JAKARTA, KOMPAS.com - Sekar Pelangi Foundation (SPF) bersama KG Media menggelar Jagoan Lokal #Cantikpreneurship khusus untuk para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) perempuan di seluruh Indonesia.
Acara bertajuk "SPF Mencari Jagoan Lokal Cantik" memberi peluang bagi perempuan pemilik UMKM untuk mendapatkan practice skill soal strategi sales, promotion, dan pengembangan diri.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga: Pemerintah Wajib Beli Produk UMKM Lokal
“Melalui Jagoan Lokal #Cantikpreneurship, kami ingin mengajak perempuan pelaku UMKM
untuk berani menangkap peluang bisnis. Mereka harus memiliki jiwa dan semangat pebisnis yang tidak mudah putus asa, serta tahan banting," ujar Founder SPF Shandy Purnamasari pada Kompas.com, Selasa (31/1/2023).
Sebagai informasi, Jagoan Lokal #Cantikprenership digelar dalam tiga fase. Fase pertama dimulai dengan Kick Off and Networking yang diadakan secara daring pada Kamis (2/2/2023). Gelaran ini diadakan untuk membangun networking melalui sharing session kepada 500 UMKM Cantik—sebutan untuk pemilik UMKM perempuan—yang telah mendaftar melalui microsite #Cantikpreneurship.
Baca juga: Pebisnis Perempuan Dinilai Berperan Penting Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional
Setelah itu, ada pula Boot Camp untuk memberikan pelatihan khusus bertema “Cantik Kits” dengan topik Sales, Profit, dan Fearless (SPF) kepada 30 UMKM Cantik terpilih. Selama sesi ini, para pelaku UMKM Cantik akan belajar tentang UMKM dan entrepreneurship dari para ahli.
Fase terakhir adalah Final and Awarding yang diadakan sebagai momen apresiasi bagi para Jagoan Lokal Cantik. Selain awarding, fase ini juga akan diisi oleh coach yang memberikan insight kepada 12 UMKM terbaik yang lolos kurasi assignment.
Tak hanya mengedukasi para peserta, Jagoan Lokal #Cantikpreneurship juga memberikan total hadiah sebesar Rp 93,5 juta untuk 3 Jagoan Lokal Cantik dan 3 Jagoan Lokal Terfavorit.
Adapun juara pertama, kedua, dan ketiga berkesempatan melakukan kolaborasi bisnis dengan SPF. Sementara, 9 Jagoan Lokal Cantik yang masuk dalam fase awarding juga mendapatkan dana promosi di Pasangiklan.com.
Peluang menjadi pelaku UMKM di Indonesia terbuka lebar. Hal ini didukung oleh kemajuan dunia digital, pemasaran brand dan distribusi produk yang semakin mudah. Namun, masih ada kendala yang dihadapi para pelaku UMKM lokal, khususnya para pebisnis perempuan.
Baca juga: Kolaborasi Multipihak Bantu Dorong UMKM Perempuan Indonesia di Platform Digital
Berdasarkan data KG Media melalui survei kepada UMKM Cantik, masalah utama dalam menjalankan usaha adalah permodalan. Sebanyak 70 persen UMKM Cantik merasa modal mereka terlalu sedikit untuk bisa mengembangkan bisnis.
Selain itu, 60 persen UMKM Cantik mengalami kesulitan untuk menentukan strategi bisnis dan pemasaran produk. Sementara, 60 persen lainnya mengalami masalah mentalitas dan pola pikir akibat kurangnya pengetahuan dalam membangun networking.
"Sebenarnya, mudah untuk memiliki sebuah brand. Meskipun tidak punya pabrik, kita (sebagai pelaku UMKM perempuan) bisa besar dengan teknik pemasaran dan networking yang tepat. Kita harus bisa melihat peluang itu," ujar Shandy.
Baca juga: Setelah Maharani Kemala, Shandy Purnamasari Ungkap Perjuangan Bisnisnya
Melalui program-program yang diadakan Jagoan Lokal #Cantikpreneurship, UMKM Cantik diharapkan dapat memperoleh edukasi terkait program dan insight marketing, serta tren entrepreneurship yang berkembang saat ini.
UMKM Cantik juga akan menerima pelatihan dan mendapatkan saran untuk menjadi pengusaha sukses serta strategi marketing yang baik untuk meningkatkan usaha mereka. Selain itu, para peserta juga berkesempatan mendapat insight mengenai cara meningkatkan bisnis, menerima pelatihan dari coach terpilih, dan membangun networking antarpelaku UMKM dalam upaya pengembangan bisnis.
“Kita harus berani dan pintar mencari peluang jika ingin menjadi entrepreneur. Sekarang, sudah saatnya womenpreneur yang bisa memberikan dampak untuk perekonomian Indonesia," kata Shandy.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya