Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah UMKM Bangkit dan Naik Kelas di Kala Pandemi Bersama GoFood...

Kompas.com - 31/10/2022, 10:22 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menyerang jantung para pengusaha kuliner. Ribuan restoran dan rumah makan mati gara-gara pagebluk yang menjalar cepat. Kehidupan para pengusaha kuliner termasuk di kategori Usaha Kecil Menengah (UMKM) berada di titik nadir.

Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), ada lebih dari 1.000 restoran tutup permanen sejak pandemi melanda Indonesia pada Maret 2020 hingga Juli 2021. Pandemi tak mengizinkan pelanggan makan di tempat. Omzet melorot, pemutusan hubungan kerja (PHK) bahkan akhirnya usaha gulung tikar.

Di balik cerita-cerita kengerian yang membanjiri hari-hari di tengah pandemi, ada kisah-kisah pelaku UMKM kuliner yang bisa bertahan bahkan mengepakkan sayap usahanya. Mereka adalah orang-orang yang terpilih lantaran berhasil memanfaatkan ekosistem digital. Ya, mereka menggunakan ekosistem GoFood untuk bertahan, bangkit, dan mengembangkan usahanya.

***

Lathiful Amri (30) beralih dari pekerjaannya di bidang pariwisata ke usaha kuliner jelang akhir tahun 2019. Saat itu, pandemi Covid-19 belum menghantui Indonesia. Berbekal keyakinan untuk berwirausaha, Lathiful membuka warung Pancong Ruang Rasa di Depok, Jawa Barat.

Meski sempat terhantam badai di awal pandemi selama tiga bulan, Lathiful tetap optimistis. Saat itu, banyak orang yang berpikir ulang untuk menghabiskan uang untuk wisata kuliner. Namun, Lathiful justru melihat peluang lain membuka usaha kuliner di tengah pandemi Covid-19.

"Sebenarnya saat pandemi itu justru langkah yang terbaik buat kita usaha untuk
mengarah ke online food karena dari perilaku customer udah berubah yang
biasanya mereka biasanya beli offline jadi online," ujar Lathiful kepada Kompas.com di Jakarta beberapa waktu lalu.

Baca juga: Gratis, Ini Syarat dan Cara Daftar GoFood 2022 Online

Analisis Lathiful tepat. Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) berjudul Perilaku Baru Konsumen Indonesia dalam Bertransaksi Digital di Masa Pandemi COVID19 – Studi Kasus Gojek yang dirilis pada Agustus tahun 2020 menyebutkan, mayoritas konsumen menjadi lebih sering dalam menggunakan layanan GoFood yakni 65 persen lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.

Pengeluaran konsumen per bulan untuk pemesanan makanan lewat GoFood pun meningkat sebanyak 26 persen. Sebagian besar konsumen memanfaatkan layanan GoFood untuk memesan makanan untuk keluarga dan teman pada semester awal pandemi Covid-19. Tren pemesanan sehat pun dilakukan melalui GoFood.

Group Head of Merchant Marketing Gojek dan GoTo Financial, Bayu Ramadhan (kiri); Pemilik Usaha Pancong Ruang Rasa dan Ketua KOMPAG Depok, Lathiful Amri (tengah); dan Head of Food & Platform Merchant Marketing GoTo, Felicia Wijaya dalam diskusi bersama media di Jakarta, Senin (17/10/2022). KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Group Head of Merchant Marketing Gojek dan GoTo Financial, Bayu Ramadhan (kiri); Pemilik Usaha Pancong Ruang Rasa dan Ketua KOMPAG Depok, Lathiful Amri (tengah); dan Head of Food & Platform Merchant Marketing GoTo, Felicia Wijaya dalam diskusi bersama media di Jakarta, Senin (17/10/2022).

Di awal berbisnis, Lathiful tak hanya membuka gerai-gerai untuk pengunjung yang datang, melainkan juga menyediakan channel pemesanan secara online. Pancong Ruang Rasa pun dihadirkan lewat GoFood. Diversifikasi channel pemesanan pun memudahkan calon konsumen penikmat kue pancong itu.

Analisis bisnis Lathiful pun terbukti pada bulan Juni 2022. Omzet mulai merangkak naik pada bulan Juni 2020, bahkan menembus angka 100 persen pada bulan Oktober di tahun yang sama.

“Omzet naik di setelah PSBB, bulan Juni. Bulan Maret, April, Mei itu tiga bulan itu suffer semua. Orang-orang nahan keluarin uang. Setelah itu, baru naik omzet. Melejit tuh,” ujar Lathiful.

Kesuksesan Lathiful pun tak lepas dari komunitas sesama pengusaha kuliner di Depok, Jawa Barat yaitu Komunitas Partner GoFood (KOMPAG). Dari sana, Lathiful bisa meningkatkan literasi digital untuk bisnisnya. Lathiful sadar berkomunitas tak hanya menguntungkan secara ekonomi, melainkan juga bisa menambah pengetahuan.

“Komunitas juga membantu untuk edukasi, informasi, kolaborasi. Sesama pengusaha malah justru bikin usaha bareng,” ujar Lathiful.

Baca juga: GoFood Luncurkan Inovasi Teknologi Rekomendasi Berbasis Pencarian

KOMPAG merupakan komunitas yang didirikan GoFood pada Oktober 2019 dan menjadi komunitas pertama yang menyediakan serangkaian program edukasi, pelatihan dan kesempatan berjejaring bagi pelaku UMKM kuliner di industri online food delivery Indonesia.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau