JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi kebanyakan orang, pandemi Covid-19 yang melanda hampir semua negara menjadi sebuah ujian yang cukup berat. Banyak dari mereka yang kehilangan pekerjaan dan bisnis tidakk bisa berjalan optimal.
Namun demikian, di masa pandemi, tidak sedikit pula yang justru meraup kesuksesan karena mampu membaca peluang.
Sebagaimana diketahui, saat pandemi, banyak orang yang bekerja di rumah. Untuk mengisi waktu, sebagian dari mereka melakukan hobi merawat tanaman hias.
Baca juga: Cara Menembus Pasar Ekspor, Pelaku UMKM Wajib Tahu!
Tren ini yang mampu dibaca oleh Uus yang menggeluti usaha tanaman hias. Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, pria asal Garut, Jawa Barat, ini menceritakan, selama pandemi Covid-19, pendapatannya justru meningkat hingga 6 kali lipat.
“Sebelum corona paling sehari dapat Rp 1 juta, sekarang dapat Rp 6 juta, apalagi di weekend,” ujar Uus kepada Kompas.com, Selasa (24/11/2020).
Uus membuka bisnisnya sejak 2018 di atas lahan sewa yang terbilang sempit di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung.
Selain menjual tanaman hias, ia kerap menerima order pemasaran taman. Hingga Maret 2020, Covid-19 menghampiri Indonesia. Sama dengan pengusaha lain, Uus sempat kaget karena situasi ini berpengaruh pada usahanya.
Namun, itu tidak lama. Kebijakan pemerintah terkait work from home (WFH) membuat masyarakat lebih banyak waktu di rumah.
Banyak warga yang kembali bercocok tanam di rumah masing-masing. Mereka mempercantik sendiri tamannya, hingga berimbas pada penjualan tanaman hias milik Uus.
Tanaman yang paling banyak dicari adalah janda bolong dan aglonema. Permintaan yang tinggi membuat harga dua tanaman ini menjadi mahal. Untuk janda bolong berukuran kecil dijual Rp 500.000-Rp 600.000, sedangkan untuk aglonema dijual per helai daun.
Baca juga: Ini Rahasia Sukses Membangun Bisnis
“Jadi kalau di satu pohon itu ada lima daun, tinggal dikalikan saja dengan Rp 60.000-Rp 70.000,” kata Uus.
Bahkan, ada teman Uus yang menjual tanaman kabel busi Rp 80 juta. Tanaman tersebut, menurut Uus, memang sulit dicari sehingga harganya bisa melambung tinggi. Beberapa bulan setelah Covid-19, penghasilan Uus terus bertambah.
Selain bisa membayar utang ke bank, ia pun bisa membantu orangtuanya di kampung. Bahkan, beberapa waktu lalu, ia berhasil membuka cabang dengan menyewa tempat yang lebih besar.
“Istri dan tiga anak saya tinggal di sini juga. Tempatnya tak besar, tapi lumayan untuk tinggal,” ucap pria lulusan SD ini sambil melihat satu ruangan kecil tempatnya tinggal bersama keluarganya.
Ia pun kini memiliki empat orang pekerja yang dibaginya ke dua cabang tersebut. Pernah jatuh bangun Uus tidak bisa menghitung berapa kegagalan yang didapatnya sebelum akhirnya menjadi pengusaha tanaman hias. Ia pernah menjadi sopir, bisnis ayam, pesuruh, dan lainnya.
Namun, ia tidak menyerah. Malah dari berbagai pengalamannya itu kini ia tahu bagaimana caranya menghadapi konsumen.
“Saya bukan lulusan sekolah yang tinggi, jadi harus belajar lebih keras dibanding yang lain. Alhamdulillah, sekarang orderan datang dari mana-mana, bahkan dari orang hebat yang punya banyak jabatan,” tutur Uus.
Untuk menjaga loyalitas konsumennya, dia tidak segan-segan berbagi ilmu cara merawat tanaman. Apabila ada yang repot membawa pulang tanaman, ia akan mengantarkannya secara gratis.
Tentu saja apabila jaraknya tidak terlalu jauh. Salah satu pencinta tanaman, Azka, mengatakan bahwa sejak WFH, koleksi tanaman di rumahnya bertambah.
“Seger aja lihat yang hijau-hijau di rumah. Biasanya saya nyari tanamannya di tempat yang dekat saja. Beli satu-satu, eh lama-lama jadi banyak,” ucap dia. (Penulis Kontributor Bandung, Reni Susanti | Editor Abba Gabrillin)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Cerita Uus, Lulusan SD yang Sukses berkat WFH dan Tanaman Hias
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.