Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Mengatur Stok untuk Bisnis Pakaian

Kompas.com - 12/01/2024, 14:07 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Industri fesyen, terutama pakaian merupakan bisnis yang terbilang sangat menarik. Selain menjual pakaian jadi, pelaku bisnis juga bisa menjual model atau desain pakaian. Inilah mengapa, penting untuk tahu caranya mengatur stok, agar bisnis pakaian semakin lancar.

Agar keberlangsungan bisnis pakaian terjamin, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya adalah mengatur ketersediaan stok, terutama bahan baku. Pasalnya, keberadaan stok yang sesuai mampu menunjang realisasi ide untuk produksi beragam model baju atau pakaian nantinya.

Dilansir dari Cermati.com, berikut beberapa cara yang bisa digunakan untuk membantu mengatur stok di bisnis pakaian, antara lain:

1. Mengenal Bahan Baku dan Jenis-jenisnya Sesuai Kebutuhan

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengenal bahan baku sesuai jenis pakaian yang akan diproduksi. Setidaknya ada beberapa kategori bahan baku yang perlu disiapkan, antara lain:

? Kain

Kain merupakan bahan baku penting dalam bisnis pakaian. Umumnya, pembelian kain dilakukan dalam jumlah besar (ukuran roll) agar harga yang didapatkan lebih murah. Setiap roll kain biasanya memiliki ukuran 100 yard, tergantung jenis kain yang dipilih.

Selain itu, penting juga untuk membuat perencanaan terkait warna dan jenis kain yang akan digunakan. Sebagai contoh, kain untuk kemeja biasanya dari bahan katun, sementara dress wanita bisa menggunakan kain brokat, ceruti dan sebagainya.

Rata-rata untuk harga kain berkisar Rp 25.000 sampai Rp 35.000 per yard. Jadi untuk 1 roll kain harganya berkisar Rp 2.500.000 sampai Rp 3.500.000.

? Aksesoris

Selain kain, aksesoris pakaian juga termasuk bahan baku yang perlu disiapkan. Beberapa diantaranya seperti kancing baju, resleting, renda dan sebagainya dengan beragam bentuk dan ukuran. Semakin detail desain pakaian yang dibuat, maka aksesoris pendukung yang diperlukan juga semakin beragam.

? Aksesoris custom

Jenis aksesoris ini merupakan aksesoris tambahan yang dibuat secara khusus sesuai brand produk fesyen yang dibuat. Misalnya saja seperti label brand, label harga, kancing khusus dan lain sebagainya. Aksesoris ini penting untuk mendukung branding produk fesyen yang dikembangkan.

2. Pakai Kode Khusus untuk Mengatur Stok

Pemberian kode akan memudahkan dalam pengelolaan stok, terutama dalam bisnis pakaian. Inilah mengapa memberikan kode secara khusus di masing-masing bahan sangat perlu dilakukan. Pastikan kode dibuat sesuai dengan jenis, ukuran, hingga warnanya.

Anda bisa menggunakan kombinasi angka dan huruf sebagai kode agar lebih mudah diingat. Contohnya saja, kode untuk kain Satin adalah S, warna biru adalah 02, disuplai oleh Berkah Jaya disingkat BJ. Jadi kodenya S02(BJ).

3. Penyimpanan yang Efisien

Tempat penyimpanan stok sangat penting untuk diperhatikan. Baik menggunakan gudang maupun tempat penyimpanan yang lain, pastikan untuk melakukannya secara efisien. Hal ini supaya lebih memudahkan dalam proses pengambilan dan mudah ditemukan saat akan dibutuhkan.

Untuk menyimpan gulungan kain, ada baiknya untuk memakai rak besi yang dibuat secara khusus. Rak ini biasanya dibuat dengan beberapa sekat sesuai ukuran gulungan kain. Umumnya, rak semacam ini harus dipesan secara custom agar ukurannya sesuai dengan kebutuhan.

Selain membuatnya secara custom, Anda bisa membeli rak tersebut di toko online. Harganya sendiri mulai dari Rp1.000.000 yang bisa menyimpan gulungan kain hingga 9 roll.

Baca juga: 7 Alasan Kenapa Usaha Menjahit Baju Menguntungkan

4. Membuat Master Data

Selanjutnya, langkah yang perlu dilakukan adalah membuat master data. Catat semua pergerakan barang di tempat penyimpanan, baik yang masuk maupun yang keluar. Ini dilakukan untuk lebih memudahkan dalam proses perencanaan restock atau forecast.

Saat ini sudah banyak tersedia aplikasi atau software yang akan membantu memudahkan proses pencatatan data. Mulai dari data stok, keuangan, proses produksi, maupun pemasaran sesuai data yang dibutuhkan.

5. Perhatikan Kapasitas Produksi

Dalam mengelola stok di bisnis pakaian perlu mengaturnya sesuai kapasitas produksi, dalam hal ini para penjahit. Hal tersebut perlu diperhatikan, sebab ada resiko kerugian secara finansial (financial loss) yang mengintai.

Sebagai contoh, jika tenaga penjahit yang dimiliki bisa memproduksi pakaian hingga 150 pieces per minggu. Ada baiknya stok yang dimiliki tidak melebihi kapasitas kerja dari para penjahit.

Pasalnya, ketika stok yang disediakan terlambat diproduksi oleh para penjahit, maka kemungkinan besar bahan tersebut bisa menumpuk semakin lama di gudang. Kondisi ini bisa menimbulkan biaya tak terduga untuk tambahan sewa gudang.

6. Mengikuti Tren Permintaan Pasar

Langkah selanjutnya yang tak kalah penting dalam mengelola stok di bisnis pakain adalah mengikuti tren atau permintaan pasar. Pakaian dengan bahan tertentu bisa saja sangat digemari atau ngetren selama beberapa waktu hingga akhirnya mulai digeser tren baru.

Dalam bisnis pakaian, stok harus selalu ada dan siap digunakan. Sebagai pelaku bisnis pakaian, pastikan untuk lebih jeli dan cermat dalam membaca tren, terutama memprediksi market demand atau permintaan pasar. Hal ini supaya bisa mendukung bisnis pakaian untuk terus berkelanjutan.

Mengelola stok dengan langkah yang tepat bisa menunjang keberlangsungan bisnis, terutama bisnis pakaian. Selain lebih terorganisir dengan baik, pengelolaan stok bahan juga akan membantu mengurangi kerugian dalam bisnis.

 

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau