Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Ide Bisnis Ini Laris Manis Menjelang Hari Raya Nyepi, Tertarik?

Kompas.com - 04/03/2024, 09:30 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber koinworks

KOMPAS.com – Bagi umat Hindu, Hari Raya Nyepi dimaknai sebagai hari untuk memanjatkan rasa syukur dan melakukan permohonan dengan cara berhenti beraktivitas.

Biasanya mereka yang merayakan Hari Raya Nyepi tidak keluar dari rumah selama satu hari. Itulah mengapa jalanan di Bali menjadi sepi pada hari itu.

Tentunya menjelang Nyepi, beberapa orang akan membeli persiapan seperti dupa, stok bahan makanan, hingga material patung ogoh-ogoh.

Jadi meskipun saat hari H nyepi orang-orang diam di rumah, tapi hari sebelumnya mereka belanja banyak keperluan. Pastinya kalau kamu berjualan kebutuhan Nyepi dijamin bisa laku keras.

Sebentar lagi Hari Raya Nyepi pada tanggal 11-12 Maret 2024. Dengan ide bisnis ini bisa bikin kamu cuan menjelang Hari Raya Nyepi, seperti yang dilansir dari koinworks.com


Baca juga: Gelar Pesta Kesenian Bali, Penjualan UMKM Kuliner Capai Rp 1 Miliar dalam 2 Minggu

1. Dupa

Nyepi tidak lengkap tanpa Dupa karena alat ini digunakan untuk upacara keagamaan. Saat Hari Raya Nyepi dan Imlek, permintaan akan produksi dupa meningkat.

Oleh karena itu menjual dupa saat menjelang Nyepi termasuk bisnis yang menguntungkan. Harga dupa ditentukan berdasarkan ukuran, jenis, dan aroma.

Semakin bagus kualitasnya, harga jualnya juga semakin tinggi. Oleh karena itu kalau ingin untung lebih banyak, jual dupa dengan kualitas terbaik, ya!

2. Stok bahan makanan

Biasanya saat Hari Raya Nyepi, toko dan warung di sekitar juga ikut tutup. Hal ini juga sebagai bentuk toleransi.

Oleh karena itu, banyak orang yang membeli stock makanan sebelum Hari Raya Nyepi. Tujuannya tentu saja agar memudahkan mereka saat tidak keluar rumah.

Maka dari itu kamu bisa berjualan bahan makanan sebelum hari H pelaksanaan Nyepi. Misalnya menjual frozen food, sembako, hingga bumbu masakan.

Baca juga: KTT G20 di Bali, Sejumlah Pelaku UMKM di Bali Alami Peningkatan Omzet

3. Material patung ogoh-ogoh

Malam sebelum Hari Raya Nyepi tidak akan terlewati tanpa pawai ogoh-ogoh. Patung raksasa ini biasanya dibuat sendiri oleh masyarakat Pulau Dewata. Ada dua ide bisnis dari tradisi ogoh-ogoh.

Pertama, kamu bisa menjadi pembuat patung ogoh-ogoh. Namun perlu diingat bisnis ini membutuhkan keterampilan, karena patung yang kamu buat untuk perayaan keagamaan. Tidak bisa sembarangan dan butuh waktu yang lama.

Kedua, kamu bisa coba ide bisnis yang lebih mudah yaitu menyediakan material patung ogoh-ogoh. Dalam pembuatannya, patung ini menghabiskan banyak alat dan bahan material untuk menghasilkan ogoh-ogoh yang besar. Kamu bisa menjual cat, kuas, bahkan kain yang memang digunakan untuk pembuatan patung ogoh-ogoh.

Jadi, ide bisnis apa yang paling membuatmu tertarik? Selamat mencoba.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau