"Paling banyak dicari itu kopi dari Pegunungan Lanijaya, kopi tiong," ujar Yafeth.
Baca juga: Punya Cita Rasa Unik, Kopi asal Bengkulu Sangat Digemari Orang Malaysia
Omzet yang diraih Yafeth mencapai Rp 20 jutaan per bulan. Dari perkembangan bisnisnya, Yafeth berhasil membuka dua cabang kedai kopi di tahun 2020. Yafeth pun mendedikasikan sebagian dari keuntungan usahanya untuk memberikan pelatihan gratis bagi pemuda setempat dan petani kopi.
"Pelatihan untuk pemuda seputar keahlian barista dasar. Pelatihannya mencakup cara membuat espresso, late art, manual brew," kata anak kedua dari lima bersaudara tersebut.
Pelatihan barista tersebut difokuskan di salah satu kedai kopi Highland Roastery. Sejauh ini, Highland Roastery sudah memberi pelatihak ke 60 orang. Pelatihan diberikan secara private dengan kuota hingga dua orang per bulan.
Yafeth juga membuka pelatihan barista berbayar. Yafeth mengenakan biaya sekitar Rp 2-4 juta untuk pelatihan tergantung pada modul pelatihan seperti pemanggangan, pembuatan bir manual, dan basis espresso.
"Setelah ikut pelatihan, ada yang kerja di kafe kami, ada yang bikin usaha sendiri dengan ambil kopi dari kami. Ada beberapa yang kami latih dan buka kafe sendiri," ujar Yafeth.
Baca juga: 10 Kopi Terbaik dari Petani Jabar Akan Pameran Ikut World of Coffee di Italia
Upaya Yafeth memberdayakan memberdayakan petani kopi lokal juga dilirik negara tetangga. Baru-baru ini, Yafeth menerima dana dari pemerintah Australia untuk melatih petani tentang pemrosesan pasca panen. Pelatihan yang diberikan meliputi kondisi optimal untuk pemetikan ceri kopi, pemilihan ceri yang optimal, dan penyimpanan biji kopi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.