Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tan Ek Tjoan, Roti Legendaris asal Bogor Sejak 1920

Kompas.com - 19/04/2024, 17:00 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pagi itu, sebuah toko roti di tengah Kota Bogor terlihat cukup sibuk dikunjungi oleh beberapa pembeli. Kebanyakan mereka yang datang berusia paruh baya, beberapa pelayan yang telah bekerja puluhan tahun di toko itu pun sudah hafal dengan pesanan para pelanggan. Nampaknya roti Tan Ek Tjoan memang legendaris di Kota Hujan ini.

Sepasang suami isteri menyambut kedatangan Kompas.com, rupanya mereka sang penerus roti Tan Ek Tjoan yang diturunkan dari keluarganya. Ibu Lydia C Elia (68) adalah generasi ketiga dari Tan Ek Tjoan, bersama dengan suaminya Hadi D Setiawan (70) meneruskan bisnis roti Tan Ek Tjoan yang sudah berdiri sejak tahun 1920.

Lydia mulai bercerita tentang sejarah Tan Ek Tjoan. Semua ini bermula dari seorang pemuda keturunan Tionghoa bernama Tan Ek Tjoan dan isterinya. Pada tahun 1920 masih sulit menemukan roti di Buitenzorg (nama Bogor pada masa kolonial Belanda). Kemudian mereka belajar membuat roti kepada seorang asal Belanda.

Baca juga: Kisah di Balik Kopi Tjap Teko, Si Legedaris Lintas Generasi

Kisah Tan Ek Tjoan memulai toko roti

"Awalnya tahun 1920, nenek dan kakek saya diajarkan membuat roti oleh seorang asal Belanda. Pada masa Kolonial Belanda itu, sulit mencari roti di Bogor. Dengan menggunakan nama Opa saya yaitu Tan Ek Tjoan, dari usaha kecil toko roti rumahan ini mulai berkembang terus sampai sekarang sudah dilanjutkan oleh generasi ketiga," kata Lydia saat diwawancara Kompas.com, Rabu (17/4/2024).

Saat ini toko roti Tan Ek Tjoan berlokasi di Jalan Siliwangi, Sukasari Bogor. Namun, Tan Ek Tjoan pertama kali berdiri di Suryakencana. Sebuah bangunan tiga lantai di Jalan Suryakencana, Bogor menjadi saksi bisu perjalanan bisnis Tan Ek Tjoan yang sudah lintas generasi ini.

Sambil menoleh ke sebuah foto hitam putih di sudut toko, Lydia menunjukkan gambar bangunan toko roti pertama Tan Ek Tjoan. Pada foto tersebut terlihat toko roti Tan Ek Tjoan bersama para bakers yang mengelilinginya. Hadi turut menjelaskan detail tulisan Belanda di toko roti tersebut, 'Broodbakkerij Tan Ek Tjoan' yang artinya Roti Tan Ek Tjoan.

Toko roti pertama Tan Ek Tjoan di Suryakencana 1920Kompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Toko roti pertama Tan Ek Tjoan di Suryakencana 1920
Kabar soal kehadiran Tan Ek Tjoan tersebar melalui orang ke orang. Terlebih lagi Tan Ek Tjoan ini toko roti pertama di Bogor. Meskipun awalnya pelanggan Tan Ek Tjoan masih kebanyakan orang Belanda pada saat itu.

"Promosi zaman dulu itu masih dari mulut ke mulut. Pemerintahan pada saat itu kebanyakan dipegang oleh orang Belanda. Kemudian mereka yang sudah tahu atau pernah datang itu memberi kabar ke rekan-rekannya kalau Tan Ek Tjoan menjual roti. Awalnya roti kosong seperti roti kadet, nanti mereka bisa isi dengan telur atau selai," lanjut Lydia.

Baca juga: Kisah Soto Betawi H. Ma’ruf, dari Jualan Keliling hingga Jadi Legendaris di Jakarta

Semakin Berkembang di Kalangan Masyarakat

Memasuki tahun 1945, roti Tan Ek Tjoan berkembang lebih pesat. Masyarakat lokal mulai berdatangan mengunjungi toko roti tersebut. Bukan hanya roti kadet, Tan Ek Tjoan mulai membuat roti tawar hingga roti manis. Mereka juga memproduksi selai sendiri secara handmade, karena pada saat itu belum ada yang produksi selai di Bogor.

"Setelah berkembang iklan, Tan Ek Tjoan mulai promosi melalui iklan-iklan di koran. Meskipun masih pakai bahasa Belanda saat itu. Sementara kalau untuk masyarakat Indonesia itu sendiri memang masih awam terhadap roti. Memasuki tahun 1950-an baru mulai terbiasa," ujarnya.

Pada tahun 1960, roti Tan Ek Tjoan mulai berkeliling menyusuri jalanan Bogor melalui armada gerobak roti. Semakin memudahkan masyarakat untuk menjangkau roti Tan Ek Tjoan. Lydia mengaku memang gerobaknya tidak terlalu banyak, tetapi mereka bisa melintasi banyak tempat di Bogor karena lokasinya yang terus berpindah dari pagi hingga sore.

"Memang enggak banyak, tapi sistemnya gerobak ini yaitu pagi keliling di wilayah tertentu kemudian sorenya ke wilayah yang lain lagi. Jadi bisa menyebar," ucap Lydia

"Dan untuk gerobak ini bukan karyawan yang keliling, sistemnya itu freelance. Kami tidak menentukan titik keliling mereka akan kemana, karena mereka sudah punya jalur sendiri dan langganan sendiri," imbuh Hadi.

Iklan jadul Tan Ek Tjoan di koran tahun 1932Dok. Tan Ek Tjoan Iklan jadul Tan Ek Tjoan di koran tahun 1932

Tetap Eksis dan Sudah Lintas Generasi

Roti Tan Ek Tjoan hingga saat ini masih menjadi langganan banyak orang, khususnya masyarakat Bogor. Roti yang paling banyak disukai oleh mereka adalah roti gambang khas Tan Ek Tjoan. Roti berbahan dasar gula merah dengan wangi yang harum ini menjadi best seller di Tan Ek Tjoan.

Bahkan, roti gambang yang daya simpannya lebih awet ini sudah sampai ke luar negeri. Hadi bercerita kalau kini Tan Ek Tjoan menyediakan roti gambang ukuran bites yang packaging-nya menggunakan toples sehingga lebih mudah dibawa ke luar negeri. Pasalnya, beberapa pengunjung Tan Ek Tjoan membawa roti gambang sebagai oleh-oleh.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau