JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia perekonomian kerap mengalami perubahan seiring perkembangan zaman sehingga seorang pengusaha perlu memiliki manajemen risiko yang baik.
Perubahan dinamika ekonomi tersebut bisa berbentuk apa pun, termasuk berdampak kerugian bagi para pengusaha.
Tak hanya bagi pengusaha besar, melainkan juga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Efeknya dapat menimbulkan domino effect pada sektor tertentu dari skala kecil, bahkan hingga keseluruhan sektornya.
Untuk itu, para pelaku usaha membutuhkan sistem manajemen risiko yang tepat dan baik mulai dari proses identifikasi, analisis, evaluasi, pengendalian, hingga pengalihan risiko yang muncul dalam usaha.
Alasan utama penting bagi UMKM memiliki manajemen risiko adalah karena kerugian yang dialami dapat berdampak langsung pada kegiatan operasionalnya, termasuk potensi pemberhentian kerja pegawai.
Berikut ini merupakan empat strategi dasar manajemen risiko yang perlu dimiliki pelaku UMKM.
Misalnya, mempertimbangkan biaya produksi yang berlebihan, utang modal, cara mengatasi suara konsumen, atau kemampuan dasar karyawan.
Kamu harus berani bertanggung jawab dan menerima konsekuensi yang mungkin terjadi karena risiko bisnis yang dialami.
Ketika risiko sudah terjadi, perlu adanya kesadaran untuk menerima dan menghadapinya secara tepat contohnya saat karyawan salah meng-input data atau terjadi kerugian karena komplain pelanggan.
Jangan memaksakan pembelaan diri dan terima kesalahan, lalu berikan solusi yang tepat.
Carilah tindakan yang dapat mengurangi kerugian dari sebuah risiko yang mungkin bisa terjadi.
Setiap usaha pasti memiliki potensi untuk menghadapi risiko, tapi dampaknya bisa dikurangi atau dicegah dengan langkah lain misalnya mengeluarkan modal lebih untuk membeli CCTV atau alarm kebakaran.