KOMPAS.com - Sumatera Utara memiliki beragam varian kopi. Dan, salah satu yang belakangan mulai naik daun adalah kopi dari Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara.
Daerah Siborongborong merupakan dataran tinggi yang berada di kawasan Danau Toba. Karena itu pula, daerah ini banyak menghasilkan kopi jenis arabika.
Salah satu brand lokal yang aktif mengangkat kopi Siborongborong adalah Togato Coffee.
Baca juga: Keuntungan dan Manfaat Gunakan Ekosistem Digital Versi CEO Parfum HMNS
Saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (30/10/2022), Raulan (58), selaku pemilik Togato Coffee begitu bersemangat membagikan kisah perjalanan usaha kopi yang sudah dirintisnya sejak 2016 lalu.
Saat itu, kopi yang dijualnya masih menggunakan kemasan sederhana, hingga pada 2019 ia memutuskan untuk rebranding dan mendaftarkan usahanya.
“Saya buat izin usaha yang baru tahun 2019 pakai Online Single Submission (OSS). Habis itu seiring waktu saya urus izin halalnya, tahun ini juga terbit BPOM,” tutur Raulan.
Tidak hanya dari segi legalitas, Raulan pun konsisten dalam menjaga kualitas produk Togato Coffee. Di tengah gempuran pengolahan kopi yang modern, Raulan tetap menggunakan alat-alat tradisional agar kopi organik yang dihasilakan dari kebunnya sendiri ini tetap terjaga cita rasanya.
“Ini belum pakai mesin pengupas kulit, masih pakai lupang kami jadi itulah tradisional untuk mengupas kulit tanduk. Tradisionalnya untuk pengolahan roasting itu pakai tanah liat gerabah karena hasil kopinya akan lebih wangi,” sambungnya.
Baca juga: 7 Kiat Belajar Keahlian Baru di Tempat Kerja
Mulai dari segi kemasan, Raulan sangat memperhatikan segi visual dan kepraktisannya bagi konsumen. Ia menciptakan kemasan pouch untuk drip coffee bubuknya dengan ukuran yang lebih efisien agar terjaga mutu dan kualitasnya.
“Kita pilih yang kemasan 100 dan 200 gram, karena kalau sudah dibuka dan tidak langsung habis akan berkurang mutunya. Namanya konsumen, kita jamin di penyimpannya pasca dibuka, itu lah yang membuat kita supaya terjaga berarti kemasannya lebih bagus diperkecil,” jelas Raulan.
Selain kemasan pouch, Raulan juga membuat kemasan cup 3 in 1. Kemasan ini ditujukan bagi konsumen yang ingin praktis, dan kustom sesuka hati penggunaan creamer serta gula arennya.
Jangan khawatir, bahkan sampai gula arennya pun sudah memiliki legalitas halalnya, lho.
Sebagai Usaha, Kecil dan Menengah (UKM), cita rasa khas kopi dari Togato Coffee ini sudah ‘mejeng’ di beberapa tempat. Mulai dari Tangerang hingga Sarinah, Togato Coffee juga dapat dijumpai di Bandara Kualanamu, Bandara Silangit, dan outlet oleh-oleh.
Raulan mengaku, kopi dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 50.000 ini kerap dilirik oleh konsumen baik di dalam maupun di luar negeri dengan jumlah pesanan yang tidak sedikit.
Baru-baru ini, kopi yang produk unggulannya jenis arabika pilihan dengan tingkat roasting medium dark ini dilirik eksportir asal Eropa.
“Sudah mulai dilirik oleh eksportir, mudah mudahan, ada yang pesan yang 500 buah kalau untuk contoh dari Eropa, ini tantangan bagi saya,” tutur Raulan.
Selain menjadi pemilik Togato Coffee, Raulan yang berprofesi sebagai konsultan untuk UMKM ini berpesan kepada pegiat UMKM untuk tidak takut dan terus berinovasi, agar usaha yang dimiliki mampu bersaing.
Menurutnya yang sudah terjun di dunia kopi ini selama bertahun-tahun, proses dan inovasi lah yang bisa membuat UMKM bertahan dan menjadi penopang ekonomi di Indonesia.
“UMKM pemula harus tidak takut, harus berinovasi, karena semua tidak ada yang tiba tiba, semua berproses. Jadi saya suka bilang memang kita UMKM itu harus kuat dan tangguh jadi tidak boleh ikut-ikutan saja, jadi kita tau prosesnya,” tutup Raulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.