Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat WFH, Uus Sukses Bisnis Tanaman Hias

Kompas.com - 31/05/2022, 08:40 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi kebanyakan orang, pandemi Covid-19 yang melanda hampir semua negara menjadi sebuah ujian yang cukup berat. Banyak dari mereka yang kehilangan pekerjaan dan bisnis tidakk bisa berjalan optimal.

Namun demikian, di masa pandemi, tidak sedikit pula yang justru meraup kesuksesan karena mampu membaca peluang. 

Sebagaimana diketahui, saat pandemi, banyak orang yang bekerja di rumah. Untuk mengisi waktu, sebagian dari mereka melakukan hobi merawat tanaman hias.

Baca juga: Cara Menembus Pasar Ekspor, Pelaku UMKM Wajib Tahu!

Tren ini yang mampu dibaca oleh Uus yang menggeluti usaha tanaman hias. Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, pria asal Garut, Jawa Barat, ini menceritakan, selama pandemi Covid-19, pendapatannya justru meningkat hingga 6 kali lipat.

“Sebelum corona paling sehari dapat Rp 1 juta, sekarang dapat Rp 6 juta, apalagi di weekend,” ujar Uus kepada Kompas.com, Selasa (24/11/2020).

Uus membuka bisnisnya sejak 2018 di atas lahan sewa yang terbilang sempit di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung.

Selain menjual tanaman hias, ia kerap menerima order pemasaran taman. Hingga Maret 2020, Covid-19 menghampiri Indonesia. Sama dengan pengusaha lain, Uus sempat kaget karena situasi ini berpengaruh pada usahanya.

Namun, itu tidak lama. Kebijakan pemerintah terkait work from home (WFH) membuat masyarakat lebih banyak waktu di rumah.

Banyak warga yang kembali bercocok tanam di rumah masing-masing. Mereka mempercantik sendiri tamannya, hingga berimbas pada penjualan tanaman hias milik Uus.

 

Tanaman Favorit

Tanaman yang paling banyak dicari adalah janda bolong dan aglonema. Permintaan yang tinggi membuat harga dua tanaman ini menjadi mahal. Untuk janda bolong berukuran kecil dijual Rp 500.000-Rp 600.000, sedangkan untuk aglonema dijual per helai daun.

Baca juga: Ini Rahasia Sukses Membangun Bisnis

 

“Jadi kalau di satu pohon itu ada lima daun, tinggal dikalikan saja dengan Rp 60.000-Rp 70.000,” kata Uus.

Bahkan, ada teman Uus yang menjual tanaman kabel busi Rp 80 juta. Tanaman tersebut, menurut Uus, memang sulit dicari sehingga harganya bisa melambung tinggi. Beberapa bulan setelah Covid-19, penghasilan Uus terus bertambah.

Selain bisa membayar utang ke bank, ia pun bisa membantu orangtuanya di kampung. Bahkan, beberapa waktu lalu, ia berhasil membuka cabang dengan menyewa tempat yang lebih besar.

“Istri dan tiga anak saya tinggal di sini juga. Tempatnya tak besar, tapi lumayan untuk tinggal,” ucap pria lulusan SD ini sambil melihat satu ruangan kecil tempatnya tinggal bersama keluarganya.

Ia pun kini memiliki empat orang pekerja yang dibaginya ke dua cabang tersebut. Pernah jatuh bangun Uus tidak bisa menghitung berapa kegagalan yang didapatnya sebelum akhirnya menjadi pengusaha tanaman hias. Ia pernah menjadi sopir, bisnis ayam, pesuruh, dan lainnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau