JAKARTA, KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 memberikan dampak buruk pada bisnis atau usaha di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Terutama bagi para Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Banyak usaha yang harus vakum atau bahkan mati, sehingga harus beralih ke bisnis lain.
Salah satunya Osrinita Oesman, yang memutuskan beralih ke bisnis lain. Awalnya ia menggeluti usaha kue kering, tapi setelah pandemi ia 'banting setir' menjadi pebisnis mukena dan fesyen muslim.
Baca juga: Cerita Perjalanan Haykal Kamil Membangun Brand Fashion Muslim ZM Zaskia Mecca
Saat pandemi Covid-19 usaha kue kering yang telah dimulainya dari 2016, terpaksa vakum, karena para pekerjanya kembali ke daerah asalnya.
“Waktu itu sangat dilema, bingung mau ngelanjutin usaha kue kering atau beralih ke yang lain. Akhirnya saya perbanyak doa dan sholat. Tiba-tiba merasa kaya ada panggilan gitu untuk bisnis mukena ini,” kata Osrinita kepada Kompas.com, Sabtu, (23/03/2024).
Tahun 2022, akhirnya Osrinita mulai melakukan survei dan riset kecil-kecilan hingga di awal tahun 2023, Osrinita resmi mendirikan bisnis mukena dan fesyen muslim, yang ia beri nama Sasmaya. Nama itu diambil dari nama anak perempuan tercintanya.
Merasa telah yakin dengan keputusaannya berpindah haluan dari bisnis makanan ke bisnis fesyen, Osrinita ingin bisnis barunya bisa berkelanjutan untuk waktu yang panjang.
Maka dari itu, ia melengkapi koleksinya dengan sajadah dan baju koko.
Salah satu alasan Osrinita memilih bisnis mukena dan fesyen muslim, karena dirinya ingin saudara muslimnya memakai pakaian terindah dan tercantik saat melakukan ibadah shalat.
"Selain cantik, mukena Samaya memenuhi syariat Islam, dipastikan menutup aurat seperti dagu, kaki, dan anggota tubuh lainnya saat melakukan gerakan shalat, seperti sujud," jelasnya.
Sebagai mantan karyawan perusahaan besar yang telah pensiun, Osrinita ingin menambah pamasukannya sekaligus berdakwah.
“Kalau niatnya baik dan mengerjakannya buat Allah pasti selalu dimudahkan. Terbukti selama menjalankan usaha ini selalu lancar ya, Alhamdulillah," ujar Osrinita dengan yakin.
"Makanya saya pilih bisnis mukena dan fesyen muslim, di samping menghasilkan uang, saya juga menyediakan kebutuhan ibadah untuk saudara seiman,” lanjutnya.
Baca juga: Malicca Buat Wanita Muslim Indonesia Tampil Lebih Nyaman dan Stylish
Di sisi lain, Osrinita juga sangat ingin melestarikan kerajinan asal Minang, Sumatera Barat, yaitu mukena kerancang bordir.
“Kerancang bordir itu kerajinan khas daerah Ibu saya, Minang. Sekarang penjahit kerancang bordir sudah sangat sedikit, sekalinya ada sudah pada tua. Makanya saya berusaha untuk melestarikannya sampai sekarang,” ungkapnya.
Ia menyebut, pengerjaan mukena kerancang bordir terbilang kompleks, karena semua masih dikerjakan pakai tangan.
Pengerjaannya memakan waktu sekitar satu bulan hanya untuk satu mukena, karena ada detail-detail yang harus diperhatikan.
Untuk bahan, ia menggunakan bahan premium seperti armani atau katun premium. Hal ini karena, Osrinita memprioritaskan menggunakan bahan yang bagus dan nyaman untuk dipakai shalat.
"Bahan-bahan premium itu merupakan kombinasi dari kain luar dan dalam negeri," katanya.
Untuk memulai bisnis mukena dan fesyen muslim ini, Osrinita mengaku membutuhkan modal sekitar Rp 30 juta. Kebanyakan modal itu digunakan untuk perlengkapan dan peralatan usaha, seperti bahan baku kain, benang, manekin untuk pameran, dan lain sebagainya.
Dengan modal sebesar itu, Sasmaya bisa meraup omzet sebesar Rp 10 juta per bulannya.
Namun, jika ada pameran, ia mengaku bisa mendapatkan dua kali lipatnya, yaitu sekitar Rp 20 – 25 juta, tergantung waktu dan lokasi pamerannya.
Sementara untuk target pasarnya, Osrinta menyasar korporat atau para karyawannya. Oleh karena itu, ia banyak memasukan produknya ke beberapa perusahaan, berbekal relasi Osrinita saat masih bekerja sebagai karyawan.
