JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Perkreditan Rakyat (BPR) maupun BPR Syariah selama ini banyak bersinggungan dengan aktivitas UMKM. Seiring dengan hadirnya era digital, BPR dan BPRS mulai banyak yang melakukan transformasi digital.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto menuturkan, banyaknya BPR dan BPRS yang melakukan transformasi digital lantaran tuntutan nasabah yang menginginkan layanan keuangan secara cepat dan praktis.
“Penting bagi lembaga keuangan seperti BPR dan BPR Syariah untuk melakukan transformasi digital agar nasabah tetap bisa di-maintain karena kebutuhan untuk bertransaksi secara cepat dan setiap saat, bisa dilakukan. Selain itu, dengan melengkapi layanan digital, BPR memiliki kesempatan untuk berkinerja lebih baik karena nasabah akan tetap setia,” ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com pekan lalu.
Baca juga: Menteri Teten Sebut Evolusi UMKM Berperan Penting Menopang Ekonomi Nasional
Eko menjelaskan, karena itu, Eko Listyanto mengapresiasi berbagai lembaga keuangan syariah yang telah melakukan transformasi digital karena hal tersebut bisa mendorong ekosistem syariah di Indonesia menjadi lebih besar.
Selain itu, dia juga mengapresiasi regulator yakni Bank Indonesia (BI) serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang selama ini telah banyak memfasilitasi transformasi digital bagi lembaga keuangan syariah.
“Bank Indonesia dan OJK telah full support bagi lembaga keuangan untuk melakukan transformasi digital. Ini tentu sebuah prestasi tersendiri karena memungkinkan lembaga keuangan syariah semakin bisa menyesuaikan dengan pasar dan membuat ekosistem syariah semakin berkembang,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, sejumlah BPR maupun BPRS mulai banyak yang melakukan transformasi digital untuk merespons permintaan nasabah.
Sebelumnya, BPRS Cempaka Al-Amin bertransformasi menjadi Hijra Bank setelah lembaga keuangan tersebut diakuisisi oleh perusahaan fintech Alami Group. Transformasi dilakukan melalui peluncuran mobile banking Hijra Bank App.
Lainnya ada BPR Universal yang perlahan-lahan juga melakukan transformasi digital untuk melayani nasabah.
Tak hanya BPR maupun BPRS, perusahaan penyedia jasa teknologi informasi pun mulai melirik BPR sebagai target market, seiring transformasi digital oleh lembaga keuangan ini.
Baca juga: OJK: BPR Dituntut melakukan Transformasi Digital
PT Indonesia Digital Identity (VIDA) menandatangani kerja sama dengan PT Mitra Jasa Lima (OpenBank+) untuk menyediakan platform dalam rangka digitalisasi BPR guna memperkuat pelayanan kepada UMKM.
Chief Revenue Officer VIDA Adrian Anwar mengatakan, layanan keuangan seperti BPR merupakan salah satu layanan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dan pelaku usaha mikro dan kecil di Kota Tier 2 dan Tier 3 dalam melakukan berbagai transaksi keuangan terkait bisnisnya.
"Di tengah penetrasi digital yang semakin tinggi ini, tentunya tuntutan industri perbankan, termasuk BPR untuk melakukan berbagai inovasi yang mengakselerasi jumlah nasabah sambil merangkul seluruh lapisan masyarakat juga semakin tinggi, sehingga dapat membantu perkembangan usaha pelaku UMKM pengguna platform digital BPR,” ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.