Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Sukses Bisnis Warung Kopi Sasetan, Untungnya Kelewatan

Kompas.com - 15/07/2022, 21:33 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Kamu pasti sering sekali menjumpai warung kopi sampai penjual kopi keliling atau mangkal di pinggir jalan. Pembelinya tidak cuma satu dua orang, tetapi kadang menimbulkan antrean.

Bisnis yang kelihatannya sepele, tapi hasilnya tidak main-main. Jika per hari dapat menjual 50 gelas kopi seharga Rp 3.000, omzet yang diperoleh Rp 150.000 atau Rp 4,5 juta sebulan. Dari dagang kopi saja, pendapatan bisa sama dengan pegawai.

Warung kopi atau penjual kopi keliling biasanya tidak hanya menjajakan minuman si hitam manis ini saja. Pasti dimeriahkan dengan aneka minuman berwarna lain yang disajikan panas maupun dingin. Harga setiap minuman berbeda, ada yang sampai Rp 10 ribu per gelas.

Kalau tidak punya lapak untuk berniaga, kamu bisa mengakalinya dengan keliling menggunakan sepeda atau motor. Sesekali bisa berhenti dan mangkal sejenak di depan gedung perkantoran, taman, pabrik, tempat pemancingan, dan lokasi lain yang berpotensi banyak pembeli.

Jualan kopi paling mudah dijalankan untuk pemula. Modalnya murah meriah, karena harga kopi ketengan di distributor hanya Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per saset. Kalau kamu jual Rp 3.000 per gelas, keuntungan sekitar Rp 1.500 sampai Rp 2.000.

Buat kamu yang ingin membuka warung kopi sasetan, ini tips suksesnya, seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Lengkapi dengan menambah menu makanan

Minum kopi paling enak bersanding dengan camilan. Tidak ada salahnya kamu menambah camilan atau makanan agak berat agar warung punya banyak variasi menu. Contohnya roti bakar, roti ketengan yang harganya Rp 2.000, mie goreng dan rebus, dan aneka gorengan.

Pasti orang bakal betah di warungmu. Yang tadinya hanya niat ngopi cantik, pasti tak tahan melihat camilan di depan mata. Akhirnya, bisa menghabiskan uang lebih banyak. Tambah juga minuman lain, seperti es soda gembira, es jeruk, es teh manis, dan minuman berwarna lain yang dapat melepas dahaga.

2. Berikan pelayanan terbaik

Pelayanan terbaik tidak memandang usaha besar atau kecil. Setiap pebisnis wajib melayani konsumen dengan ramah, sopan, senyum, dan sapa. Pendekatan konsumen di bisnis kecil seperti warung kopi justru bisa lebih mendalam.

Misalnya saat konsumen sedang minum kopi sendirian, kamu dapat memulai percakapan hangat yang bisa membuat mereka nyaman. Dengan begitu, konsumen pasti akan datang lagi ke warungmu atau menjadi pelanggan setia karena kamu dapat dijadikan ‘teman bicara’ yang enak.

3. Selalu menjaga kebersihan

Kebersihan adalah harga mati dari bisnis makanan dan minuman. Oleh karenanya, selalu jaga kebersihan di warung sampai perlengkapan jualan. Jika kamu menggunakan gelas untuk penyajian minuman, pastikan dalam keadaan bersih ketika disuguhkan ke konsumen.

Tidak ada kerak menempel, sabun bekas cuci gelas yang belum bersih, bau sabun, dan dalam keadaan basah. Pun dengan piring, sendok, hingga meja dan lantai warung. Selalu bersihkan ketika konsumen selesai minum dan makan, jangan sampai ada abu rokok bertebaran. Sapu dan pel lantai agar tetap bersih dan harum. Jadi, konsumen pun betah.

Baca Juga: Ingin Memulai Bisnis kopi? Pahami Dulu Cara Menghitung Target Penjualannya

4. Rambah layanan pesan antar online

Warung kopi identik dengan penjualan offline. Kamu bisa merambah layanan pesan antar online berbasis aplikasi. Jadi, pembelinya semakin banyak dan luas. Ketika dagang offline sedang sepi, masih ada pembeli online.

Buat harga jual yang tepat, karena biasanya ada biaya bagi hasil antara merchant dan penyedia platform transportasi online dengan besaran yang berbeda setiap perusahaan.

5. Membuat pembukuan

Biarpun bisnis cuma warung kopi sederhana, kamu tetap harus membuat pembukuan. Mencatat setiap transaksi yang masuk dan keluar sejak awal bisnis dijalankan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com