Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dewi, Mantan Buruh Pabrik yang Kini Sukses Ekspor Bulu Mata Palsu

Kompas.com - 14/03/2023, 19:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

PURWOREJO, KOMPAS.com - Pilihan Dewi Ekha Harlasyanti (52) mengundurkan diri sebagai karyawan sekitar tahun 2015 kini membuahkan hasil. Sekitar 25 tahun, Dewi bekerja di berbagai perusahaan. Terakhir, ia adalah buruh pabrik kertas di kawasan Bekasi, Jawa Barat dengan level manajer.

"Saya di pabrik kertas dulu di bagian Quality Management System. Dulu di level manajer dan lalu mutusin keluar dan usaha sendiri," ujar Dewi saat ditemui Kompas.com beberapa waktu lalu di Purworejo, Jawa Tengah.

Dewi berpikir karirnya akan mentok jika tak akan mengundurkan diri. Padahal, Dewi bisa mendapatkan peluang karir yang mulus jika merintis bisnis.

"Saya mikir 10 tahun pada saat itu kalau saya jadi karyawan dengan kalau saya mulai bisnis kemudian, 10 tahun kerja naik gaji paling ya mentok banget tuh 30 persen lah," tambah Dewi.

Baca juga: Kisah Krisna Pratama Ubah Kayu Bekas Perahu Jadi Bisnis Furnitur

Dewi lalu mantap merintis bisnis bulu mata palsu sekitar tahun 2015. Saat itu, rekan-rekannya banyak berjualan bulu mata palsu produksi lokal. 

Awalnya, usaha Dewi dijalankan di Purbalingga, Jawa Tengah. Segala produksi bulu mata palsu dilakukan di Purbalingga.

Namun, bisnis Dewi tak berkembang di skala lokal selama tiga bulan pertama. Volume penjualannya tak meningkat lantaran produknya kalah bersaing dengan produk-produk lokal lainnya.

"Akhirnya saya putusin apa sih enggak kita jual keluar yang potensi marketnya itu jauh lebih besar," lanjut Dewi.

Sempat diremehkan, hingga Rugi Ratusan Juta

Sejumlan perajin sedang membuat bulu mata palsu di sebuah rumah di kawasan Purworejo, Jawa Tengah pada pertengahan Februari 2023 lalu.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Sejumlan perajin sedang membuat bulu mata palsu di sebuah rumah di kawasan Purworejo, Jawa Tengah pada pertengahan Februari 2023 lalu.

Keputusan Dewi untuk mengekspor bulu mata palsu penuh lika-liku. Sembari mengembangkan produksinya, ia pun mencari cara untuk bisa ekspor.

Baginya, Indonesia merupakan salah satu penyuplai bulu mata palsu ke berbagai belahan dunia. Potensi pemasaran bulu mata palsu di Indonesia berkisar 250 juta orang. 

"Tapi kalau ekspor, potensi market kita tuh bisa di sekitar tujuh miliar orang. Lalu kita bayangin aja potensi market-nya kalau satu persen wanita di seluruh dunia itu pakai bulu mata gitu ya, kita udah bisa bayangin kalau potensi market-nya," tambah Dewi.

Alasan lain Dewi mengekspor bulu mata palsu juga lantaran persyaratannya yang tak sulit. Administrasi yang relatif mudah dan potensi pasar yang terbuka lebar meneguhkan keputusannya.

Baca juga: Kisah James Silalahi, Usaha Drum Bekas Hingga Raup Omzet Miliaran Rupiah

Namun, keputusan Dewi mengekspor bulu mata palsu tak berjalan mulus. Ada sejumlah pihak termasuk rekan-rekannya yang meremehkan keputusannya.

"Bahkan ada teman lama yang bilang 'Kamu emang kamu bisa? Emang kamu punya order on hand? Order on hand maksudnya bisa nge-closing. Orang kan banyak yang tanya nyari buyer yang penting kan bisa closing. Justru diremehkan itu justru malah membuat saya makini terpacu harus bisa ekspor," kata ibu dari tiga anak tersebut.

Sejumlan perajin sedang membuat bulu mata palsu di sebuah rumah di kawasan Purworejo, Jawa Tengah pada pertengahan Februari 2023 lalu.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Sejumlan perajin sedang membuat bulu mata palsu di sebuah rumah di kawasan Purworejo, Jawa Tengah pada pertengahan Februari 2023 lalu.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau