Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Olix Jaga Kain Tenun Tradisional Tetap Punya Pamor di Masyarakat

Kompas.com - 26/01/2024, 14:42 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Boleh dibilang, kain tenun menjadi bagian yang tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari masyarakat di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini pula yang menjadikan wastra tersebut menjadi ciri khas daerah ini.

Seiring dengan bergeliatnya wisata di NTT terutama di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, bergeliat pula pasar kain tradisional tersebut lantaran banyak wisatawan yang memburu kain tenun untuk dijadikan cenderamata.

Kondisi ini banyak dimanfaatkan oleh pelaku UMKM setempat, salah satunya adalah Maria Floriana Raya Jandi (38) atau biasa dipanggil Olix pemilik butik Galery de' Jandi. Kecintaannya terhadap kain tenun mendorongnya mendirikan butik khusus kain berbahan tenun di Labuan Bajo.

Baca juga: Hindari 5 Kesalahan Ini Saat Membuat Rencana Bisnis

Ditambah lagi, dia hobi jalan-jalan dan keluarganya sering menitip untuk membelikan oleh-oleh.

"Saya itu hobinya jalan-jalan. Kalau misalnya pergi ke satu tempat, banyak keluarga dan teman titip belanja. Lalu saya dikasih uang untuk belanja, dan dari uang itu saya ada keuntungan. Saya kemudian berpikir, cara ini bisa datangkan uang. Dari situ saya mulai ide jualan," ujarnya di sela-sela acara TikTok Jalin Nusantara di kawasan Labuan Bajo, Selasa 23 Januari 2024.

Dari situlah, dia mulai aktif mencari pasokan kain dari perajin kain tradisional. Tak hanya di wilayah Manggarai Barat, namun juga sampai ke daerah lainnya seperti Ruteng, Lembar, Timor, hingga Sumba.

Kain yang diperoleh tersebut dikurasi sedemikian rupa agar bisa memenuhi standard dari konsumen. Selain itu, Olix juga memperbanyak jenis kain yang banyak dibeli oleh wisatawan ketika datang ke Labuan Bajo.

"Salah satu yang paling diminati adalah jenis songket khas NTT. Kain tersebut memiliki corak yang khas sehingga banyak wisatawan yang membeli. Namun demikian, saya juga menyediakan jenis kain dengan motif yang dicap," jelas dia.

Usaha yang digeluti Olix sejak 2007 tersebut kini sudah menunjukkan hasilnya. Terlebih, dia aktif menggunakan medsos sebagai sarana untuk memasarkan kain tenun.

"Saya menggunakan TikTok juga untuk bisa membantu jualan. Pernah saya dibantu membuat konten oleh salah satu universitas yang jalankan program di Labuan Bajo," kata dia.

Lingkungan Petenun

Olix mengungkapkan pilihannya untuk berbisnis kain tenun tradisional NTT tidak lepas dari latar belakang keluarganya yang memang memiliki hubungan emosional dengan tradisi pembuatan kain tenun.

Baca juga: 4 Langkah Mengubah Ide Menjadi Bisnis Sukses

Bagi sebagian besar masyarakat NTT, kain tenun menunjukkan status sosial seseorang. Mereka yang memiliki kelas sosial menengah ke atas, lebih memilih mengenakan kain tenun untuk beraktivitas.

"Zaman saya kecil, pakai baju tenun itu adalah orang yang terpandang karena dulu tenun itu satu per satu saya dapat. Dulu almarhum ayah saya kalau dinas pakai tenun. Kesan saya, pakai baju tenun itu kelihatan gagah," ungkapnya.

Karena itu, dia berupaya untuk menjaga nilai dari kain tenun NTT tetap memiliki nilai di mata masyarakat dan wisatawan melalui butik yang dia dirikan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Training
Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau