BATU, KOMPAS.com - Rakhmat Hardiyanto (38) merupakan petani asal Desa Bumiaji, Kota Batu yang sukses menggeluti agribisnis dengan jenis komoditas jambu kristal.
Tidak seperti petani pada umumnya, dia melek terhadap teknologi pertanian yang diyakininya dapat meningkatkan produktivitas usahanya.
Salah satu alat yang digunakan yakni konveyor digital yang dilengkapi dengan sensor kamera dan monitor untuk menyortir kualitas ukuran serta bentuk dari jambu kristal yang dihasilkan. Alat tersebut dapat mengukur akurasi dari bentuk bulat jambu kristal. Cara yang dilakukannya itu untuk menyesuaikan permintaan pasar.
Baca juga: Usaha Apple Pie d'kokimo Berawal dari Hobi Kuliner
"Kalau nilainya di atas 85 persen itu masuk pada grade yang bagus, karena toko-toko yang kita suplai itu sekarang ada yang minta jambu kristal dengan bulatannya yang hampir sempurna," kata Rakhmat pada Senin (12/12/2022).
Menurutnya, penerapan dari cara itu menjadi bagian dari teknologi pertanian pasca-panen untuk meningkatkan daya saing kualitas buah.
"Kebanyakan petani hingga saat ini mereka permasalahannya ada di pemasaran, sedangkan ketika masuk ke toko-toko ritel itu kan permintaan menyesuaikan, maka kita harus bisa beradaptasi melalui teknologi," katanya.
Kini di lahannya, setiap panen dapat menghasilkan sekitar 100 kilogram hingga 150 kilogram buah jambu kristal. Sedangkan di lahan dengan luas 4.800 meter persegi itu terdapat 400 pohon jambu kristal.
Adapun jambu kristal yang dijualnya dihargai mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 12.500 setiap kilogramnya.
"Pemasaran di Malang, Surabaya, Semarang, Jakarta dan Bali, tapi saya ada 50 petani mitra lainnya, jadi setiap hari produksi sekitar 3 kwintal, omzet sekitar Rp 3 juta," katanya.
Selain itu, Rakhmat juga memiliki inovasi, dari buah yang dihasilkannya diolah menjadi rujak dan roti pastry terbuat dari jambu kristal untuk dijual kembali.
Lebih lanjut, saat ini, dia bersama Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya tengah mengembangkan sistem pertanian berbasis teknologi secara digital atau IoT (Internet of Thing). Tim ini membuat greenhouse tanaman buah melon untuk lebih memudahkan, dengan sistem IoT atau Internet of Thing.
Kolaborasi itu juga sesuai dengan status yang disandang Rakhmat saat ini sebagai Duta Petani Milenial dari Kementerian Pertanian RI. Selain itu, Rakhmat juga Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Bumiaji Sejahtera.
Saat ini dia memiliki tugas untuk meningkatkan keberadaan petani milenial di Kota Batu dan meningkatkan kapasitas SDM (Sumberdaya Manusia) yang ada. Kemudian mendampingi terkait keberlangsungan usaha yang dijalankan, dan memberikan literasi pertanian.
"Program doktor mengabdi merupakan booster literasi, kami kolaborasi karena kami bukan peneliti, kami aplikator," katanya.
Baca juga: Nice Cream Akrabkan Produk Es Krim Sehat dengan Lidah Anak-Anak
Rakhmat berharap, sudah saatnya petani tidak lagi menggunakan cara-cara tradisional dalam bertani. Penerapan teknologi sudah menjadi kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi serta kontrol pada produk pertanian.