Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami, Ini Tantangan Berbisnis di Era Digital

Kompas.com - 12/03/2024, 11:09 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Forbes

KOMPAS.com – Kemajuan teknologi terus mengalami perkembangan yang cepat. Bahkan saat ini banyak bisnis yang berbasis digital.

Meskipun transformasi digital memberikan banyak keuntungan, namun tetap ada tantangan untuk menjalankan bisnis di era digital.

Tantangan utamanya adalah beradaptasi. Bagaimana pun, kemajuan digital termasuk metode baru yang butuh penyesuaian.

Tidak jarang pula pebisnis yang belum cakap menggunakan teknologi sehingga kesulitan mengikuti arus digital.

Selain itu, berikut ini adalah tantangan berbisnis di era digital seperti yang dilansir dari forbes.com:

Baca juga: Tantangan Digitalisasi UMKM Pasca Pandemi Covid-19

1. Tidak konsisten

Salah satu kelebihan yang juga merupakan kekurangan dari bisnis di era digital adalah ada banyak tren dan peluang baru yang terus bermunculan.

Terkadang para pebisnis tergiur untuk mengikuti semua tren digital yang sedang ramai hanya karena ingin ikut-ikutan.

Sehingga beberapa bisnis yang memiliki kebiasaan seperti ini akan sulit konsisten dalam menentukan prioritas bisnis.

Mereka tidak memiliki tujuan yang pasti ingin membawa bisnis ini ke mana karena terlalu mengikuti tren musiman. Bahkan jika terus seperti ini, banyak bisnis yang semakin kehilangan arah industrinya.

Hal ini juga membuat pebisnis semakin sulit mencari strategi bisnis yang tepat saat menemui hambatan lain di kemudian hari.

2. Tata kelola yang kurang tepat

Masih berhubungan dengan perilaku yang tidak konsisten, transformasi digital membuat bisnis kesulitan dengan tata kelola keuangan dan sumber daya manusia.

Semakin banyak perusahaan mengikuti tren musiman tanpa pengukuran yang tepat, maka semakin terpecah pula alokasi dana yang dibutuhkan.

Antara bisnis utama dan mencoba peluang baru memiliki tata kelola yang berbeda.

Baca juga: 5 Kesalahan Digital Marketing yang Harus Dihindari Pelaku UMKM

Tidak jarang pebisnis yang gagal mengelola bisnis baru karena tidak mengetahui cara menyikapi bisnis dengan basis digital.

3. Tidak bertumbuh

Meskipun mengikuti arus teknologi digital merupakan salah satu bentuk adaptasi dengan pergerakan zaman, ada kemungkinan bisnis tidak bisa mengikutinya dengan baik.

Beberapa perusahaan berusaha menggunakan strategi digital tetapi tidak berinvestasi lebih jauh pada skill dan kualitas bisnis itu sendiri.

Akibatnya, bisnis menjadi sulit berkembang karena belum siap mengikuti transformasi digital.

Itulah sebabnya penting untuk mempelajari terlebih dahulu cara mengembangkan bisnis dengan metode digital.

Sebelum mencoba mengikuti peluang bisnis baru, pastikan perusahaan sudah mampu dan matang terlebih dahulu baik secara operasional dan sumber daya manusianya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau