Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah James Silalahi, Usaha Drum Bekas Hingga Raup Omzet Miliaran Rupiah

Kompas.com - 11/03/2023, 07:00 WIB
Rheina Arfiana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Berawal menjadi asisten buyer, James Silalahi (46) asal Sumatera Utara membuka usaha pengolahan limbah dan metal khususnya drum bekas.

Selama 25 tahun menjadi asisten, James berkeliling di Jepara melihat banyak limbah kayu yang sangat murah. Satu truk limbah dijual seharga Rp300.000 untuk kayu bakar.

Dari sana, ia berkeinginan untuk mendaur ulang kayu menjadi barang kecil seperti asbak dan kisi-kisi tembok untuk lubang angin.

Berjalannya waktu usaha tidak bisa berkembang karena untuk membuat barang besar membutuhkan dana besar. Kayu sendiri dalam pengolahannya harus di-oven dan dikeringkan.

Baca juga: Olah Limbah Drum Bekas Oli, James Sukses Ekspor ke Eropa dan Amerika

“Kepikiran memakai drum karena melihat banyak drum bekas dibuang dan diletakkan sembarangan, seperti di garasi mobil dipusingkan dengan tumpukan drum bekas,” kata James kepada Kompas.com saat ditemui di acara IFEX, Jumat (10/3/2023).

“Ternyata drum kalau dilembari sama kayak papan kayu atau triplek. Akhirnya, memulai mengolah sampai sekarang dan kita menjadi eksis pengolah limbah bekas khususnya drum,” sambung James.

Ia mengungkap, mulai berproduksi tahun 2011 dan berbadan hukum pada tahun 2013. Modal yang dipakai sekitar Rp15 juta untuk membeli bahan baku, peralatan, sewa showroom kecil, dan segala macamnya.

Produk pertama yang dibuat menggunakan merek Brand Vintage and Recycled, yaitu mirror dari tutup drum. Produknya lantas berkembang tak hanya di dekorasi melainkan ke mabel dan wall decoration.

“Kami berusaha untuk tidak menimbulkan sampah baru, artinya potongan terkecil dimanfaatkan menjadi mozaik mirror. Kita berkreasi terus untuk berusaha mencapai zero waste,” kata James.

“Kalau 100 persen zero waste belum bisa karena masih ada terkecil-kecilnya lagi, tapi arahnya jangan sampai menimbulkan sampah baru. Kali ini sustainable design dan kebetulan yang membuat kita banyak permintaan,” jelas James.

Kisah James Silalahi Bisnis Drum Bekas Raup Omset Miliar Rupiahdok.pribadi Kisah James Silalahi Bisnis Drum Bekas Raup Omset Miliar Rupiah

Produk pertama yang dibuat menggunakan merek Brand Vintage and Recycled, yaitu mirror dari tutup drum. Produknya lantas berkembang tak hanya di dekorasi melainkan ke mabel dan wall decoration.

“Kami berusaha untuk tidak menimbulkan sampah baru, artinya potongan terkecil dimanfaatkan menjadi mozaik mirror. Kita berkreasi terus untuk berusaha mencapai zero waste,” kata James.

“Kalau 100 persen zero waste belum bisa karena masih ada terkecil-kecilnya lagi, tapi arahnya jangan sampai menimbulkan sampah baru. Kali ini sustainable design dan kebetulan yang membuat kita banyak permintaan,” jelas James.

Baca juga: Dorong Ekspor, Airlangga Hartanto Sebut Indonesia Unggul Bahan Baku

Sejak pertama kali berdiri di tahun 2013, James mengatakan, ia langsung mengekspor produknya ke Korea hingga akhirnya semakin berkembang dan pasarnya meluas.

Hingga sejauh ini, permintaan terbanyak berasal dari negara-negara Eropa, salah satunya adalah Perancis.

Halaman:

Terkini Lainnya
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau