras bagai kuda, gaji segitu-gitu saja.
Ingin beralih profesi menjadi pengusaha. Berjualan atau dagang. Tidak ada lagi yang mengatur atau perintah-perintah, bisa membuka lapangan kerja, dan sudah terbukti merupakan cara paling tepat untuk kaya raya.
Banting stir dari karyawan ke pengusaha tentu butuh proses. Tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena tetap membutuhkan adaptasi.
Begini cara agar proses peralihan berjalan lancar dan kamu bisa menjadi pengusaha sukses, seperti dikutip dari Cermati.com.
Sudah punya niat yang besar untuk berganti profesi dari karyawan jadi pengusaha, dibarengi dengan komitmen. Percuma sudah memiliki niat, rencana bisnis yang hebat, tetapi pas menjalankannya maju mundur dan malas-malasan. Itu namanya tidak komitmen.
Komitmen diperlukan sejak awal ketika kamu mulai membangun bisnis. Dengan komitmen yang kuat, kamu tidak akan mudah terpengaruh, tidak pantang menyerah, dan akan secara gigih berupaya untuk mencapai kesuksesan.
Jadi pengusaha harus tahan banting dan bermental baja. Sebab, bisnis akan mengalami pasang surut, jatuh bangun, jungkir balik. Pelajaran ini yang akan menempa kamu sehingga dapat menjadi pengusaha sukses.
Selain itu, berdasarkan kisah para pengusaha yang kini tajir melintir, jam kerja ketika menjadi pengusaha memang lebih lama. Ada yang 14 jam setiap hari, bahkan ada yang 18 jam.
Beda kan dengan karyawan yang jam kerjanya cuma delapan jam. Kalau lembur, paling banter dua sampai empat jam.
Oleh karena itu, kamu perlu menyiapkan fisik dan mental, pikiran dan tenaga lebih ekstra ketika menjadi pengusaha. Terlebih jika baru awal merintis usaha, malahan bisa bekerja 24 jam setiap hari.
Ada beberapa pengusaha yang memulai bisnis hanya modal dengkul alias tanpa modal. Itu kalau kamu bisa mencari dan menyakinkan investor untuk mendanai bisnismu.
Bagaimana jika tidak? Ya, kamu harus memiliki modal sendiri. Entah itu dari tabungan hasil bekerja selama bertahun-tahun sebagai karyawan, dari pinjaman lembaga keuangan, gadai aset atau barang berharga, dan lainnya.
Modal diperlukan untuk membiayai segala keperluan usaha, seperti biaya operasional dan biaya non-operasional. Termasuk modal keahlian dan modal kreativitas guna mendukung keberhasilan bisnis kamu.
Jika selama berkarier sebagai karyawan, kamu cenderung mengikuti arus air. Menjadi pengusaha tidak demikian.
Kamu harus memiliki visi dan misi yang jelas, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang akan membantumu fokus bekerja demi tujuan yang sudah ditetapkan di awal. Bisnis menjadi lebih terarah.
Baca Juga: 21 Usaha Sampingan dengan Modal Kecil