KOMPAS.com - Nanas menjadi ikon bagi Kabupaten Pemalang Jawa Tengah karena daerah itu menjadi salah satu produsen terbesar buah tersebut.
Besarnya nanas yang dihasilkan tersebut turut mendorong Murniati menjalankan bisnis dengan bahan baku nanas. Namun demikian, dia tidak ingin bisnis hanya berhenti pada jualan produk. Ke depan, Murniati juga ingin mewujudkan desa wisata petik nanas, yang sejauh ini belum pernah ada.
Dalam perbincangannya dengan Kompas.com, Murniati menjalankan bisnis tersebut karena termotivasi dengan produk dari Kota Malang yang memiliki destinasi wisata petik apel.
“Saya berharap, Pemalang yang namanya mirip dengan Malang, juga bisa punya desa wisata petik nanas madu,” sebut Murni di sela-sela acara acara Finatra, Rabu (15/11/2023).
Menurut Murni, untuk mengembangkan potensi ini, dia saat ini mulai merintis mulai dari pengenalan dan pemasaran olahan nanas madu.
Baca juga: Kisah Murniati, Mantan Pegawai Kantoran yang Kini Sukses Berbisnis Camilan Olahan Nanas Madu
Setelah produk olahan tersebut dikenal masyarakat, dia akan mewujudkan wisata petik nanas.
Meski hal ini adalah peluang besar yang sudah ditilik oleh Murni, masih terdapat tantangan yang dirasakan murni untuk mencapai ini menjadi kenyataan.
Tantangan yang dihadapi Murni dalam memasarkan produk olahan buah nanas madu tidak membuatnya berkecil hati.
“Tantangannya kalau di Jakarta itu, mitos tentang buah nanas banyak beredar. Yang kedua, ini kan produknya masih baru di Jakarta, jadi harus usaha lebih untuk memperkenalkannya,” sambungnya.
Dengan adanya tantangan tersebut, membuat Murni harus bergerak sebagai pionir edukasi tentang manfaat nanas.
Hal ini telah dilakukan Murni melalui sosial media Instagram @inaini_aja.
Agar produk Ina Ini Aja dapat dikenal dengan pasar yang sesuai dengan harapan, Murni telah memetakan target pasarnya menjadi tiga kelompok.
Baca juga: 7 Kemampuan Dasar yang Harus Dimiliki Pelaku UMKM Saat Membangun Bisnis
Kelompok pertama, adalah kelompok masyarakat yang suka buah nanas. Kedua, targetnya adalah orang yang suka makan cemilan serta ingin mendapatkan manfaat dari buah nanas.
Sedangkan kelompok target ketiga, orang atau keluarga yang ingin melepaskan diri dari rasa jenuh bekerja dengan berlibur ke Kota Pemalang dan menikmati keindahan alam.
Kelompok target ketiga adalah gambaran dari inovasi bisnis yang kini tengah dimatangkan Murni. Ia ingin membuka peluang di desanya agar menjadi salah satu destinasi wisata oleh pelancong.
Melanjutkan hal tersebut, Murni menyebutkan, “Saat ini masih dalam tahapan riset pasar dan membandingkan dengan yang lainnya. Tapi terdekat, kelihatannya trip akan saya buka untuk perorangan dulu,” katanya.
Sebagai seorang pegiat bisnis olahan nanas madu yang proses produksinya masih di kota asal, Murni dapat mengolah semua bagian tanaman nanas dengan fungsi turunan keberlanjutan lingkungan.
Baca juga: Cerita Pony Mastia Merintis Kolegarasa, Awalnya Buka Pesanan Jajanan Korea di Kantor
Misalnya saja kulit nanas. Jika biasanya kulit nanas hanya akan berakhir di tempat sampah, hal demikian tidak terjadi pada rumah produksi Ina Ini Aja.
Kulit nanas madu yang telah diolah, dimanfaatkan sebagai pupuk organik oleh Murni untuk menyuburkan kembali lahan kebun nanas madu miliknya. Sedangkan daun nanas, dapat diolah menjadi serat kain tekstil.
“Sengaja produksinya masih di Pemalang, supaya limbah buah nanasnya bisa langsung diolah di kebun, jadi pupuk,” pungkas Murni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.