Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pisang Raja Bandung, Alternatif UMKM Banjarnegara Mendongkrak Cuan

Kompas.com - 14/12/2022, 12:00 WIB
Josephus Primus,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

BANJARNEGARA, KOMPAS.com - Pisang raja bandung memang bukan endemi di kawasan Banyumas Raya.

Pisang dengan bentuk sedang, seukuran pisang kepok, banyak dijumpai di Banyumas Raya antara lain di Kabupaten Banjarnegara maupun Kabupaten Purbalingga.

Pisang raja bandung memiliki kulit yang tidak mudah sobek saat buahnya matang.

"Iya, di sini, banyak pisang raja bandung yang tumbuh," kata pemilik UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) kuliner Poetra Roti Sri Watini saat tim Telusur Nusantara bertandang ke rumah sekaligus lokasi produksinya di Desa Mertasari, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (9/12/2022).

Baca juga: Raup Untung Hingga Rp20 Juta, Aceh Timur Kembangkan UMKM Pisang Salai

Kata Sri Watini, di daerahnya, pisang raja bandung juga acap dikenal sebagai pisang raja uter.

Bersama suaminya, Suparman, Sri Watini mengelola Poetra Roti di kampung halaman mulai 2010.

Awalnya, kata Sri Watini, usahanya adalah memproduksi kue bole kering, brownies kering, bolu cake, dan panganan camilan lainnya.

Setapak demi setapak, Sri Watini mengembangkan Poetra Roti melalui camilan keripik mulai dari talas, daun kelor, terong, pare, bayam, seledri, kangkung, pegagan, sale pisang, dan sebagainya.

"Inovasi pertama saya tahun 2012, saya bikin keripik pare," ujarnya.

Sri Watini mengatakan, bahwa ikhwal pisang raja bandung mengemuka di benaknya saat membuat sale pisang.

Sri Watini memang membuat pisang sale dari pisang raja bandung.

"Nah, kulit pisang raja bandung itu kan menjadi limbah," tuturnya.

Sri Watini yang mengaku bahwa dirinya selalu penasaran dan ingin berinovasi, menemukan hasil penelitian Politeknik Pangan Banjarnegara.

"Waktu itu tahun 2019," tutur Sri Watini.

Penelitian Politeknik Pangan Banjarnegara ini menyebut bahwa kulit pisang, secara umum, mengandung kadar serat tinggi.

Makanan dengan kadar serat tinggi, ujar Sri Watini, baik untuk menjaga kesehatan jantung.

Kulit pisang, sejatinya, bisa dijadikan panganan.\

Sebelumnya, Sri Watini sudah lebih dulu memproduksi sale pisang raja bandung sejak 2017.

Baca juga: Menteri Teten Sebut Evolusi UMKM Berperan Penting Menopang Ekonomi Nasional

Kerupuk kulit pisang

Singkat kata, kulit pisang raja bandung, menjadi ide inovasi Sri Watini.

Ia kemudian membuat resep kerupuk kulit pisang dengan bahan-bahan tepung mocaf atau mokaf atau tepung singkong.

Kulit pisang raja bandung dikukus terlebih dahulu.

Kemudian, sesudah dingin, kulit pisang raja bandung diblender hingga halus.

Baca juga: Pemkot Malang Gelar Pameran UMKM, Transaksi Tembus Ratusan Juta Rupiah

Kulit pisang raja bandung yang sudah halus dicampur dengan tepung mokaf dan diuleni hingga khalis.

Lantas, campuran kulit pisang raja bandung dengan tepung mokaf dipotong-potong dan dijemur di panas matahari.

"Supaya bagus hasilnya, kira-kira butuh dua atau tiga hari dijemur," ujar Sri Watini.

Sebagaimana lazimnya kerupuk, hidangan kerupuk kulit pisang disajikan usai digoreng sebentar hingga mekar.

"Menggorengnya jangan terlalu lama ya," pesan Sri Watini, perempuan kelahiran Desa Mertasari pada 9 Juli 1979 ini.

Ilustrasi pisang, buah pisang rajaPIXABAY/STEVE BUISSINNE Ilustrasi pisang, buah pisang raja

Cuan

Bersama dengan berbagai keripik produksinya, termasuk penganan egg roll kopi, egg roll daun kelor dan sebagainya, kerupuk kulit pisang diakui Sri Watini adalah pendongkrak cuan usahanya.

Sri Watini membuat perbandingan antara pisang sale dengan kerupuk kulit pisang raja bandung.

Dalam pengalamannya, bila ada pesanan satu kantong pisang sale, justru ada 10 pemesanan kerupuk kulit pisang.

Rerata harga camilan buatan Sri Watini adalah Rp 10.000 per kantong kemasan plastik ukuran 200 gram.

Baca juga: Jelang Nataru, UMKM Produsen Sambal di Malang Ini Genjot Produksi

Sri Watini memanfaatkan toko-toko roti di sekitar Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Cilacap, Kebumen, Kabupaten Magelang, Kota Semarang, Kabupaten Wonosobo, hingga ke Kabupaten Garut dan Kabupaten Kuningan di Jawa Barat, untuk lokasi penitipan penjualan produknya.

"Mulanya, saya nitip dagangan di warung-warung sekitar," ujar Sri Watini seraya menambahkan bahwa dirinya mampu mempekerjakan lima karyawan.

Tak hanya itu, Sri Watini juga memiliki mitra penjual ulang atau reseller demi menambah penghasilan usahanya.

Dalam satu bulan, terang Sri Watini, usaha Poetra Roti bisa memenuhi pundi-pundinya hingga sekitar Rp 20 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau