KOMPAS.com – Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang berlimpah, seperti Rotan dan Kayu. Oleh karena itu, dibutuhkan hilirasasi agar kita tidak hanya menjual bahan baku ke luar negeri.
Seperti yang dilakukan oleh Rizal yang berusaha mengolah rotan dan kayu menjadi produk furniture sejak tahun 2018. Usaha yang dirintis Rizal bernama Roka Collection.
“Beberapa produk kami tidak hanya diproduksi di Tangerang, ada juga yang di Majalengka dan Banyuwangi. Material kayu jati kita ada yang diambil dari Banyuwangi, Jepara, Bojonegoro, kalau rotan dan bambu kita dari Majalengka semuanya,” kata Rizal saat pameran Brilianpreneur 2023 di JCC, Jakarta pada Jum’at (8/12/2023).
Produk yang diciptakan dari tangan dingin Rizal sudah mampu menembus pasar negara Middle East, seperti seperti Oman, Saudi Arabia, dan Kuwait.
Baca juga: Difasilitasi PTBA, Zailani Angkat Ekonomi Masyarakat lewat Usaha Pembibitan Pohon
“Bahkan kami sudah ekspor ke Korea juga saat pameran Trade Expo Indonesia (TEI). Kami juga sedang menyasar pasar Timur Tengah dengan menggunakan aplikasi Snapchat,” tutur Rizal.
Berminat melakukan kegiatan ekspor? Simak lima tips yang diberikan oleh Rizal, Founder Roka Collection saat ditemui Kompas.com pada pameran Brilianpreneur 2023.
Hal pertama yang harus disiapkan menurut Rizal yaitu, pengetahuan terhadap produk yang ingin pelaku usaha ekspor.
“Sebelum ekspor kami harus tahu apakah produk kita sudah siap diekspor atau belum. Hal ini karena kegiatan ekspor membutuhkan waktu yang lama, seperti barang furnitur yang kami lapisi biopolish anti jamur dan anti rayap untuk mengurangi kerusakan produk,” tutur Rizal.
Baca juga: PTBA Bangkitkan Minat Pelaku Usaha Lokal Seriusi Bisnis Jasa Lingkungan
Selain itu, sebagai pendiri suatu bisnis yang ingin melakukan ekspor, kamu juga harus memahami secara akurat siapa target pasar usahamu.
“Selain knowledge produk, kamu sebagai owner juga harus tahu target pasar bisnismu. Jangan sampai kami sudah all out tapi tidak tahu target pasarnya seperti apa, kalangan yang diincar seperti apa,” ucap Rizal.
Dalam kegiatan ekspor juga kamu harus mempertimbangkan harga jual produkmu. Harga jual produk di pasar lokal tentunya berbeda dengan pasar luar negeri.
Baca juga: Dukung Pembiayaan Ekspor UKM, LPEI Kucurkan Pembiayaan Sebesar Rp 1 Triliun
“Kamu harus sesuaikan Harga Pokok Produksi (HPP) ditambah biaya pengiriman. Kita harus memperhitungkan ke situ agar nilai ekspor kita maksimal dan tidak mengalami kerugian setelah ekspor,” jelas Rizal.
Tren negara tujuan ekspor bisa kamu ketahui dengan berjalan-jalan ke negara tujuan. Hal ini karena, tren pasar sangat penting bagi bisnismu agar produkmu dapat diterima oleh masyarakat di negara tujuan ekspormu.
Selain itu, kamu juga bisa mendesain sedemikian rupa produkmu agar sesuai dengan tren dan selera pasar di negara tersebut.
Baca juga: 6 Tips Memulai Usaha Home Cleaning Service yang Berpotensi Cuan
Sebagai pengusaha kamu juga harus peka terhadap teknologi yang berkembang di negara tujuan, khususnya yang berkaitan dengan pemasaran produkmu.
“Untuk mendapatkan buyer luar negeri, saat ini bahkan kita bisa menggunakan LinkdIn. Sedangkan kita saat ini fokus menggunakan aplikasi Snapchat untuk menyasar negara Timur Tengah. Hal ini karena, di Saudi Arabia tidak hanya yang menggunakan Instagram, tapi banyak yang menggunakan Snapchat,” ujar Rizal.
Oleh karena itu, sesuaikan media sosial yang akan kamu gunakan untuk mempromosikan produkmu dalam upaya menembus pasar luar negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.