KOMPAS.com– Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mencatat telah memberikan dukungan terhadap hampir 5.000 UKM, dan dari jumlah tersebut 500 UKM di antaranya sudah menjadi eksportir.
Kepala Divisi Penugasan Khusus Ekspor LPEI Wahyu Bagus Yuliantok mengatakan pelaku UMKM di Indonesia sebenarnya memiliki peluang besar untuk memperluas pasar ekspor dengan menggunakan beberapa strategi. Karena itu, UMKM Indonesia harus menjadi bagian dari rantai pasok global.
“Produk Indonesia harus bisa dikonsumsi oleh pasar global, misalnya pembuatan mobil mewah itu pasti joknya terbuat dari kulit, harapannya kulitnya bisa dipasok dari Garut. Kita harus bisa fokus ke bahan baku untuk produksi tersebut harus berasal dari Indonesia untuk agar produk Indonesia bisa ekspor,” ungkap Bagus saat ditemui Kompas.com pada Media Tour LPEI di Yogyakarta pada Selasa (19/12/2023).
Selain itu, saat ini orientasi negara tujuan ekspor Indonesia juga sudah mulai masuk ke negara lain, dan tidak hanya fokus ke Amerika, Eropa, Jepang, dan negara besar lainnya.
Bagus menuturkan, pada tahun 2045, negara Afrika menjadi 5 negara terbesar tujuan ekspor Indonesia. Meskipun saat ini, market produk Indonesia ke Afrika masih di bawah 1 persen.
“Pelaku usaha kita melihat negara Afrika menjadi tujuan utama dari beberapa negara terutama untuk barang-barang yang consumers goods, baik pakaian, obat-obatan seperti multivitamin dan vaksin,” lanjut Bagus.
Untuk mencapai target tersebut, LPEI akan lebih fokus dalam mendukung peningkatan kapasitas pelaku UMKM berorientasi ekspor agar tetap bersaing di pasar internasional dan menjadi bagian dari rantai pasok global (global value chain).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya