Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saparudin, “Guru” yang Lahirkan Puluhan Pebisnis Tempe di Citeureup Bogor

Kompas.com - 11/03/2024, 18:12 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

Berkembangnya usaha tempe di Kampung Sanja ini juga tidak lepas dari dukungan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melalui fasilitas pinjaman KUR dan non-KUR.

Mantri BRI Unit Citeureup Bagja Gumilang menyatakan pelaku usaha tempe di Kampung Sanja menjadi salah satu klaster UMKM unggulan di Citeureup karena turut memberdayakan ekonomi masyarakat.

“Jika ada produsen tempe yang mengajukan pinjaman kepada kami, mereka akan kami prioritaskan karena track record bagus,” kata Bagja.

Baca juga: Kisah Usaha Tempro Canavalia, Manfaatkan Kacang Koro Jadi Produk Tempe

Bagja menjelaskan, klaster tempe adalah salah satu klaster UMKM yang ada di Citeureup. Klaster usaha lainnya juga ada, yakni perajin logam, khususnya yang memproduksi alat-alat masak.

“Memang di wilayah Citeureup, ekonomi masyarakat lebih banyak ditopang oleh perdagangan, salah satunya adalah perdagangan bahan pokok. Sementara untuk pertanian dan perikanan, itu hampir tidak ada di sini,” jelas dia.

Ekspansi ke Usaha Tahu

Sebagai printis usaha tempe, Saparudin mengaku bangga karena telah berhasil membantu banyak orang memiliki usaha sendiri. Karena hal itulah, dia pada sekitar tahun 2015 mencoba untuk memulai hal baru, yakni berbisnis tahu.

Usaha tahu yang dijalankan tersebut bermula ketika dia diminta pemerintah untuk menjadi fasilitator karena maraknya penggunaan formalin dalam tahu.

Dari situlah, dia memahami proses pembuatan tahu serta mengetahui seluk-beluk industrinya.

Baca juga: Berbisnis Biji Kedelai, Apa Saja Pilihannya?

Beda dari usaha tempe, bisnis tahu lebih padat modal. Peralatan yang lebih canggih diperlukan guna mendukung produksi bahan makanan yang sama-sama menggunakan bahan baku kedelai ini.

“Sampai sekarang saya bergerak di tahu. Untuk bisnis tempe, bisnis duah saya serahkan ke istri saya,” kata Saparudin.

Menurutnya, selain memerlukan modal dan peralatan, usaha tahu ini juga punya aturan sendiri, terutama dalam pemasaran.

Jika tempe tidak ada organisasi yang mengatur harga, di industri tahu terdapat kelompok yang turut menentukan harga.

“Jika ada kenaikan harga, itu kami bahas bersama-sama. Dari situ, paguyuban mengeluarkan surat pemberitahuan untuk kenaikan harga. Kalau tempe, harga bisa ditentukan sendiri oleh produsennya,” ungkap dia.

Saparudin menjelaskan, berkembangnya usaha tahu juga tidak lepas dari peran BRI yang sebelumnya telah memberikan fasilitas pinjaman untuk pengembangan usaha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Training
Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau