Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Hal yang Harus Anda Pertimbangkan Sebelum Mulai Bisnis Keluarga

Kompas.com - 07/05/2023, 09:35 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Memulai bisnis bersama keluarga mungkin terdengar sebagai hal yang menyenangkan, namun faktanya tidak selalu demikian. Justru hal tersebut punya tekanan yang lebih mengingat jika ada masalah, hubungan kekeluargaan juga bisa jadi renggang.

Sebab itulah, banyak orang yang ragu untuk memulai bisnis bersama keluarga karena ketakutan-ketakutan tersebut. Nah, buat Anda yang saat ini sedang mempertimbangkan memulai bisnis keluarga. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar bisnis tersebut berjalan dengan lancar dan sukses.

Berikut adalah beberapa pertimbangan penting yang perlu dipikirkan sebelum memulai bisnis keluarga, dilansir dari Cermati.com:

1. Pegang Teguh Prinsip Bisnis Tetaplah Bisnis

Terkadang masalah “tak enakan” atau “sungkan” akan jadi kendala terbesar ketika menjalankan bisnis bersama keluarga. Untuk menghindari hal tersebut, coba pegang teguh mindset bahwa bisnis adalah bisnis. Masalah bisnis dan masalah keluarga harus dipisahkan mengingat keduanya adalah urusan yang berbeda.

Jangan sekali-kali membawa masalah keluarga ke ranah bisnis, begitu juga sebaliknya. Cobalah selalu bersikap profesional, jangan buat hal tersebut jadi lebih istimewa, bersikaplah biasa layaknya partner bisnis pada umumnya.

2. Harus Ada yang Bisa Membuat Keputusan Akhir

Pertimbangan selanjutnya adalah harus ada orang yang ditunjuk untuk membuat keputusan akhir. Mengingat bisnis ini dikelola oleh lebih dari 1 orang, terkadang akan ada perdebatan karena keputusan yang berbeda. Disinilah peran si pembuat keputusan akhir dibutuhkan sebagai penentu.

Orang yang dipilih sebagai pembuat keputusan akhir haruslah orang yang paling kompeten. Ia juga harus mampu bertanggungjawab atas setiap keputusan yang sudah diambilnya, jadi pastikan untuk memilih orang yang tepat ya!

3. Jangan Berekspektasi Terlalu Tinggi

Pertimbangan selanjutnya coba kelola ekspektasi, hal ini merupakan sumber kekecewaan yang akhirnya membuat hubungan dengan keluarga jadi renggang. Ketika tengah berbisnis, sangat wajar apabila rekan bisnis memiliki komitmen yang berbeda atau pikiran yang tak sejalan.

Jangankan dengan orang lain dengan keluarga pun pemikirannya bisa berbeda, meskipun keduanya punya tujuan yang sama. Kita memang tidak boleh terlalu berharap jika keluarga lain punya komitmen yang sama kuatnya.

Di awal menjalankan bisnis mungkin semua orang akan lebih bersemangat, tapi lama-kelamaan beberapa orang bisa berubah dan semangatnya mulai menurun. Jadi, jangan punya ekspektasi yang berlebihan yang terpenting tetap mengedepankan profesionalitas.

Baca juga: Mau Bisnis dengan Teman Kantor? Coba 7 Ide Bisnis Ini

4. Membuat Perencanaan Bisnis

Sebelum memulai bisnis keluarga, pastikan untuk membuat perencanaan bisnis yang matang dan terstruktur. Buat daftar tentang jenis bisnis yang ingin dijalankan, sasaran pasar, modal yang dibutuhkan, serta rencana pemasaran dan strategi bisnis lainnya.

Dengan perencanaan bisnis yang baik, bisnis keluarga akan memiliki arah yang jelas dan terencana dengan baik. Dalam pelaksanaannya pun, usahakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya. Dengan kata lain, jadikan rencana bisnis ini sebagai pedoman dan penentu arah kebijakan.

5. Atur Struktur Organisasi yang Jelas

Bisnis keluarga biasanya memiliki struktur organisasi yang berbeda dengan bisnis yang dijalankan oleh individu atau perusahaan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengatur struktur organisasi bisnis keluarga dengan baik agar terhindar dari masalah dalam jangka panjang.

Pastikan peran dan tanggung jawab setiap anggota keluarga yang terlibat dalam bisnis jelas, seperti sistem pengambilan keputusan hingga rencana suksesi. Jangan sampai nantinya karena tak ada struktur yang jelas, terjadi penghindaran tanggung jawab atau perebutan jabatan.

6. Tetap Jaga Profesionalisme

Poin pertimbangan satu ini memang punya kaitan yang sangat erat dengan poin pertama, dimana bisnis adalah bisnis. Bisnis keluarga seringkali dianggap sebagai bisnis yang kurang profesional karena adanya hubungan keluarga di dalamnya.

Namun, sebagai pengusaha keluarga, Anda harus bisa memisahkan antara hubungan keluarga dan bisnis. Agar bisnis keluarga bisa berjalan dengan baik dan profesional. Pastikan untuk mengutamakan kualitas dan memperlihatkan etika bisnis yang baik dalam setiap keputusan yang diambil.

7. Coba Hindari Konflik Keluarga

Bisnis keluarga seringkali menghadapi konflik internal yang bisa mempengaruhi kinerja bisnis. Oleh karena itu, pastikan Anda memiliki mekanisme untuk menangani konflik yang muncul dengan cara yang baik dan profesional. Jangan biarkan konflik keluarga menghambat kinerja bisnis keluarga.

Sebaliknya, Anda pun juga perlu mempertimbangkan bahwa bisnis bersama keluarga juga bisa memicu konflik yang serius. Bahkan, konflik tersebut bisa membuat keluarga jadi terpecah belah dan jadi masalah permanen yang sulit diatasi.

Permasalahan ini bukanlah sesuatu yang mengagetkan lagi, mengingat hal ini sudah banyak terjadi. Untuk seseorang yang begitu ingin menjaga hubungan keharmonisan keluarga, hal ini tentu akan jadi pertimbangan terpenting sekaligus terberat. Jadi, pastikan sebelum memulai bisnis bersama keluarga, Anda sudah siap menghadapi risiko satu ini.

 

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau