Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sikap Calon Karyawan Lebih Penting untuk Kinerja Bisnis, Mengapa?

Kompas.com - 17/04/2024, 19:00 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Perusahaanmu sedang mencari karyawan atau mencari kandidat baru untuk menggantikan karyawan yang resign? Bagaimana kamu menentukan kandidat itu?

Perusahaan atau bisnis cenderung mempertimbangkan merekrut karyawan baru yang memiliki keterampilan dan pengalaman yang sesuai dengan pekerjaan yang ditawarkan.

Namun, dalam dunia bisnis yang semakin dinamis dan kompleks, semakin jelas bahwa sikap seseorang lebih penting daripada keterampilan yang dimiliki.

Baca juga: 3 Cara Merekrut Karyawan Potensial untuk Bisnis Anda

Keterampilan atau kemampuan dan sikap merupakan hal yang penting. Namun, manakah yang lebih penting dari kedua hal itu?

Bayangkan jika kamu akhirnya memutuskan menerima karyawan yang hebat, ia memiliki keterampilan yang sesuai. Namun, ternyata mengetahui ia memiliki sikap yang buruk dan hal itu mengganggu bisnismu. Pada akhirnya kamu akan merugi karena harus mencari orang lagi.

Maka dari itu, memperhatikan sikap kandidat lebih penting daripada sekedar berfokus pada kemampuannya. Dilansir dari Business News Daily, ini alasan mengapa sikap lebih penting untuk diperhatikan dibanding kemampuan;

1. Sikap Buruk Menganggu Karyawan Lain

Sikap seorang karyawan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap produktivitas dan kinerja tim secara keseluruhan.

Karyawan yang memiliki sikap positif cenderung lebih bersemangat, berkolaborasi dengan baik, dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pencapaian tujuan bersama.

Sebaliknya, karyawan dengan sikap negatif dapat menjadi beban bagi tim, mengurangi motivasi, dan mengganggu harmoni kerja.

Karyawan dengan sikap negatif akan menjadi pengganggu untuk karyawan lain, yang mana pada akhirnya akan mengganggu jalannya bisnismu.

Baca juga: Jangan Lakukan 4 Kesalahan Ini Saat Merekrut Karyawan untuk Bisnis Anda

2. Menghindari Perekrutan yang Terus Menerus

Ketika kamu mempekerjakan kandidat karena keterampilannya dan seiring berjalannya waktu ia memperlihatkan sikapnya yang buruk, pasti kamu tidak menyukainya. Pada akhirnya, kamu mungkin akan muak dengan pekerja baru ini dan ingin menggantinya dengan orang lain.

Ujung-ujungnya kamu akan rugi karena keluar waktu, tenaga, dan uang lagi untuk merekrut orang baru dan mengajarinya dari awal lagi.

Jadi sangat penting mengutamakan attitude yang baik. Bukan berarti keterampilan tidak penting, hanya saja kandidat yang memiliki sikap baik akan selalu membawa hal positif kepada bisnis.

3. Sikap yang Baik merupakan Predikat Keberhasilan Karyawan

Menurut Business News Daily, ada riset yang mengatakan bahwa banyak karyawan baru yang gagal ditetapkan menjadi karyawan tetap karena sikapnya dan bukan karena mereka tidak mempunyai keterampilan.

Sesuai dengan itu ada juga sebuah studi Endoskopi Bedah yang menemukan bahwa variabel psikologis dapat memengaruhi kinerja seorang ahli bedah yaitu pada keterampilan kognitif dan fisik mereka.

Baca juga: Tips Merekrut Karyawan yang Sesuai dengan Kultur Kerja Bisnismu

Kita bisa melihat dari contoh hasil riset itu. Sikap baik mempengaruhi keterampilan dan fisik mereka. Maka sikap bisa menjadi predikat penentuan keberhasilan karyawan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Program
LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Training
Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau