Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Muchlis Arif Sutopo Membangun Bisnis Keramik sejak 1994

Kompas.com, 19 Juni 2023, 13:05 WIB
Nugraha Perdana,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Tangan lihai seniman keramik asal Kota Batu, Jawa Timur yakni Muchlis Arif Sutopo (56) terlihat sedang sibuk membuat karya seni dari bahan baku tanah liat.

Dia membuat suatu wadah bersama mesin putar atau electric wheel miliknya, saat ditemui di Studio Mata Hati Ceramics, Kota Batu, Jawa Timur pada Minggu (18/6/2023).

Arif sudah serius menekuni dunia keramik sejak 1994. Di studionya yang berada di Jalan Wastu Asri, Kecamatan Junrejo ini, terdapat sekitar ratusan koleksi keramik yang telah dibuatnya. Bentuknya ada gelas, piring, mangkok, asbak, dan lainnya.

Baca juga: Ingin Memulai Bisnis Keramik Rumah? Simak Tips Ini agar Sukses

Tempatnya yang estetik membuat banyak pengunjung datang, untuk sekadar berfoto atau membeli hasil karyanya, bahkan juga belajar membuat keramik.

Arif menyebut, peminatnya mulai dari pelajar, mahasiswa, selebgram, hingga kalangan menengah ke atas.

"Setiap hari ada saja yang datang untuk pottery class (belajar membuat keramik), tapi harus janjian dulu. Maksimal di sini 20 peserta sekali sesi," kata Arif pada Minggu (18/6/2023).

Bahkan, Arif mengaku bukan hanya masyarakat Indonesia, wisatawan mancanegara dari Taiwan, Australia, dan beberapa negara lain juga pernah berkunjung ke tempatnya.

"Mungkin tahunya karena sering muncul di sosial media, jadi banyak yang tahu, kemudian dari mulut ke mulut," katanya.

Studio ini menjadi tempat ketiga, setelah sebelumnya ada di dua lokasi lainnya yang juga berada di Kota Batu.

Untuk mengikuti pottery class, peserta dikenakan biaya ratusan ribu rupiah. Peserta mendapatkan pelajaran tentang dunia keramik, teknik pembuatan, dan kesempatan membuat langsung pembentukan keramik sesuai keinginan.

"Bagi saya, sebisa mungkin siapapun yang berkunjung mengetahui dunia keramik, dengan begitu mereka akan minat untuk belajar atau membeli," katanya.

Baca juga: Cerita Agustinus Budi Merintis Bisnis Pottery hingga Ekspor ke Luar Negeri

Dosen Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya ini juga menerima pesanan keramik, seperti untuk kafe. Harga setiap hasil karyanya mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Sedangkan, untuk hasil karya khusus seni bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Ciri khas hasil karyanya untuk produk keramik, selalu memadukan antara nilai seni dan fungsi.

Selain itu, produk keramik buatannya terbilang tebal, yang mana ini menjadi salah satu keunggulannya.

Untuk menghasilkan keramik yang tebal, Arif biasanya menggunakan tanah liat yang dipesan dari tiga daerah, yakni Sumberpucung, Kabupaten Malang, lalu Tuban dan Blitar.

Hasil karya Arief rata-rata hanya dibuat secara terbatas, karena pembuatannya yang handmade, murni menggunakan tangan atau tanpa cetakan.

Untuk prosesnya, dimulai dari tanah liat yang masih basah, lalu dibentuk menggunakan alat pemutar yang dioperasikan dengan tangan dan kaki.

Kemudian keramik yang sudah terbentuk dibakar di oven dengan panas mencapai 850 derajat celcius. Setelahnya, keramik diwarnai dengan teknik glasir dan dibakar kembali dengan panas 1285 sampai 1300 derajat celcius.

Baca juga: Cerita Sri Yuliastuti Bisnis Rendang hingga Mancanegara, Berawal dari Pesanan Teman

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau