Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Mahasiswa UNESA Berinovasi Ciptakan Mesin Pengolah Petis untuk Bantu UMKM

Kompas.com - 15/05/2023, 14:05 WIB

KOMPAS.comPetis merupakan salah satu bahan makanan yang populer di daerah Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Bahan makanan berwarna hitam ini biasanya digunakan sebagai pelengkap atau saus cocolan untuk camilan, seperti martabak madura dan gorengan.

Proses produksi petis masih banyak yang dilakukan secara tradisional, sehingga menghabiskan waktu dan tenaga yang cukup besar. Ada juga beberapa produsen yang memilih untuk menggunakan mesin petis semi otomatis, tetapi sayangnya mesin ini belum banyak di pasaran.

Baca juga: Bantu Ibunya yang Sakit, Kakak Beradik Ini Ciptakan Sepatu Unik

Mengatasi hal tersebut, beberapa mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui tim Fakultas Teknik membuat mesin semi otomatis untuk mempercepat proses pembuatan petis bagi pelaku UMKM.

Adapun mahasiswa yang tergabung ke dalam tim tersebut berjumlah 6 orang, yakni Mochammad Hildad Ajiban, Kamaludin, Muhammad Nur Rohman, Wahyu Prawira Yudha, Aldin Kusuma, Agung Setyo Pranoto.

Baca juga: Dorong Mahasiswa Berwirausaha, Universitas Brawijaya Dirikan Kafe Vocafe

Agung, salah satu mahasiswa yang tergabung dalam tim inovasi mesin petis tersebut mengatakan, ada kelemahan dalam membuat petis dengan cara tradisional.

“UMKM mengeluh kalau olahan petis tak selalu bagus, kadang ada yang gosong. Diaduk menggunakan tangan pun ada yang bilang kecapean dan sebagainya,” ucapnya mengutip laman resmi UNESA, Senin (15/5/2023).

Agung menjelaskan, mesin tersebut dapat mengaduk secara otomatis dengan penggerak motorik listrik dan suhu teratur dengan menggunakan material panci yang dilapisi oil jaket yang relatif aman sehingga petis tidak mengerak atau gosong.

Baca juga: 6 Tips Sukses Menjadi Wirausaha bagi Mahasiswa

“Mesin ini dapat menggiling bahan baku petis seperti terasi, udang, atau ikan menjadi bentuk pasta yang halus dan kental. Pun dapat membantu dalam proses penyaringan petis, sehingga petis yang dihasilkan menjadi lebih halus,” ujarnya.

“Petis yang dihasilkan akan dicampur dan diaduk secara merata oleh mesin pengaduk dan memastikan konsistensi petis yang dihasilkan merata dan tidak terlalu cair atau terlalu kental,” sambungnya.

Mesin pengolah petis ini memiliki 3 keunggulan, yakni dapat menggunakan dua bahan bakar (kompor gas dan kayu), dapat mengatur waktu pemasakan dan pendinginan serta akan berhenti otomatis ketika proses sudah selesai, dan yang terakhir adalah mobilitas mesin yang lebih mudah karena dilengkapi dengan roda pada masing-masing kaki, sehingga dapat dipindah kemana-mana.

Baca juga: Mahasiswa Ini Raup Cuan dari Bisnis Mainan Slime

Promosikan UMKM Anda dengan beriklan di jaringan Kompas Gramedia lewat Pasangiklan.com. Konsultasikan strategi iklan bisnis Anda bersama tim sales Pasangiklan.com sekarang.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com