Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Membuat Bisnis Pangan jadi Industri Ramah Lingkungan

Kompas.com - 10/04/2023, 17:00 WIB
Rheina Arfiana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Di tengah kesadaran menjaga lingkungan hidup, banyak orang berupaya untuk melakukan go-green atau eco-friendly.

Oleh karena itu, pelaku bisnis pangan turut serta melakukannya sebagai wujud kepedulian mereka terhadap lingkungan. Namun, tidak semua pebisnis mengetahui caranya.

Berikut ini tips membuat bisnis pangan menjadi industri ramah lingkungan yang bisa dilakukan, seperti yang dilansir melalui ukmindonesia.id.

Baca juga: Peluang Bisnis Ramah Lingkungan yang Menjanjikan, Ini Alasannya

1. Mengutamakan bahan dasar lokal

Tips pertama dengan mengutamakan bahan dasar lokal ketika memproduksi pangan, tujuannya untuk mengurangi jejak karbon.

Jejak karbon merupakan sebutan untuk kadar gas rumah kaca yang diciptakan oleh kegiatan manusia.

Salah satu cara menguranginya dengan membeli bahan dasar dari supplier yang memiliki jarak dekat dengan lokasi memproduksi pangan.

2. Menggunakan kemasan ramah lingkungan

Selanjutnya menggunakan kemasan ramah lingkungan di mana produk pangan yang sudah jadi tentu perlu untuk dikemas.

Namun, seringkali kemasan yang digunakan memakai plastik, padahal plastik memerlukan waktu yang sangat lama agar bisa terurai.

Oleh karena itu, banyak pelaku bisnis yang telah mengganti kemasan plastik menjadi kertas.

Apabila masih menggunakan kemasan plastik, itupun plastik yang bisa terurai misalnya plastik buatan Indonesia yang terbuat dari singkong.

Baca juga: Manfaatkan Bahan-bahan di Sekitar, Amanda Jalankan Bisnis Fesyen Ramah Lingkungan

3. Mengolah limbah pangan

Tips berikutnya mengolah limbah pangan, telah diketahui bahwa Indonesia menghasilkan banyak limbah pangan yang berasal dari proses produksi, konsumsi, dan manufaktur. Sehingga bisnis produk pangan mempunyai peran untuk mengurangi limbah.

Limbah pangan yang bersifat organik sebetulnya bisa diolah menjadi beraneka macam hal. Misalnya seperti pupuk kompos yang memberikan nutrisi dan pakan ternak yang memiliki gizi tinggi.

4. Melakukan penghematan pada listrik dan air

Ketika melakukan produksi tentu menggunakan listrik dan air, maka kamu bisa melakukan penghematan atas dua hal tersebut.

Melalui penghematan listrik dan air Kamu bisa melakukan evaluasi dahulu terhadap pemakaiannya selama ini. Lakukan identifikasi di bagian mana dari proses produksi sampai distribusi yang menggunakannya.

Setelahnya Kamu bisa mengetahui apakah penggunaan listrik dan air sudah cukup efektif dan efisien. Apabila belum cukup efektif dan efisien Kamu bisa melakukan penghematan.

Baca juga: Kisah Noffa Fauziah, Ciptakan Produk Sabun Ramah Lingkungan

Misalnya penggunaan lampu, tiap jenis lampu memiliki daya yang berbeda-beda untuk menyerap listrik, Kamu bisa memilih lampu yang memiliki daya serap listrik lebih kecil untuk digunakan.

5. Melibatkan diri dalam menghijaukan bumi

Tips terakhir dengan melibatkan diri dalam menghijaukan bumi misalnya dengan menanam sendiri bahan baku pangan yang akan diolah. Selain menghijaukan bumi dari segi menanam pohon, bisa membuat bisnismu tidak perlu lagi membeli bahan baku dari supplier.

Kamu hanya mengambil dari ladang sendiri, tentu menguntungkan bisnismu yang terutama berada di wilayah pedesaan. Namun, jangan khawatir di wilayah perkotaan juga bisa melakukan hal yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

6 Ide Bisnis Mudah Bermodal Uang Pesangon untuk Karyawan yang Terkena PHK

6 Ide Bisnis Mudah Bermodal Uang Pesangon untuk Karyawan yang Terkena PHK

Training
WamenKop: Koperasi Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

WamenKop: Koperasi Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

Training
5 Ide dan Peluang Binsis Produk Skincare dari Susu Sapi

5 Ide dan Peluang Binsis Produk Skincare dari Susu Sapi

Training
Olah Limbah Jadi Mainan Anjing, Warga Purworejo Sukses Ekspor Produk Ke Belgia

Olah Limbah Jadi Mainan Anjing, Warga Purworejo Sukses Ekspor Produk Ke Belgia

Program
Tantangan dan Strategi Tarunira Mendorong Digitalisasi Petani Lontar

Tantangan dan Strategi Tarunira Mendorong Digitalisasi Petani Lontar

Training
Kisah I Komang Sukarma, Berdayakan Petani Lontar di Karangasem Melalui Tarunira

Kisah I Komang Sukarma, Berdayakan Petani Lontar di Karangasem Melalui Tarunira

Jagoan Lokal
Pemerintah Jadikan KSUKB Bank Nagari sebagai Role Model Holdingisasi Koperasi

Pemerintah Jadikan KSUKB Bank Nagari sebagai Role Model Holdingisasi Koperasi

Training
iFortepreneur 2024 Dorong Transformasi Digital UKM Indonesia

iFortepreneur 2024 Dorong Transformasi Digital UKM Indonesia

Program
Cerita Ryan, Berbisnis Helm Anak Berawal dari Rasa Peduli

Cerita Ryan, Berbisnis Helm Anak Berawal dari Rasa Peduli

Jagoan Lokal
Tren Bisnis Laundry Tahun 2025, Seperti Apa Prediksinya?

Tren Bisnis Laundry Tahun 2025, Seperti Apa Prediksinya?

Training
Seminar Laundry Innovation Summit 2024 Akan Digelar pada 9-10 Desember

Seminar Laundry Innovation Summit 2024 Akan Digelar pada 9-10 Desember

Program
Langkah Budi Arie Setiadi Revitalisasi Koperasi, Apa Saja?

Langkah Budi Arie Setiadi Revitalisasi Koperasi, Apa Saja?

Program
Maybank Indonesia Beri Solusi Finansial Customer-Centric untuk UKM

Maybank Indonesia Beri Solusi Finansial Customer-Centric untuk UKM

Program
Hingga September 2024, Pembiayaan UKM Berbasis Syariah di Maybank Indonesia Capai Rp 30,98 Triliun

Hingga September 2024, Pembiayaan UKM Berbasis Syariah di Maybank Indonesia Capai Rp 30,98 Triliun

Program
7 Ide Bisnis Produk Makanan dan Minuman Olahan dari Susu Sapi

7 Ide Bisnis Produk Makanan dan Minuman Olahan dari Susu Sapi

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau