Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Marsianus Rimun, Rintis Usaha Restoran dari Keluhan Wisatawan

Kompas.com, 23 Oktober 2022, 07:00 WIB
Markus Makur,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Marsianus Rimun yang besar di dunia pemandu wisata punya insting bisnis yang kuat. Ia sadar adanya peluang usaha untuk membuka restoran untuk wisatawan mancanegara di Kota Borong, Ibukota Kabupaten Manggarai Timur. Kini, warga Reweng, Tengkulawar, Kecamatan Lamba Leda, Manggarai Timur akhirnya menekuni usaha restoran itu.

Marsianus menjelaskan ia dan rekan-rekan sesama pemandu wisata di Kota Labuan Bajo, Ibukota Kabupaten Manggarai Barat mendirikan sebuah wadah Persatuan Keluarga di Labuan Bajo bernama "RENCENG CA" pada tahun 2018.

Persatuan itu terdiri dari semua para pelaku pariwisata yang berasal dari Lamba Leda Raya dan Elar Raya yang bekerja di Kota Labuan Bajo sebagai pemandu wisata.

Seiring dengan persatuan ini semakin maju dan berkembang, muncullah beberapa ide dari rekan-rekan dari persekutuan agar ia kembali ke Kota Borong. Mereka bermaksud untuk membangun usaha Kuliner yang hanya untuk melayani para wisatawan yang melakukan perjalanan di Flores.

Baca juga: Andri Tulle Angkat Pamor Kopi Flores lewat Brand Kopito Borong

Kota Borong letaknya diantara Bajawa - Ruteng pun sebaliknya. Wisatawan pasti membutuhkan toilet, makan dan minum. Mengapa rekan-rekannya dalam persatuan meminta Marianus yang membuka kuliner?

Dasarnya, lanjut Marsi, biasa disapa, karena mereka tahu bahwa ia pernah mengelola sebuah restoran yang di Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Nama restorannya, yaitu, Sape Cafe pada tahun 1994-1997.

Kemudian, ketika wisatawan masuk di Kota Borong untuk makan siang, selalu ada keluhan dari wisatawan kepada pemandu atau kepada travel agent yang mengatur perjalanan mereka. Para wisatawan mengeluh lantaran belum ada rumah makan yang standar untuk orang-orang barat.

Marsi pun tergugah untuk menerima tawaran membuka restoran dari rekan-rekan pelaku pariwisata di Kota Labuan Bajo.

Peluang Usaha dan Bujuk Istri Buka Restoran

Marianus Rimun, warga Reweng, Tengkulawar, Kecamatan Lamba Leda, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur membaca peluang membuka usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya restoran untuk wisatawan mancanegara, nusantara, dan lokal di Kota Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur.DOK. Pemilik Restoran Chembos/Marsianus Rimun) Marianus Rimun, warga Reweng, Tengkulawar, Kecamatan Lamba Leda, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur membaca peluang membuka usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya restoran untuk wisatawan mancanegara, nusantara, dan lokal di Kota Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur.

Marsi menjelaskan, pelaku dan pemandu serta agen travel di Kota Labuan mengetahui peluang menggeluti Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Borong yang membawa keberuntungan dan keuntungan ekonomi.

Dari segi rute perjalanan wisata dari Labuan Bajo-Ruteng tembus Bajawa, wisatawan pasti istirahat sejenak untuk makan, toilet serta tempat minum kopi yang sesuai standar wisatawan mancanegara dan nusantara.

"Bagi saya saran dari rekan-rekan pelaku wisata, pemandu wisata dan agen travel sebuah tantangan serta peluang bagus dengan membangun jejaring. Saya tahu bahwa mereka pasti memandu tamu yang berwisata overland dari Labuan Bajo-Maumere. Dan mereka pasti merekomendasikan tamu untuk makan, minum di Kota Borong," jelas Marsi.

Marsi menjelaskan, ia didukung oleh istrinya yang suka memasak maka ia meminta istrinya untuk berhenti menjadi guru Tenaga Harian Lepas (THL) di SDK Bugis. Ia membutuhkan waktu yang cocok untuk menyakinkan istrinya membuka usaha restoran di Kota Borong.

