Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Sukses Jadi Eksportir Kerajinan? Simak Tips dari LPEI Ini

Kompas.com - 09/01/2023, 14:40 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen handy craft di Indonesia bisa dibilang cukup banyak. Bahkan setiap daerah memiliki kekhasan tersendiri atas produk-produk yang dihasilkan.

Pelaku usaha tersebut sejauh ini didominasi oleh UMKM. Meski jumlahnya cukup banyak di Indonesia, namun produsen handycraft yang menjadi eksportir masih bisa dihitung dengan jari. Hal ini lantaran banyak dari mereka yang tidak paham mekanisme untuk menjadi eksportir.

Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Riyani Tirtoso mengungkapkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh calon eksportir handycraft ketika mereka ingin menyasar pasar luar negeri.

Baca juga: Kisah Abdullah Iksan, Manfaatkan Peluang Usaha KopI Santan sambil Kuliah

Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan oleh calon eksportir ketika mereka ingin menggarap pasar luar negeri? Berikut tips dari LPEI:

Keunikan

Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah produk yang ditawarkan harus mengedepankan keunikan yang menjadi ciri khas daerah tertentu. Jika produk yang dijual tidak memiliki uniqueness, pembeli di pasar luar negeri akan kurang tertarik karena mereka bisa mendapatkan produk serupa bahkan dengan harga yang lebih murah.

Punya Narasi

Salah satu hal yang membuat produk handy craft memiliki nilai adalah adanya narasi mengenai barang yang dijual tersebut. Narasi atau cerita bisa memberikan penjelasan tentang proses pembuatan, bahan baku, serta sejarah dibuatnya barang kerajinan yang dijual.

Melalui narasi, pembeli akan bisa mengetahui bahwa produk yang dijual tersebut memang memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan produk kerajinan lainnya.

Namun demikian, membuat narasi produk memang memerlukan latihan, terutama kemampuan menulis.

Tidak Melakukan Eksploitasi dan Kedepankan Sustainability   

Salah satu konsen dari pembeli di luar negeri adalah bahan baku dan proses dari pembuatan produk. Seperti diketahui, konsumen di luar negeri terutama di negara-negara maju sangat memerhatikan proses bisnis dan penggunaan bahan baku yang tidak merugikan alam dan manusia.

Baca juga: Pelaku Usaha Wajib Tahu! Pemerintah Beri Kuota 1 Juta Sertifikasi Halal Gratis

Untuk itu bagi calon eksportir yang ingin membidik pasar ekspor, ada baiknya memahami koridor ini. Sehingga, produk yang dijual ke luar negeri bisa dengan mudah diterima oleh konsumen. 

"Jadi produsen handy craft dalam melakukan produksinya harus dengan prinsip-prinsip yang bisa diterima, misalnya, karyawannya tidak ada yang di bawah umur. Kemudian menggunakan kayu yang telah memiliki sertifikat, dan sebagainya," ungkap Riyani beberapa waktu lalu.

Mengkuti Trend

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah, produsen dan calon eksportir bisa mengikuti trend pasar. Hal ini diperlukan agar produk yang diekspor bisa laku dan sesuai dengan keinginan pasar.

"Kami di LPEI itu kita juga punya tim riset untuk mengetahui trend pasar ekspor. Hasil riset kami bagikan kepada pelaku usaha yang menjadi mitra kami," ungkap Riyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Miliki 45 Juta Peserta Aktif, BPJS Ketenagakerjaan Bidik Pekerja Informal
Miliki 45 Juta Peserta Aktif, BPJS Ketenagakerjaan Bidik Pekerja Informal
Program
Berdayakan Perempuan, Penerbitan Orange Bond oleh PNM Diapresiasi
Berdayakan Perempuan, Penerbitan Orange Bond oleh PNM Diapresiasi
Program
Ekonomi Lesu, Ajang Fashion Show Jadi Panggung Harapan UMKM Fesyen
Ekonomi Lesu, Ajang Fashion Show Jadi Panggung Harapan UMKM Fesyen
Program
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan 'Blended Finance' ke Adena Coffee
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan "Blended Finance" ke Adena Coffee
Program
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Jagoan Lokal
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni  Naikkan Target Giling
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni Naikkan Target Giling
Program
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Jagoan Lokal
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau