JAKARTA, KOMPAS.com - Febri Yunarta, pengusaha dan pengrajin lokal asal Medan, Sumatera Utara mengembangkan produk kerajinan tangan dan lukisan dari sabut kelapa.
Febri selaku pemilik Creabrush mengungkap, bahwa usaha kerajinan dari sabut kelapa yang berdiri sejak 2016 tersebut berawal saat ia melintasi tempat pengupasan kelapa.
“Muncul idenya ini di 2015 akhir, jadi saya jalan di salah satu tempat pengupasan kelapa. Lalu, saya melihat sisa sabut kelapa itu hanya dibakar atau dibuang begitu saja,” ujar Febri saat diwawancarai pada acara UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2022 di Jakarta Convention Center, Kamis (15/12/2022).
Berangkat dari sana, Febri berpikir bagaimana caranya agar limbah sabut kelapa tersebut dapat dimanfaatkan, sekaligus memberikan keuntungan bagi para petani.
Baca juga: Olah Serabut Kelapa Jadi Pot Tanaman Hias, Pria Ini Raup Omzet Jutaan Per Bulan
Pada mulanya Febri membuat kerajinan miniatur berbahan dasar sabut kelapa yang dikumpulkannya.
Saat itu, usaha sekaligus projectnya tersebut tidak langsung berjalan mulus.
“Karena sisa potongannya itu dibakar, asapnya mengepul dan itu menimbulkan beberapa komplain," tutur Febri.
"Nah, orang-orang banyak yang menanyakan apakah sisa sabut kelapa tersebut tidak bisa diolah menjadi hal lain daripada harus dibakar? Dari sanalah saya kepikiran untuk membuat lukisan di salah satu dinding kosong yang ada di rumah,” tutur Febri.
Febri membuat lukisan Presiden Joko Widodo sebagai karya pertamanya pada waktu itu.
Ternyata, karya uji cobanya tersebut membuahkan hasil yang positif, karena wajah pada lukisan itu dapat dikenali oleh masyarakat sekitar.
Untuk proses pembuatannya, lukisan sabut kelapa ini memiliki sistem pemesanan custom atau sesuai permintaan klien.
Selain itu, seiring berjalan waktu, Creabrush juga menyediakan produk lukisan ready stock, seperti yang bertema kata-kata motivasi atau kaligrafi Arab.
Baca juga: Unik, Pria asal Desa Wadas ini Olah Buah Kelapa jadi Keripik
Febri mengakui, untuk pengerjaan lukisan custom yang memakan waktu sekitar dua minggu itu, belum dapat diserahkan kepada para pekerja, sehingga masih menjadi tanggung jawabnya sendiri.
“Untuk lukisan lain mungkin mereka bisa, tapi untuk skill lukisan custom belum. Jadi untuk lukisan custom masih saya handle sendiri. Karena jika ada kesalahan, sabut kelapa yang tertempel ini tidak bisa diperbaiki, perlu diulang dari awal,” jelas Febri.
Pada kesempatan yang sama, Febri juga menceritakan pengalamannya sebelum merintis bisnisnya saat ini.
Sebelum merintis bisnis Creabrush ini, Febri mengakui dirinya sempat bekerja untuk hal lain dan membuat kerajinan furniture berupa kursi berbahan dasar gantungan baju.
Namun, pada masanya, produk kerajinan tersebut hanya dipasarkan pada periode tertentu, seperti saat bulan Ramadhan dan akhir tahun. Peminatnya pun tidak mengalami perkembangan yang signifikan.
“Akhirnya saya berpikir, bahwa prospek penjualan kursi dari gantungan tersebut agak berat. Oleh karena itu, muncul ide baru ini (produk kerajinan dari sabut kelapa),” ungkap Febri.
Dari pengalamannya yang cukup panjang dalam mengembangkan hobi menjadi bisnis tersebut, Febri menyampaikan bahwa dirinya mendapatkan pembelajaran berharga.
Ia memutuskan resign dari pekerjaan dan project sebelumnya, untuk melanjutkan bisnis dari sabut kelapa itu.
“Setelah muncul ide baru ini, baru saya resign dari pekerjaan. Ternyata, ada pengalaman bagus untuk saya, jangan berhenti dulu sebelum betul-betul stabil usahanya,” pungkas Febri.
Baca juga: Dicurhati Petani, Teten Masduki Siap Dukung Pembangunan Pabrik Olahan Kelapa Sawit
Sampai saat ini, Creabrush terus berkembang melalui produk karya dari sabut kelapa.
Febri juga terus meng-explore variasi produk di dalam brand-nya agar lebih beragam, salah satunya lewat bahan dasar lidi dari limbah perkebunan sawit yang dikembangkan sekitar 2019.
Lidi-lidi yang dikumpulkan tersebut sudah dijadikan beberapa inovasi produk baru, seperti tas, dompet, dan notebook.
Untuk kesempatan ekspor, Febri mengakui produk-produknya memang belum pernah mendapatkan pesanan ke luar negeri dalam jumlah besar, sehingga dirinya enggan menyebut hal tersebut sebagai ‘ekspor’.
Namun, ia sudah beberapa kali mendapatkan pesanan produk dari konsumen luar negeri yang biasanya dititipkan pada relasi mereka yang ada di Jakarta. Bahkan, salah satu destinasi terjauh pengiriman produk Creabrush adalah ke Afrika Selatan.
Baca juga: Percepat Hilirisasi Produk Kelapa, KemenKopUKM Bangun Rumah Produksi Bersama di Minahasa Selatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.