Ia juga membujuk istrinya agar berhenti untuk mengajar, tetapi istrinya belum yakin dengan bujukannya. Istrinya tetap memilih mengajar sebagai tenaga harian lepas (THL). Namun, ia tak hilang ide atau cara untuk membujuk dan menyakinkan istrinya.

Baca juga: Melkianus Lubalu, dari Kernet Truk hingga Jadi Pengusaha Sukses di NTT

Marsi mengisahkan, saat itu ia masih aktif menjadi pemandu wisata. Sekitar awal 2018 itu, Marsi melakukan overland tour di Flores selama 10 hari, dan hari kelima tamu-tamunya harus makan siang di Borong. Posisi Marsi dan para kliennya waktu itu masih di Kota Bajawa.

"Saya menelepon istri saya bahwa besok tamu saya makan siang di rumah, jumlah tamu saya ada 16 orang, tolong siapkan makan dirumah. Lalu, saya mengirimkan dia jenis-jenis makanan yang dipesan oleh tamu-tamu tersebut," kata Marsi.

"Alhasil. Semua jenis makanan yang sudah di pesan ternyata di lidah orang barat sangat enak dan mereka berkata: "The food very delicious", kemudian tamu membayar makanan yang sudah mereka sudah makan dan tamu-tamu tersebut memberikan tipping (persenan) kepada istri saya diluar harga makanan. Dari situ, istri saya mengundurkan diri dari guru dan menekuni usaha yang ada sekarang," lanjut Marsi.

Marsi menjelaskan, menu di restorannya tidak baku dan tergantung ketersediaan di pasar lokal. Oleh karena itu, tak ada papan menu khusus untuk menulis menu yang tersedia untuk hari ini. Di restoran ini juga disediakan WIFI gratis.

"Lauk pauk dan sayur mayur di restoran dibeli di pasar lokal sesuai yang dipesan tamu. Biasanya, turis memesan menu ikan segar sehingga ia biasa beli di pasar. Turis tidak suka ikan yang sudah taruh di kulkas," lanjut Marsi.

Menetap di Borong Sejak 2009

Sejumlah wisatawan mancanegara sedang menikmati makanan di Restoran Chembos di Kota Borong, Ibukota Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur. 
KOMPAS.com/MARKUS MARKUR Sejumlah wisatawan mancanegara sedang menikmati makanan di Restoran Chembos di Kota Borong, Ibukota Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.

Marsi menjelaskan, dirinya sudah menetap di Kota Borong sejak 2009. Namun, ia lebih banyak di Kota Labuan Bajo untuk memandu wisatawan mancanegara dan nusantara di Pulau Flores.

Marsi, sejak 1999 bekerja sebagai pemandu wisata di Kota Labuan Bajo dan Flores. Ia masih anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Manggarai Barat dengan menguasai bahasa Indonesia, Inggris, Jerman dan Belanda.

Baca juga: Ciptakan Lapangan Kerja, 22 Pemuda NTT Ikut Pelatihan dan Sertifikasi Barista

Marsi memberi nama tempat usahanya yakni Restoran Chembos. Nama ini memiliki filosofi orang Manggarai Timur.

"Karena lidah orang orang barat ketika Cembos, mereka akan membacanya, kembos. Oleh karena itu, kata itu ia sisipkan huruf "h" di antara "c dan e" sehingga orang barat bisa mengucapkan Cembos (ucapan indonesia)," kata Marsi.

Arti kata Chembos, menurut versi  orang Lamba Leda di Manggarai Timur bisa diartikan, embun, dingin, sejuk, segar. Namun, Marsi punya penjelasan soal Chembos.

"Jadi nama Chembos itu dimaknai sesuatu yang terasa dingin di tenggorokan ketika kita minum minuman yang dingin atau sejenis lainya. Jadi sasarannya adalah tenggorokan dan bisa juga lidah sebagai perasa selain usaha restoran, saya masih aktif meng-handle tamu yang berwisata di Pulau Flores," jelas Marsi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau