BANJARNEGARA, KOMPAS.com - Pisang raja bandung memang bukan endemi di kawasan Banyumas Raya.
Pisang dengan bentuk sedang, seukuran pisang kepok, banyak dijumpai di Banyumas Raya antara lain di Kabupaten Banjarnegara maupun Kabupaten Purbalingga.
Pisang raja bandung memiliki kulit yang tidak mudah sobek saat buahnya matang.
"Iya, di sini, banyak pisang raja bandung yang tumbuh," kata pemilik UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) kuliner Poetra Roti Sri Watini saat tim Telusur Nusantara bertandang ke rumah sekaligus lokasi produksinya di Desa Mertasari, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (9/12/2022).
Baca juga: Raup Untung Hingga Rp20 Juta, Aceh Timur Kembangkan UMKM Pisang Salai
Kata Sri Watini, di daerahnya, pisang raja bandung juga acap dikenal sebagai pisang raja uter.
Bersama suaminya, Suparman, Sri Watini mengelola Poetra Roti di kampung halaman mulai 2010.
Awalnya, kata Sri Watini, usahanya adalah memproduksi kue bole kering, brownies kering, bolu cake, dan panganan camilan lainnya.
Setapak demi setapak, Sri Watini mengembangkan Poetra Roti melalui camilan keripik mulai dari talas, daun kelor, terong, pare, bayam, seledri, kangkung, pegagan, sale pisang, dan sebagainya.
"Inovasi pertama saya tahun 2012, saya bikin keripik pare," ujarnya.
Sri Watini mengatakan, bahwa ikhwal pisang raja bandung mengemuka di benaknya saat membuat sale pisang.
Sri Watini memang membuat pisang sale dari pisang raja bandung.
"Nah, kulit pisang raja bandung itu kan menjadi limbah," tuturnya.
Sri Watini yang mengaku bahwa dirinya selalu penasaran dan ingin berinovasi, menemukan hasil penelitian Politeknik Pangan Banjarnegara.
"Waktu itu tahun 2019," tutur Sri Watini.
Penelitian Politeknik Pangan Banjarnegara ini menyebut bahwa kulit pisang, secara umum, mengandung kadar serat tinggi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya