"Saya coba mencari supllier yang memproduksi kulit kayu juga. Akhirnya saya dapat di Yogyakarta. Untuk pengerjaan bahan tasnya di Yogyakarta lalu dikirim balik ke Jayapura," ujar Serra.
Ia pun tak menampik harus berhadapan dengan ongkos kirim yang mahal dari Yogyakarta ke Jayapura meskipun harga bahan baku tas kulit relatif murah. Namun, pilihan sulit tersebut harus dipilih agar usahanya tetap berjalan. Di Jayapura Serra juga sulit untuk sumber daya manusia yang mengertii teknik penjahitan, ketersediaan kulit imitasi, dan aksesoris tas.
Pemasaran Reymay Art dilakukan secara online seperti melalui website, Instagram, dan Whatsapp. Ada juga penjualan secara offline seperti kerjasama di toko oleh-oleh di Jayapura. Sesekali, ia mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah untuk menggelar dagangannya di festival-festival budaya seperti Festival Danau Sentani.
"Awalnya saya jualan via Instagram lalu coba Whatsapp Bussiness. Dari Whatsapp Bussines saya tahu ada fitur catalog. Secara pribadi penjualan lebih banyak lewat online. Saya paling jauh kirim ke Jakarta dan Gorontalo," kata Serra.
Baca juga: 5 Tips Memotret Produk Fashion, Pelaku UMKM Wajib Catat!
Penjualan kerajinan tangan di Reymay Art tergantung pesanan. Pesanan ia terima lewat Instagram maupun Whatsapp. Order kemudian dilanjutkan dengan pembuatan kerajinan kulit kayu.
Pembuatannya pun dibantu oleh para saudaranya. Pengerjaan dilakukan di rumahnya masing-masing. Setelah siap, barang pun siap dijual.
Lukisan di kulit kayu Khombow misalnya dijual seharga Rp500.000-Rp800.000. Omzet yang Serra dapatkan dari penjualan kerajinan kulit kayu ini mencapai Rp20 juta per bulannya. Meskipun begitu, omzet yang Serra dapatkan tak menentu lantaran tergantung pesanan yang masuk.
WhatsApp bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI) kembali melanjutkan kolaborasi untuk memberdayakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) muda. Dengan begitu, generaasi baru wirausahawan digital yang bisa memanfaatkan sumber daya lokal bisa lahir.
Manajer Kebijakan Publik Whatsapp Indonesia, Esther Samboh mengatakan, Whatsapp dan PJi menghadirkan program percontohan JagoWAn Digital UKM. Jayapura merupakan satu dari tiga kota yang dipilih sebagai target program. Dua kota lainnya adalah Blitar dan UMKM.
"Whatsapp mendukung dan berkomitmen mendukung pemulihan ekonomi dunia termasuk Indonesia. Kami ingin memberikan dukungan penuh kepada UMKM jagoan lokal. Kami coba di Jayapura, Pangandaran, dan Blitar," kata Esther saat ditemui di sela-sela rangkaian acara JagoWAn Digital UKM di Jayapura, Jumat siang.
Baca juga: 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan oleh Pengusaha Pemula
Ketiga kota tersebut dipilih karena pertumbuhan jaringan UMKM yang tinggi serta dukungan yang kuat dari dinas perdagangan daerah untuk mendorong pemulihan dan pemberdayaan sektor ekonomi lokal. Selain itu, Whatsapp ingin ada pemerataan kesempatan akses pemasaran digital untuk para pelaku UMKM di Indonesia termasuk hingga ke Indonesia bagian timur.
"Kami ingin mendukung digitalisasi UMKM lewat Whatsapp Business. Memang banyak pihak lain yang bisa berpartisipasi mendukung. Whatsapp ingin jadi salah satu dari bagian ekosistem bisnis digital," tambah Esther.
Untuk memperkuat tekad peserta dan semangat mereka dalam menginspirasi pengusaha lain di komunitasnya, WhatsApp mengundang Reza Nurhilman, pengusaha sekaligus pemilik keripik merek Maicih ke Jayapura. Reza nantinya membagikan cerita terkait pengembangan bisnis Maicih kepada dengan para pengusaha muda serta mengunjungi sejumlah UMKM yang juga berjualan di WhatsApp.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.