Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ardi Lada, Inovasi Bisnis Produk Kulit dengan Teknik Ecoprint

Kompas.com - 29/02/2024, 17:28 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTAKOMPAS.com – Produk berbahan dasar kulit termasuk usaha yang timeless. Artinya, produk seperti ini tidak akan ketinggalan zaman atau tergerus tren musiman.

Bisnis tas, dompet, sepatu, jaket, sabuk, bahkan topi berbahan kulit bisa berumur jangka panjang. Selain produknya yang awet, bahan kulit juga terlihat elegan dan berkelas sehingga banyak peminatnya.

Itulah pemicu Ardi Lada, pemilik Wrekso Leather Goods meneruskan usaha turun temurun keluarganya yang menjual produk spesialis kulit.

Latar belakang usaha keluarga Ardi adalah menjual produk-produk berbahan dasar kulit untuk diekspor ke ranah internasional. Sejak tahun 1972, usaha keluarga Ardi ramai pembeli yang berasal dari berbagai negara Eropa.

“Bisnis keluarga saya dulu spesialis ekspor ke luar negeri. Seperti Belanda, Jepang, Australia, Selandia Baru, dan Jerman. Secara tradisi, masyarakat di sana memang penggemar kulit,” ungkap Ardi kepada Kompas.com saat ditemui di acara INACRAFT 2024 pada Rabu (28/2/2024).

Baca juga: Peluang Usaha Ecoprint, Begini Cara Membuatnya

Walaupun memiliki privilage dari bisnis keluarganya sudah dikenal di ranah internasional, Ardi memiliki dorongan untuk mengembangkan bisnisnya sendiri di dalam negeri.

Terhitung sudah 10 tahun Ardi mengembangkan usaha sendiri untuk berbisnis produk kulit yang dijual di Indonesia. Ia memberi nama tokonya “Wrekso Leather Goods” di Yogyakarta.

“Alasannya menjual di lokal karena banyak pembelinya. Jadi memilih buka toko sendiri dan berjualan di sini. Bahkan peminatnya sekarang lebih banyak dibandingkan ekspor ke luar, di sana lagi krisis” ungkap Ardi.

Sejak empat tahun terakhir, Ardi mencoba inovasi baru yakni mengombinasi produk kulit dengan teknik ecoprint. Ecoprint adalah teknik mencetak pada media yang berbahan dasar alam menggunakan material alam seperti daun dan bunga.

“Visi dari menccoba ecoprint adalah ingin menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Peluang bisnis ini cukup menjanjikan, ecoprint lumayan diminati dan ada pasarnya," jelas Ardi.

Jika kebanyakan produksi ecoprint menggunakan media kain, Ardi lebih tertarik menggunakan material kulit sesuai dengan keahliannya. Menurut Ardi, jarang penjual yang menggunakan kulit sebagai media ecoprint.

Baca juga: Kisah Novianti Ekastuti, Resign Kerja Lalu Sukses Usaha Berbasis Ecoprint

“Yang main kulit biasa udah banyak, jadi harus ada diferensiasi dan inovasi. Apalagi di Yogyakarta udah banyak yang jualan tas kulit. Tapi yang memproduksi ecoprint di kulit itu jarang. Saya mulai ecoprint ini saat pandemi dan belum ada yang jual produk ecoprint kulit seperti ini," tambah Ardi.

Saat ini, Ardi sukses menjual produk tas kulit, dompet kulit, bahkan lembaran kulit dengan teknik ecoprint. Meskipun tidak mengikuti jejak keluarganya untuk ekspor ke luar negeri, Ardi ingin fokus mengembangkan bisnis nya di Indonesia dengan terus berkreasi dan berinovasi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat 'Fun Run'
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat "Fun Run"
Program
Kajari Kota Malang Blusukan ke Pasar Klojen, Dorong UMKM Miliki Legalitas Usaha
Kajari Kota Malang Blusukan ke Pasar Klojen, Dorong UMKM Miliki Legalitas Usaha
Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau