Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Azis Bachtiar Konsisten Lestarikan Metode Produksi Tradisional untuk Perhiasan Logam

Kompas.com - 16/08/2023, 17:28 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam, salah satunya adalah perhiasan. Setiap daerah memiliki ciri khas sendiri yang menjadikannya berbeda dengan daerah lainnya.

Tak sekedar model kerajinan yang dihasilkan, kekayaan khazanah budaya nusantara juga menyangkut tata cara pembuatan perhiasan tersebut. Ini karena setiap perhiasan memiliki metode pembuatan yang berbeda dengan perhiasan lainnya.

Namun sayangnya, dari berbagai metode pembuatan yang pernah ada, sebagian di antaranya sudah punah karena tidak ada generasi yang meneruskan. Akibatnya, banyak model perhiasan tradisional yang tidak bisa dibuat lagi karena tidak ada perajin yang menguasai cara pembuatannya.

Baca juga: Susu Ikan Pertama di Indonesia Hadir di Indramayu

Bagi seorang Azis Bachtiar, seorang perajin perhiasan logam tradisional asal Solo Jawa Tengah, kondisi tersebut cukup memprihatinkan. Tidak adanya generasi penerus membuat model-model perhiasan tradisional akan hilang.

Berangkat dari hal itu, Azis memilih untuk menjadi perajin yang fokus untuk melestarikan model-model perhiasan tradisional, berikut metode pembuatannya.

"Saya fokus untuk membuat repro perhiasan tradisional, termasuk cara pembuatannya. Saya memanfaatkan logam sebagai bahan baku perhiasan tersebut," ujarnya membuka perbincangan, Jumat (11/8/2023).

Azis mengungkapkan, ketertarikannya berbisnis perhiasan tradisional tersebut juga berawal dari keluarganya yang menjadi pembuat keris. Ayah mertuanya merupakan empu yang mengerjakan keris yang dipesan oleh banyak orang. Dari situ, dia banyak mempelajari mengenai tata cara mengolah berbagai logam untuk dijadikan perhiasan.

Lakukan Riset dan Produksi Manual

Azis menceritakan, dia memproduksi perhiasan tak sebatas model-model khas Jawa. Meskipun tinggal di Solo, dia juga membuat perhiasan dengan model dari daerah lain, seperti perhiasan masyarakat Batak, dan sebagainya.

Azis sangat memahami karakter perhiasan dari berbagai daerah di Indonesia, karena sebelum melakukan produksi, dia selalu melakukan riset agar perhiasan yang dibuatnya memiliki kemiripan dengan perhiasan asli daerah yang bersangkutan.

"Perhiasan dari Jawa lebih menonjolkan permata karena mendapat pengaruh yang kuat dari model Eropa. Sedangkan perhiasan dari Sumatera, lebih menonjolkan emas karena mendapat pengaruh yang kuat dari India. Sementara untuk perhiasan dari Batak memiliki kekhasan yang berbeda lagi," ungkap Azis.

Azis Bachtiar dengan produk perhiasan tradisionalnyaDok IG Ong.Edric Azis Bachtiar dengan produk perhiasan tradisionalnya

Untuk membuat produk perhiasan, Azis memilih melakukannya secara hand made dan tidak menggunakan mesin yang memungkinkannya melakukan produksi massal. Alasannya sederhana, produksi secara manual akan membantu melestarikan metode pembuatan perhiasan tersebut secara tradisional.

Untuk mendukung kegiatan produksi, Azis memiliki tim yang secara khusus menguasai metode pembuatannya. 

"Saya juga memiliki komunitas yang fokus pada upaya mempelajari pembuatan perhiasan secara tradisional dari berbagai daerah," jelas dia.

Langganan Desainer

Karena kekhasan produknya, perhiasan-perhiasan buatan Azis banyak dipesan oleh desainer. Biasanya, perhiasan tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan fashion show internasional.

"Banyak desainer lokal dan luar negeri yang memesan perhiasan ke saya untuk dibawa di fashion show seperti di Milan, Paris, hingga New York. Saya tidak hafal, sudah berapa banyak yang dipesan untuk fashion show," jelas dia. 

Meski menjadi langganan desainer, Azis memilih untuk tetap low profile, menjual produk berdasarkan pesanan. Dia juga belum terpikirkan untuk mengembangkan brand sendiri untuk produk-produk perhiasannya.

"Fokus saya adalah tetap pada cara pembuatannya agar tetap ada yang melestarikan," ujar Azis. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau