Proses penelitiannya membutuhkan waktu sekitar enam bulan. Untuk mengetahui hasilnya dengan akurat, juga harus dilakukan di laboratorium khusus yang berada di luar negeri.
"Untuk mengetahui ternak ini genotip-nya AA, AB, aa, itu bacanya lab-nya di Malaysia dan Taiwan, diambil DNA darahnya dulu baru keluar," tambah Rini.
Menurutnya, produksi susu kambing yang tinggi juga dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan. Dia mengatakan, seharusnya kambing perah rata-rata setiap harinya mampu memproduksi tiga liter susu.
"Tetapi sekarang umumnya masih disekitar 800 cc, 1,2 liter, karena bibitnya pejantannya kurang bagus, yang kedua manajemen pemeliharaan masih belum maksimal, seperti menghitung antara bobot kambing dengan kebutuhan pakan," kata Rini.
Meskipun, ada juga peternak kambing yang benar-benar serius dalam melakukan pemeliharaan. Namun, para peternak tersebut rata-rata bertujuan untuk kontes.
"Tapi ada juga yang memiliki tujuan untuk kontes, kalau menang hadiahnya ratusan juta, pemeliharaannya benar-benar serius, sehingga tiap peternak beda-beda, tidak bisa dipukul rata semua," ujar Rini.
Selain itu, menurutnya, para peternak kambing skala kecil bukan bertujuan pada pengembangan usaha yang besar.
"Kalau peternak kita tujuannya tabungan, kalau butuh uang kemudian dijual, bukan business oriented, permasalahannya disitu," tambah Rini.
Rini juga memberikan tips dasar bagi para peternak pemula yang ingin mengetahui ciri-ciri kambing dengan potensi produksi susu tinggi. Seperti, tempat susu kambing atau kelenjar ambing dengan ukuran besar.
"Yang pertama terkait tempat susunya, namanya kelenjar ambing, yang dibelakang kakinya dua, ya itu, kalau besar, produksi susunya tinggi, badannya mulus, rambutnya halus," kata Rini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.