JAKARTA, KOMPAS.com - Kopi Sembalun merupakan salah satu jenis kopi lokal asal Lombok Timur yang sedang terus dikembangkan saat ini.
Sebenarnya, produk tani kopi sudah ada di daerah Sembalun sejak lama. Bahkan, sejak zaman Belanda dan menjadi salah satu hasil tani di wilayah Nusa Tenggara Barat. Hanya saja, upaya penanaman tidak banyak begitu pula hasilnya.
Pendiri dan pemilik Loka Coffee, Hajrul Azmi menyampaikan upaya memperbanyak hasil kopi tersebut pun sudah mulai digerakkan sejak zaman order baru.
"Kalau untuk diperbanyak (hasil kopi), di daerah saya, Desa Sajang, itu mulai diperbanyak sejak zaman order baru. Namun, di sana untuk menanam jenis kopi Arabika kurang bagus sehingga hanya kopi robusta yang ditanam di sana," tutur Azmi saat kesempatan wawancaranya bersama Kompas.com pada Jumat (2/12/2022).
Baca juga: Kozi Coffee, Manfaatkan Pasar Pecinta Kopi dengan Bermodalkan Passion
Setelah perjalanan yang cukup lama dengan pasang surutnya, Azmi mengungkapkan orang-orang sudah mulai banyak yang kembali bertani kopi sejak 2019. Menurutnya, nama Kopi Sembalun sendiri hadir karena memang produk kopi itu berasal dari daerah tersebut.
"Kita namakan Kopi Sembalun karena memang diambil dari daerah Sembalun. Kita tidak mengambil dari daerah lain sama sekali," ujar Azmi.
Saat ini, usaha Loka Coffee milik Azmi berkembang dengan menjual beberapa produk jenis produk kopi, yaitu grind beans, roasted beans, dan kopi bubuk. Semua produk tersebut juga terdiri dari dua macam bahan baku, yaitu kopi arabika dan robusta.
"Kalau bentuk lain belum ada, seperti yang siap minum atau bubuk mixed yang dicampur gula begitu, kita belum ada. Masih produk murni kopi tanpa campuran apa pun," jelas Azmi.
Namun, ia menyampaikan bahwa tentu saja Loka Coffee memiliki rencana untuk mengembangkan dan menjual jenis produk kopi lain. Mereka ingin membuat produk kopi sachet, tapi masih dalam proses pencarian kemasan yang tepat.
Keunikan utama dari Kopi Sembalun salah satunya adalah karena kopi ini ditanam dan tumbuh di lereng gunung berapi. Lebih tepatnya Gunung Rinjani dengan ketinggian mencapai 1.800 meter di atas permukaan laut.
Kopi ini juga memiliki ciri khas rasa yang tidak dimiliki kopi lain. Misalnya, untuk kopi arabika Sembalun memiliki rasa yang lebih kompleks, fruity, dan citrusy dari pada kopi sejenis dari daerah lain.
Baca juga: Industri Kopi Diprediksi Bangkit dari Mati Suri Pasca-Pandemi Covid-19
Keunggulan terakhir menurut Azmi adalah kopi Sembalun terhitung sebagai produk kopi limited edition.
"Kami belum produksi secara banyak, tapi untuk dua atau tiga tahun ke depan mungkin akan bisa diproduksi lebih banyak ya," ujar Azmi dengan diiringi tawanya.
Azmi menyampaikan, minat konsumen dari produk Loka Coffee sebenarnya sudah sangat luas, bahkan hampir mencapai skala nasional. Namun, mereka masih menghadapi beberapa kendala, utamanya perihal dokumen perizinan.
"Kita masih terkendala izin, seperti sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), label halal belum keluar, masih proses. Kemudian, untuk sertifikat Makanan Dalam (MD), juga masih diproses," ungkap Azmi.
Azmi berencana, ketika semua dokumen legalitas tersebut sudah terpenuhi, ia akan melanjutkan pemasaran ke luar daerah dengan lebih gencar bahkan hingga pengiriman dengan skala nasional.
Baca juga: Coffee Mocktail, Tren yang Menjadi Peluang Bisnis Baru Industri Kopi
Saat ditanyakan seputar pemasaran ke luar negeri, Azmi mengakui bahwa usahanya ini masih belum berkapasitas cukup untuk memenuhi standar ekspor.
Namun, ia pernah mendapatkan kesempatan untuk mempromosikan produk kopinya kepada konsumen di Malaysia, bahkan sempat dikunjungi oleh peminat kopi dari Amerika dan Prancis.
Bukan tidak mungkin, di waktu mendatang, Loka Coffee dapat mengekspor produknya karena sudah banyak peminat luar yang tertarik dengan Kopi Sembalun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.