"Itu emotional attachment-nya double. Yang pertama Intelectual Property (karakter) dan kedua, orangnya. Jadi orang lebih ingin spending dan bantu (donasi) di market anime. Kami sebutnya simping economy," tambah Andre.
Baca juga: 7 Tips Memulai Bisnis Digital Agar Bisa Lebih Awal Hasilkan Cuan
Peluang menjadi konten kreator anime didorong adanya cosplayer new generation. Mereka saat ini melihat cosplayer sebagai peluang monetisasi alias menghasilkan uang.
"Mereka suka tapi bisa monetize. Mereka tak purely melihat sebagai art. Tapi they enjoy dan make money. Itu yang jadi peluang." kata Andre.
Kini, umur para konten kreator anime mayoritas berumur 18-24 tahun. Sementara itu, fans dunia anime berumur 28-38 tahun.
"Saat ini, Halu App memiliki 8.500 konten kreator yang mayoritas berasal dari kategori anime," kata Andre.
Berdasarkan analisa Andre, ada sekitar 30-50 juta penggemar anime di Indonesia. Jumlah tersebut berdasarkan irisan antara penggemar anime dan komunitas-komunitas anime.
"Sekitar 30-40 juta orang di Indonesia itu sebenarnya wibu (pencinta anime). Kami lihat market-nya besar, belum terlalu di-expose, masih lautan biru, belum banyak tap in," kata Andre.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.