Hingga saat ini, Osrinita telah mempekerjakan 4 orang pekerja tetap, yang mana juga termasuk keluarganya sendiri.
Sebelumnya, ia pernah merekrut tenaga kerja untuk penjahitan, tetapi banyak resign.
Akhirnya ia menetapkan sistem maklon, yaitu mencari penjahit yang cocok untuk mengerjakan produknya. Ia juga melakukan kontrak, agar desain dan produk Sasmaya tidak diplagiat atau dicuri.
"Selain masalah desain, terkadang sulit juga menemukan tukang jahit yang hasil kerjanya cocok. Apalagi, saya orangnya sangat detail dan penuh ketelitian. Jadi, saya melakukan uji coba dengan beberap tukang jahit," ungkap wanita berusia 59 tahun ini.
Selain itu, sebagai ibu rumah tangga, Osrinita juga harus mengatur waktunya untuk berjualan dan mengurus keluarga. Beruntung saat ini, usahanya masih dijalankan dari rumahnya di kawasan Kelapa Gading.
Baca juga: Ingin Jadi Kiblat Muslim Fashion, Teten Masduki: Harus Ada Event Kelas Dunia
Untuk memasarkan produknya, di awal Osrinita hanya memanfaatkan pameran atau bazar.
Apalagi, saat pertama kalinya ikut, ia merasa hasilnya sangat menggembirakan bagi seorang pemula bisnis mukena dan fesyen. Dari situ ia memutuskan untuk melanjutkannya.
Osrinita juga merasa beruntung, karena usahanya mendapatkan dukungan dari Jakpreneur, baik untuk pelatihan dan pameran.
“Jakpreneur selalu memberikan pelatihan dan memperkenalkan usaha saya dengan departemen Perindustrian, Suku Dinas PPK UKM. Saya juga selalu diajak pameran di berbagai daerah. Itu sangat membantu branding merek Sasmaya, jadinya penjualan dan omzet meningkat,” kata Osrinita.
Dukungan dari pemerintah tersebut, berhasil membuat Sasmaya lebih memperluas jaringan. Melalui pameran, produk Sasmaya dapat dibeli oleh buyer-buyer dari luar negeri, yaitu Malaysia, Brunei Darussalam, Turki, dan Arab Saudi.
Tahun 2024 ini, Osrinita mulai berjualan retail secara online, di mana sebelumnya hanya memanfaatkan pameran untuk memasarkan produknya.
Selain itu, Sasmaya juga bisa ditemui lewat media sosial Instagram (@sasmayamukena) dan WhatsApp.
Memasuki bulan Ramadan, diakui Osrinita, penjualan Sasmaya selalu naik sekitar tiga hingga empat kali dari penjualan biasanya.
Walaupun tidak ikut pameran, orang-orang pasti akan membeli mukena untuk kebutuhan shalat Tarawih atau membeli baju koko untuk Lebaran.
Menurut Osrinita, mukena yang paling banyak dicari adalah mukena berwarna hitam dan putih.
Tahun 2024 ini, merupakan tahun kedua Sasmaya menjalani penjualan di bulan Ramadan, sehingga sudah banyak belajar dari kesalahan-kesalahan tahun 2023 lalu.
“Tahun ini sudah belajar dari tahun lalu, yang memang baru mulai banget. Tahun ini, secara stok sudah tertata jauh lebih baik, strategi baru yang tahun lalu belum dilakukan, sudah dilakukan di tahun ini,” tutur Osrinita.
Untuk penjualan di bulan Ramadan, Osrinita mengaku harus mulai menyiapkan bahan dan memproduksi stok mukena sejak enam bulan sebelumnya.
"Bahan baku dan produksi harus dari jauh-jauh hari, di bulan Januari semua harus sudah siap dan Februari sudah bisa dipasarkan," paparnya.
Baca juga: 4 Tips Memulai Bisnis Fesyen ala Hilda Turaiza, Owner TRICK&TRICKY
Meningkatnya penjualan di bulan Ramadan, tak membuat Osrinita melupakan tujuannya membuka usaha ini.
Ia berkomitmen di 10 hari terakhir Ramadan, ia akan menghentikan kegiatan usahanya dan fokus beribadah.
“Terkadang memang permintaan di 10 hari terakhir bulan Ramadan sangat tinggi, tapi saya percaya rezeki sudah diatur Allah. Jadi ya jangan urusan duniawi terus, tapi alokasikan waktu untuk fokus beribadah juga,” katanya.
Ke depan, Osrinita berharap produknya dapat terus bermanfaat bagi banyak orang dan tak hanya dipakai di dalam negeri, tetapi juga sampai ke luar negeri.
Baca juga: Cerita Steffanie Buka Toko Fesyen Wanita di Little Bangkok, Laris Manis Saat Ramadan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.