Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Alumni Jurusan Akuntansi yang Sukses Berbisnis Pupuk

Kompas.com - 19/05/2023, 21:31 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini mahasiswa tak lagi dituntut mencari kerja, namun bagaimana menciptakan lapangan kerja.

Hal itu pula yang dipilih oleh Freddy Wijaya, seorang alumni Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM). Meski memiliki background akuntansi, namun dia memilih banting setir untuk berbisnis pupuk.

Peraih beasiswa TELADAN dari Tanoto Foundation ini mengaku memiliki ketertarikan di bidang pertanian sejak masih kecil, gara-gara sering membaca buku National Geographic dan majalah Trubus.

Baca juga: 5 Ide Bisnis Makanan Kemasan yang Bisa Hasilkan Cuan

 

“Sejak kecil, saya punya cita-cita memiliki usaha yang bisa menghijaukan dan melestarikan lingkungan,” katanya dalam keterangan resmi Tanoto Foundation, Jumat (19/5/2023).

Cita-cita itu mulai dirintis setelah lulus kuliah melalui usaha produksi pupuk. Pada tahap awal, Freddy fokus pada usaha pemberdayaan petani jagung di wilayah Nagekeo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Interaksi dengan petani membuat dia bisa menangkap berbagai keresahan yang dirasakan, mulai dari kesulitan memperoleh pupuk subsisi, harga pupuk kimia yang mahal, serta produktivitas lahan yang menurun.

“Kombinasi permasalahan itu membuat petani kesulitan mendapat hasil panen yang bagus,” jelasnya.

Berbagai permasalahan itulah yang menjadi dasar pengembangan dan inovasi produk Pupuk Dinosaurus yang didirikannya. Penyuluhan dari rumah ke rumah dilakukan untuk membantu petani bisa mengadopsi teknik pertanian yang lebih produktif. Usaha tidak mengkhianati hasil ketika hasil panen petani jagung di Flores terus membaik.

Baca juga: Dorong Siswa Berwirausaha, SMK Ini Berhasil Produksi Sabun Aroma Terapi

Keberhasilan itu membuat Freddy terus berus berinovasi. Pupuk hayati cair merek Dinosaurus tidak hanya terdaftar di Kementerian Pertanian, tapi juga berhasil mendapat sertifikat organik internasional dan kini sudah dipasarkan di berbagai wilayah di Indonesia.

“Saya optimistis akan makin banyak generasi muda yang terjun ke dunia pertanian karena ada potensi luar biasa besar di bidang ini,” tegasnya.

Sementara itu, CEO Global Tanoto Foundation Dr. J. Satrijo Tanudjojo mengatakan, pihaknya aktif mendorong terwujudnya kesetaraan peluang melalui pendidikan berkualitas.

“Selama hampir dua dekade, para penerima beasiswa TELADAN telah lulus, berkarier, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat, komunitas, dan lingkungan,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Training
Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Program
Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Jagoan Lokal
Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Program
CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

Training
Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Training
CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

Program
Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps 'Sapa UMKM'

Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps "Sapa UMKM"

Program
 Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Training
Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Program
Menteri UMKM Sebut Judi 'Online' Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Menteri UMKM Sebut Judi "Online" Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Training
Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Program
Penghapusan Utang 70.000 UMKM Tunggu Aturan Internal Bank Himbara

Penghapusan Utang 70.000 UMKM Tunggu Aturan Internal Bank Himbara

Program
Erick Thohir Sebut 50.000 UMKM Masuk Ekosistem Tender di Bawah Rp 15 Miliar

Erick Thohir Sebut 50.000 UMKM Masuk Ekosistem Tender di Bawah Rp 15 Miliar

Program
5 Ide Produk Inovatif, Unik dan Anti Mainstream dari Bahan Susu

5 Ide Produk Inovatif, Unik dan Anti Mainstream dari Bahan Susu

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau