Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Transmigran Muda, Nimas Sukses Rintis Bisnis untuk Angkat Ekonomi Warga

Kompas.com - 27/06/2022, 06:09 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Tak hanya itu. Tanah yang ditempati Nimas dan suami adalah sungai alam. Setiap hari dipastikan lahan tersebut digenangi air. Akibatnya, pasangan ini tak bisa memanfaatkan secara optimal lahan yang ditempati.

"Jadi dalam sehari dua kali air pasang. Sekali pasang itu 5 jam. Jadi, tanaman akan terendam dalam kurang waktu 5-7 jam dalam sekali pasang," kata Nimas.

Dia lantas berpikir dan mencari ide untuk mengubah kondisinya serta masyarakat di sekitarnya. Nimas juga sadar bahwa tak mungkin menggantungkan hidup dari bertani di lahan yang setiap hari tergenang air. 

"Saya putuskan pergi ke kota, mempelajari segala hal tentang UMKM, tentang berdagang, tentang berbisnis," kata Nimas.

Belajar bisnis dilakukan Nimas karena dia melihat ada banyak bahan baku di lokasi transmigran, tapi tidak bisa mengolah menjadi sesuatu yang punya nilai tambah. 

Hatinya tambah miris tatkala mendengar cerita dari para tetangga mengenai harga sayur yang murah. Sementara, tidak ada pilihan lain dari para transmigran kecuali bertani.

"Seandainya saya bisa membantu mereka. Seandainya mereka menjadi UKM, mungkin mereka tidak akan bekerja seberat itu," kata Nimas.

Baca juga: Gunakan Kapas Asli Lombok, Kerajinan Rajut Buatan Sri Wahyuni Laris di Pasaran

Setelah beberapa lama di kota, Nimas kembali ke desa transmigrasi, dia mulai berkomunikasi lebih intensif dengan para tetangga untuk mendiskusikan cara mengolah hasil bumi menjadi olahan yang lebih bernilai.

Dari mereka yang diajak diskusi, ada yang menerima ajakan Nimas. Namun tidak sedikit yang menolak.

Nimas tak patah arang. Dia terus bergerak dengan segala keterbatasan. Meski di desanya tak adanya aliran listrik serta akses jalan yang memprihatinkan, dia tetap berusaha merealisasikan idenya untuk memperbaiki kondisi warga transmigran.

Mengolah Hasil Bumi Menjadi Produk Bernilai Jual

Perlahan tapi pasti, Nimas merealisasikan rencana-rencana yang disusunnya. Dia merintis untuk membuat serbuk minuman yang berbahan baku empon-empon seperti jahe, kunyit, kencur, dan sebagainya

Sejauh ini ada delapan produk yang berhasil diproduksi dan dipasarkan oleh Nimas, yakni serbuk jahe merah, jahe merah original dengan gula, serbuk jahe merah tanpa gula.

Lainnya adalah jaheku (jahe merah dan kurma ajwa), jaseku (jahe merah, sereh, kunyit), jasekas (jahe merah, sereh, kayu manis), jaheNdan (jahe merah, kurma ajwa, dan pandan), serta saraba (jahe merah, kayu manis, dan telur bebek).

Nimas Pramesti Dewi Oktaviana mengolah sendiri bahan baku menjadi serbuk minuman jaheDok pribadi Nimas Pramesti Dewi Oktaviana Nimas Pramesti Dewi Oktaviana mengolah sendiri bahan baku menjadi serbuk minuman jahe

Tak hanya minuman serbuk jahe, Nimas juga memproduksi sale pisang crispy untuk dijual ke konsumen.

"Saya juga melayani pesanan aneka serbuk herbal sesuai permintaan," jelas dia.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan 'Blended Finance' ke Adena Coffee
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan "Blended Finance" ke Adena Coffee
Program
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Jagoan Lokal
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni  Naikkan Target Giling
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni Naikkan Target Giling
Program
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Jagoan Lokal
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
Training
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau