Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdayakan Tetangga, Muzayin Buka Kafe Kopi Joss hingga Beromzet Rp20 Juta Per Bulan

Kompas.com - 17/01/2023, 16:14 WIB
Bayu Apriliano,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Kopi joss atau kopi arang adalah kuliner khas Yogyakarta yang dipercaya mempunyai banyak manfaat seperti pencegah panas dalam dan kembung saat masuk angin. Minuman yang satu ini jarang ditemukan di tempat lain selain di Yogyakarta.

Tapi jangan khawatir. Tak usah jauh-jauh, sekarang kopi legendaris ini sudah bisa didapatkan di Purworejo, Jawa Tengah. Bagi yang penasaran bisa langsung saja datang di kafe kopi joss milik Muzayyin (42) di bilangan Plaosan Kelurahan Purworejo, Kecamatan Purworejo.

Baca juga: Sedekah Kopi, Cara Haris Lee Promosikan Kopi Purworejo

Lokasinya cukup mudah dicari, sekitar 300 meter dari alun-alun sebelah utara berdekatan dengan SMPN 2 Purworejo. Tempatnya yang strategis membuat kafe satu ini selalu ramai dikunjungi, mulai dari remaja hingga para orang tua yang ingin menikmati kopi legendari khas Yogyakarta ini.

Muzayin mengatakan, usahanya kopi joss miliknya dimulai sejak tahun 2020 yang lalu. Ia membuka usaha kopi joss ini dibantu oleh 10 karyawan yang notabene adalah tetangganya sendiri.

 Muzayin (42) pemilik kafe kopi joss di kawasan Plaosan Kelurahan Purworejo, Kecamatan Purworejo, Jawa TengahKOMPAS.com/BAYU APRILIANO Muzayin (42) pemilik kafe kopi joss di kawasan Plaosan Kelurahan Purworejo, Kecamatan Purworejo, Jawa Tengah

Bapak dua anak ini memang dikenal masyarakat suka bergaul dan ramah kepada siapapun. Dalam membangun usaha ini, Muzayin mempunyai konsep pemberdayaan dan tak memandang ijazah orang yang ia rekrut sebagai karyawan.

"Saya tidak pernah memandang ijazahnya apa, yang penting dia mau bekerja dan belajar, serta masyarakat lokal disekitar tempat tinggal saya," kata Muzayin saat ditemui di kafe kopi joss miliknya pada Sabtu (14/1/2023).

Muzayin menceritakan, sejak kecil dirinya sudah mempunyai cita-cita untuk menjadi pengusaha kuliner. Untuk itulah, sejak beberapa tahun yang lalu ia berpikir dan terus mencari kuliner yang belum ada di Purworejo.

Baca juga: Kisah Hadi Suwignyo, Guru di Purworejo Sukses Budiyakan Burung Perkutut hingga Beromzet Jutaan Rupiah

Setelah menjalani survei yang cukup panjang, akhirnya kopi joss lah yang ia pilih. Ia beralasan Purworejo belum ada warung atau kafe yang menjual minuman unik khas Yogyakarta ini. Kopi joss terbilang unik karena penyajiannya berbeda dari kopi pada umumnya.

Cara penyajian minuman ini adalah dengan mencampur bara arang ke dalam kopi tubruk yang masih panas. Seduhan kopinya akan mendidih di gelas hingga beberapa menit saat disajikan, sehingga minuman ini tidak dapat langsung diminum.

Suasana kafe kopi milik Muzayin (42) di kawasan Plaosan, Purworejo, Jawa Tengah.KOMPAS.com/BAYU APRILIANO Suasana kafe kopi milik Muzayin (42) di kawasan Plaosan, Purworejo, Jawa Tengah.

Minuman ini pertama kali dijual pada tahun 1970-an. Nama “joss” sendiri diambil dari suara arang panas saat dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air seduhan. Di kalangan wisatawan mancanegara, minuman ini dikenal sebagai charcoal coffee.

"Saya suka nongkrong di kafe, di Purworejo ini menunya hampir sama. Nah dari itu saya ada inspirasi untuk membuat kopi legendaris dari Yogyakarta ini. Kemudian saya belajar buat kopi di Yogyakarta dan terciptalah kafe ini," kata Muzayin.

Baca juga: Mengulik Tren Bisnis Thrifting di Purworejo, Bertahan di Kalangan Millenial

Meski kopi joss ini identik dengan angkringan pinggir jalan, Muzayin menawarkan suasana yang berbeda di kafe miliknya. Ia memilih konsep kafe rooftop untuk untuk menarik kalangan anak muda untuk datang ke kafenya.

Setingan tempat yang instagramable juga menjadi daya tarik tersendiri di kafe milik Muzayyin ini. Para pelanggan bisa berswa foto di rooftop sambil menikmati keramaian di tengah kota Purworejo.

"Biar masyarakat Purworejo bisa menikmati kopi jos khas Yogyakarta dengan suasana yang beda. Untuk kalangan anak muda kita sediakan rooftop yang instagramable untuk berswa foto," kata pria kelahiran Ciamis Jawa Barat ini.

 Hidangan kopi joss di kafe milik Muzayin (42) di kawasan Plaosan, Purworejo, Jawa Tengah.KOMPAS.com/BAYU APRLIANO Hidangan kopi joss di kafe milik Muzayin (42) di kawasan Plaosan, Purworejo, Jawa Tengah.

Selain menyediakan kopi joss, Muzayin juga menambahkan menu nasi liwet khas sunda dan beberapa menu kekinian lainnya. Harga yang ditawarkan juga cukup murah dan ramah dikantong anak-anak muda.

Dalam sehari, kafe kopi joss milik Muzayyin ini bisa meraup omzet hingga Rp2 juta per harinya. Dalam sebulan omzetnya bisa mencapai Rp20 juta.

"Kita ambil sedikit mas untungnya yang penting close banyak. Ya sekitar Rp 2 jutaan rata-rata, kita juga sudah merambah pasar online," kata Muzayin.

Baca juga: Flame Leather, UMKM Purworejo Olah Kulit Sapi hingga Beromzet Belasan Juta Rupiah

Muzayin menyebut, ke depan akan membuka kafe lagi dengan konsep yang kurang lebih sama. Ia ingin membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat tinggalnya.

"Dizaman seperti ini yang sulit mencari pekerjaan, alangkah lebih baiknya kita tolong menolong untuk membangun bangsa," tambah Muzayin.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau