Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTBA Bangkitkan Minat Pelaku Usaha Lokal Seriusi Bisnis Jasa Lingkungan

Kompas.com - 21/12/2023, 16:03 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

MUARA ENIM, KOMPAS.com - Meningkatnya kesadaran terhadap implementasi ESG di berbagai korporasi telah mendorong bertumbuhnya peluang usaha di bidang lingkungan yang bisa dijalankan oleh masyarakat luas.

Salah satu pelaku industri yang serius mengimplementasikan ESG adalah perusahaan pertambangan batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Hal ini terlihat dari langkah PTBA dalam menjalankan kegiatan reklamasi tambang di kawasan Muara Enim, Sumatera Selatan guna memenuhi aspek environment atau lingkungan dalam kegiatan bisnisnya.

Baca juga: Febri Sumantri Sukses Berdayakan Ekonomi Warga melalui Kolaborasi dengan PTBA

Seiring dengan hal tersebut, PTBA mulai melibatkan pelaku usaha lokal untuk ambil bagian dalam kegiatan reklamasi.

Salah satu pelaku usaha yang digandeng oleh PTBA adalah Febri Sumantri (34), warga Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim.

Saat berbincang dengan Kompas.com, Febri mengungkapkan peluang usaha di sektor lingkungan merupakan bisnis yang sangat prospektif, terlebih bagi masyarakat yang tinggal di kawasan industri pertambangan seperti Muara Enim.

"Potensi bisnis bibit dan reklamasi lingkungan ini besar, karena perusahaan tambang termasuk PTBA mengambil bibit pohon dari berbagai daerah untuk mencukupi kebutuhan reklamasi," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (20/12/2023).

Proyeksi Febri benar adanya. Belum genap 4 tahun bisnis dijalankan, usaha pembibitan dan jasa reklamasi tambang terus berkembang. Terlebih, dia kemudian dipercaya oleh PTBA menjadi mitra dalam kegiatan reklamasi.

Sementara bagi PTBA, hadirnya pelaku usaha lokal yang terlibat dalam kegiatan reklamasi juga menjadi kebanggan tersendiri. 

Lantas, apa saja kiat-kiat yang perlu dilakukan agar bisnis di bidang jasa lingkungan ini bisa sukses sebagaimana yang dilakukan Febri?

Fokus pada Pekerjaan

Febri beserta sejumlah warga Desa Keban Agung merupakan pelaku usaha binaan PTBA melalui program Eco Agrotomation. Program ini diinisiasi oleh perusahaan pertambangan tersebut dengan membina mitra lokal untuk mendukung kegiatan reklamasi lahan tambang.

Febri menceritakan, sebelum terjun bisnis sepenuhnya, dia pernah bekerja di salah satu anak usaha PTBA dengan posisi terakhir setara asisten manajer.

"Saya kemudian memilih keluar karena saya melihat hal usaha ini sangat prospektif. Apalagi ketika masih di perusahaan, saya adalah karyawan bagian lingkungan, sehingga saya tahu perusahaan tambang itu butuhnya apa," jelas dia.

Baca juga: Didukung PTBA, Petani di Lampung Ini Berhasil Kembangkan Usaha ke Peternakan

Dia memulai bisnis pembibitan dan jasa perawatan tanaman di lahan reklamasi tambang mulai tahun 2020 ketika pandemi Covid-19 mulai merebak. Saat itu, dia mulai merekrut karyawan dari warga sekitar yang terdampak pandemi.

Bisnis pembibitan yang dia rintis perlahan-lahan mulai berkembang seiring dengan banyaknya pesanan dari berbagai perusahaan tambang untuk reklamasi.

Ketersediaan Lahan jadi Kunci

Febri mengungkapkan, salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha di bidang jasa lingkungan adalah ketersediaan lahan untuk bibit. Selama ini dia memanfaatkan lahan menganggur dari warga setempat.

Namun demikian, dia masih mencari lahan lain yang lebih luas untuk mendukung kegiatan pembibitan pohon dengan jumlah yang lebih banyak.

Ini karena kebutuhan bibit pohon khusus untuk di PTBA sendiri mencapai 2 juta bibit pohon per tahun. Dari jumlah tersebut, 1 juta telah terpenuhi dari pembibitan yang dilakukan oleh internal, dan sisanya dari pemasok luar.

Karena itu, semakin luas lahan yang tersedia, kemungkinan untuk bisa memasok bibit dalam jumlah yang lebih besar akan semakin terbuka.

Manfaatkan Teknologi

Febri berhasil mengembangkan usaha jasa reklamasi lingkungan salah satunya didukung oleh pemanfaatan teknologi. 

Dalam hal ini, Febri dan tim mendapatkan bantuan dari PTBA berupa panel surya, mesin pompa air, serta alat semprot air otomatis. Hadirnya teknologi tersebut memungkinkan dia menekan biaya produksi, terutama listrik untuk penyiraman air.

"Waktu penyiraman juga bisa diatur menggunakan aplikasi digital. Meski kami tidak di lokasi, kegiatan peniraman bisa dilakukan hanya dengan memencet aplikasi yang ada di ponsel. Hadirnya bantuan dari PTBA bisa membantu kami untuk menekan cost, serta membuat pekerjaan menjadi mudah dilakukan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau