Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dodol Tenjo Kuatkan Ekosistem UMKM Berbasis Ekonomi Tradisional

Kompas.com - 03/03/2024, 18:18 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Bisa dibilang, dodol tak sekedar makanan tradisional yang dihasilkan dari pengolahan berbagai jenis bahan baku. Lebih dari itu, makanan ini merupakan simbol kebersamaan.

Seperti halnya dodol Betawi, produk makanan tradisional tersebut menjadi penanda persatuan berbagai etnis yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Demikian pula dengan dodol Tenjo. Makanan tradisional yang berasal dari Bogor, Jawa Barat ini juga memiliki makna yang kurang lebih sama. Namun yang lebih menarik, dodol ini sekaligus menjadi simbol kekuatan ekonomi tradisional masyarakat Bogor dan Banten.

Baca juga: 3 Tips Berbisnis dalam UMKM Ala Pemilik Dodol Boga Rasa

Ya, kekuatan ekonomi masyarakat tecermin dalam dodol Tenjo ini, karena bahan baku yang dipakai oleh perajin dipasok oleh para pelaku usaha yang ada di kawasan tersebut. Mulai dari beras ketan, gula aren, hingga kayu untuk memasak, disuplai oleh para pemasok yang masuk dalam ekosistem dodol Tenjo.

Salah satu pelaku perajin dodol Tenjo adalah Egi Mardani yang mengusung merek Boga Rasa mengungkapkan, klaster dodol di kawasan Tenjo ini melibatkan rantai pasok yang luas. Banyak pelaku usaha lain yang ikut tergantung dengan eksistensi dodol Tenjo ini.

“Seperti bahan baku gula aren, kami ambil langsung dari perajin di Lebak Banten. Lainnya seperti beras ketan juga kami ambil dari pedagang di sekitar sini,” kata Egi, saat ditemui di rumahnya, Kamis (22/2/2024).

Kelestarian Alam

Egi mengungkapkan bahwa bahan baku yang dipasok oleh pemasok lokal yang ada di dalam ekosistem dodol Tenjo memiliki kualitas yang lebih terjaga.

Sementara itu Hj Suhaesih pendiri dodol Tenjo Boga Rasa mengungkapkan bahwa gula aren yang dia gunakan sebagai bahan baku dipasok oleh perajin dari Suku Baduy asli yang tinggal di kawasan Provinsi Banten.

Di kawasan Suku Baduy, pohon aren masih banyak dijumpai dan gula kelapa menjadi salah satu produk turunannya.

“Gula aren yang kami pakai juga dipasok oleh perajin gula dari Suku Baduy, yang proses pembuatannya masih menggunakan cara-cara tradisional,” kata dia.

Baca juga: Dodol Boga Rasa, Primadona Baru Oleh-oleh Tradisional Khas Jawa Barat

Selain gula aren, untuk keperluan bahan bakar dalam memasak, dodol Tenjo Boga Rasa juga menggunakan kayu bakar, yakni kayu puspa yang banyak diperoleh di kawasan hutan di Bogor Barat.

Kayu-kayu tersebut banyak dipasok oleh para pencari kayu yang tinggal di sekitar hutan. Mereka mengambil dahan-dahan yang jatuh untuk kemudian dikumpulkan dan disetorkan kepada para perajin dodol Tenjo.

Menurut Egi, keberadaan hutan juga turut menyokong eksistensi perajin dodol di kawasan Tenjo, termasuk dodol Boga Rasa. Hal ini sekaligus mengukuhkan bahwa usaha ini tidak lepas dari benefit atas lestarinya alam.

“Kami para perajin dodol banyak menggunakan kayu puspa yang diperoleh dari hutan yang ada di sekitar sini,” jelas Egi.

Seorang pekerja perempuan di Dodol Boga Rasa tengah mencairkan gula aren sebagai salah satu bahan baku dodolKOMPAS.com/ Bambang P. Jatmiko Seorang pekerja perempuan di Dodol Boga Rasa tengah mencairkan gula aren sebagai salah satu bahan baku dodol

Pendampingan dan Pembiayaan BRI

Egi menyatakan BRI memiliki peran yang signifikan dalam mendorong industri makanan tradisional, seperti halnya dodol Tenjo. Ada banyak program yang dijalankan BRI untuk mendorong pelaku UMKM bisa tumbuh dan berkembang.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Obyek Wisata di Bogor Produk Koperasi Diresmikan, Budi Arie: Libatkan Masyarakat dan Anggota

Obyek Wisata di Bogor Produk Koperasi Diresmikan, Budi Arie: Libatkan Masyarakat dan Anggota

Program
Menteri UMKM Minta Polisi Tindak Oknum yang Tawarkan Jasa Program Makan Bergizi Gratis

Menteri UMKM Minta Polisi Tindak Oknum yang Tawarkan Jasa Program Makan Bergizi Gratis

Program
Menteri UMKM Ungkap Alasan Lantik Pejabat Kementerian UMKM di Pasar Tanah Abang

Menteri UMKM Ungkap Alasan Lantik Pejabat Kementerian UMKM di Pasar Tanah Abang

Program
Bukan di Gedung Ber-AC, Menteri UMKM Lantik Pejabat di Pasar Tanah Abang

Bukan di Gedung Ber-AC, Menteri UMKM Lantik Pejabat di Pasar Tanah Abang

Program
Selvi Gibran Rakabuming Raka Ajak Kelompok Ibu-Ibu Gabung Koperasi

Selvi Gibran Rakabuming Raka Ajak Kelompok Ibu-Ibu Gabung Koperasi

Training
6 Tips Memilih Pinjaman Jenis Pinjaman Usaha yang Tepat saat Merintis Bisnis

6 Tips Memilih Pinjaman Jenis Pinjaman Usaha yang Tepat saat Merintis Bisnis

Training
Kementerian UMKM dan PNM Siapkan Pendampingan untuk Ciptakan UMKM Champion

Kementerian UMKM dan PNM Siapkan Pendampingan untuk Ciptakan UMKM Champion

Program
Kementerian UMKM Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Pembiayaan Sektor Produksi

Kementerian UMKM Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Pembiayaan Sektor Produksi

Program
Transisi Kementerian UMKM Akan Selesai Pekan Depan, Para Pejabat Dilantik di Pasar Tanah Abang

Transisi Kementerian UMKM Akan Selesai Pekan Depan, Para Pejabat Dilantik di Pasar Tanah Abang

Program
Belajar Carbon Neutral, Astra Melalui YDBA Berangkatkan 14 Pelaku UMKM ke Jepang

Belajar Carbon Neutral, Astra Melalui YDBA Berangkatkan 14 Pelaku UMKM ke Jepang

Program
10 Ide Bisnis Digital yang Bisa Dicoba untuk Tambah Penghasilan

10 Ide Bisnis Digital yang Bisa Dicoba untuk Tambah Penghasilan

Training
Pemkot Bukittinggi Siapkan Rp 2,5 Miliar untuk Akses Modal UMKM Lewat Tabungan Utsman

Pemkot Bukittinggi Siapkan Rp 2,5 Miliar untuk Akses Modal UMKM Lewat Tabungan Utsman

Program
Ciri-ciri Jiwa Wirausaha, Apa Kamu Termasuk?

Ciri-ciri Jiwa Wirausaha, Apa Kamu Termasuk?

Training
4 Manfaat Memiliki Perencanaan Bisnis yang Matang, Apa Saja?

4 Manfaat Memiliki Perencanaan Bisnis yang Matang, Apa Saja?

Training
Tahun Ini, Pemerintah Kembali Siapkan Dana Bergulir untuk Koperasi

Tahun Ini, Pemerintah Kembali Siapkan Dana Bergulir untuk Koperasi

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau