Tak hanya berkolaborasi dengan masyarakat, dalam menjalankan usaha sosial itu pihaknya berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, antara lain, Pemkot Bogor, perguruan tinggi, perusahaan swasta, hingga media.
Pakar usaha sosial dari Yale School of Management, Dr. Teresa Chahine, menyatakan bahwa dalam menjalankan usaha sosial yang berkelanjutan perlu kolaborasi dengan semua pihak.
Chahine mengapresiasi usaha sosial yang tumbuh dan berkembang di Tanah Air. Selain Ekotifa, juga ada Kampung Wisata Labirin yang juga terletak di Kota Bogor.
Chahine menjelaskan bahwa kewirausahaan sosial yang berkelanjutan merupakan paradigma baru dalam berbisnis. Bisnis tidak hanya menciptakan solusi pasar yang layak, tetapi juga bertindak sebagai agen perubahan dalam pembangunan yang berkelanjutan.
Baca juga: Inovasi Produk Menjadi Kunci Bagi Sukirno Bertahan di Dunia Kriya Kayu
Kewirausahaan sosial dapat diawali dengan mengenali permasalahan sosial yang ada, lalu mengambil tindakan untuk mencoba memecahkan masalah dan merintis usaha sosial. Meski demikian, bukan berarti harus membuka usaha baru.
“Kolaborasi menjadi kata kunci yang tak terelakkan dalam kewirausahaan sosial ini,” ujar Chahine.
Manajer Inovasi Inkubasi dan Pengembangan Usaha PPM School of Management Nina Ivana Satmak mengingatkan pentingnya memberikan perhatian pada pihak swasta dalam usaha sosial.
“Dengan adanya kewirausahaan sosial, maka tidak zaman lagi program tanggung jawab sosial, yang hanya memberikan dana dan tidak berkelanjutan,” kata Nina.
Selain itu, menurut dia, bagaimana usaha sosial itu membuat inovasi yang bisa dilakukan perusahaan sehingga mereka bisa melakukan perubahan sosial.
Nina menjelaskan kedatangan Teresa Chahine, bertujuan membantu penyusunan kurikulum kampusnya, yang punya program sarjana manajemen bisnis dengan salah satu mata kuliahnya Kewirausahaan Sosial.
Baca juga: Uniknya Gitar Akustik Bambu, Buatan Para Maestro di Bogor
“Kami mencoba membangun kurikulum yang baik supaya mahasiswa lebih tajam lagi dalam melihat perubahan sosial, apa yang mau mereka buat,” kata Nina.
Dengan demikian, mahasiswa dapat melakukan inovasi sosial meskipun tidak menjadi pengusaha. Paling tidak dapat memberikan dampak sosial pada masyarakat.
Dalam penyusunan kurikulum, pihaknya akan lebih banyak mengembangkan muatan inovasi sosial. Dengan inovasi sosial tersebut maka dapat mengatasi permasalahan sosial di masyarakat. Kewirausahaan sosial bukan hanya berbicara mengenai bagaimana memulai bisnis baru.
“Akan tetapi, bagaimana usaha sosial dapat berkontribusi. Caranya bisa melalui aktivitas, kewirausahaan, profit, atau kita bisa melakukan ketiganya sekaligus.
"Baik sebagai mahasiswa, sudah berkarir, maupun membuka usaha,” ujar Nina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.