Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Kopi Tjap Teko, Si Legedaris Lintas Generasi

Kompas.com - 08/04/2024, 22:00 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

Masih mempertahankan resep dari orang tua, Kopi Tjap Teko menjaga cita rasa dan kualitasnya. Kopi Tjap Teko yang khas ternyata bisa bertahan melewati lintas generasi.

"Dulu di jalanan ini ada enam toko kopi, saat ini tinggal tersisa dua. Untungnya masyarakat masih banyak yang menjadi pelanggan setia kami. Bersyukur juga jumlah produksi kami enggak berkurang," ungkap Agus.

"Kami sangat memperhatikan konsistensi rasa. Karena kopi ini kalau ada yang berbeda tidak sesuai seperti biasanya itu terasa sekali. Jadi kalau ada pelanggan yang bertanya kenapa kopi nya agak beda hari itu bapak saya bisa kepikiran banget. Jadi kami berusaha pertahankan cita rasa," imbuh lelaki asal Bogor tersebut.

Otentik dan konsisten

Oleh karena itu, Kopi Tjap Teko masih konsisten menjual kopi tubruk. Biji kopinya didatangkan dari Sumatera, Lampung, Bengkulu hingga Aceh. Setelah itu biji kopi akan di roasting sesuai dengan kebutuhan kemudian di mix.

Tiap bulannya Kopi Tjap Teko bisa menggiling puluhan kilo kopi. Bahkan, jika memasuki momen lebaran bisa menembus 120 Kg.

Memiliki packaging yang unik, Kopi Tjap Teko masih menggunakan bungkus kertas klasik berwarna cokelat. Bahkan, dengan ukuran kecil sekali seduh. Selain karena cita rasanya, hal ini juga menjadi salah satu daya tarik yang membuat masyarakat berminat membawa Kopi Tjap Teko sebagai oleh-oleh untuk mudik lebaran.

"Kami memang sengaja mempertahankan kemasan kertas ini sejak awal. Di packing juga secara manual oleh karyawan di sini. Meskipun ada juga yang kemasan pelastik karena mengikuti perkembangan zaman juga, tetapi bungkus kertas ini salah satu ciri khas dari Kopi Tjap Teko," jelas Agus.

"Kemasan kertas seperti ini unik juga. Kalau dilihat kan lucu, jadi banyak yang ingin beli untuk oleh-oleh," imbuh Jo.

Kopi Tjap Teko dengan bungkus kertasKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Kopi Tjap Teko dengan bungkus kertas
Kebanyakan pelanggan toko ini merupakan pelanggan setia yang sudah mengenal cita rasa Kopi Tjap Teko sejak lama. Sejauh ini pemasaran yang dilakukan juga masih melalui rekomendasi dari generasi ke generasi saja. Kopi Tjap Teko mulai menyesuaikan pemasaran digital di tahun 2023 sejak Jo pulang ke Indonesia.

"Sejarah toko kopi ini sudah panjang. Saya melihat peluang bisnis kopi ini juga menjanjikan. Meskipun ada naik turunnya, tapi kopi ini bukan minuman musiman. Kalau Pak Agus ini masih tradisional, saya ingin bantu transisikan ke generasi sekarang," lanjut Jo

Walaupun saat ini banyak coffee shop modern, menurut Agus pelanggan yang sudah terbiasa mengkonsumsi Kopi Tjap Teko akan kembali lagi. Agus akan mengikuti flow bisnis ini selama kopi yang dia jual masih bertahan di hati masyarakat.

"Mereka yang sudah terbiasa dengan Kopi Tjap Teko akan kembali lagi, karena sudah suka dengan rasanya. Ajaran dari bapak saya juga untuk 'fokus saja dengan hari ini', jadi kami akan mengikuti flow saja kedepannya bagaimana," ujar Agus.

Kopi Tjap Teko menyediakan dua jenis kopi. Yaitu kopi tubruk biasa dan kopi tubruk premium. Berkisar harga Rp 80.000 hingga Rp 180.000 mulai dari ukuran 8 gram hingga 500 gram.

Hanya ada satu toko di Kota Bogor, tetapi Kopi Tjap Teko juga memberdayakan masyarakat sekitar sebagai pekerja.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau