Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Perjalanan Kupat Tahu Pak Pangat Magelang yang Legendaris

Kompas.com - 20/04/2024, 09:11 WIB
Alfiana Rosyidah,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Di Jalan Sunan Gunung Jati yang lengang, berdiri warung kuliner yang menjual makanan khas Magelang, yakni kupat tahu. Di antara warung kupat tahu yang lain, warung ini memiliki cita rasa yang berbeda. 

Warung kupat tahu tersebut bernama Kupat Tahu Pak Pangat. Salah satu warung kupat tahu di Magelang yang membuka dua outlet dengan jarak berdekatan.

Selain di Jalan Sunan Gunung Jati, Kupat Tahu Pak Pangat juga buka di Jalan Panembahan Senopati. 

Ketika Kompas.com datang berkunjung, kami disambut oleh menantu Pak Pangat, Didik Sunarto (51). Kami berbincang tentang Kupat Tahu Pak Pangat yang telah melegenda tersebut. Sesekali, Didik juga melayani beberapa pembeli yang berdatangan. 

Baca juga: Kisah Owner Ayam Hijrah, dari Pekerja Kantoran Hijrah Menjadi Pebisnis Kuliner Sukses

Dulu, Pak Pangat adalah Tukang Bangunan 

Sebelum memiliki keinginan untuk membuka warung kupat tahu, Pak Pangat adalah seorang tukang bangunan. Hal ini diceritakan oleh Didik saat berbincang dengan Kompas.com pada Jumat (19/4/2024).

Didik mengatakan, bahwa Pak Pangat mengawali bisnis kupat tahu dengan cara keliling pada tahun 1985. Melalui gethok tular atau mulut ke mulut, kupat tahu milik Pak Pangat dikenal oleh banyak orang karena rasanya yang lezat.

"Dulu bapak itu tukang bangunan, lalu jualan kupat tahu keliling. Biasanya keliling di dekat daerah Kyai Langgeng sana. Waktu itu mulai jualan habis maghrib lalu pulang jam 12 malam," tutur Didik. 

Baca juga: Jeli Melihat Peluang, Evi Sukses Membangun Usaha Kuliner Damelecho

Banyaknya pembeli yang berminat, membuat Pak Pangat memutuskan untuk menjual kupat tahu di satu lokasi -- atas saran anaknya, Ranti. 

"Tahun 1997 itu, bapak baru mulai mangkal. Dulu di tahun itu, bapak buka dari jam 9 pagi sampai jam 10 malem. Waktu awal-awal terjual 15 porsi kalau enggak salah," lanjut Didik.

Seiring berjalannya waktu, penjualan Kupat Tahu Pak Pangat semakin meningkat. Pak Pangat pun bisa menambah stok lebih banyak dari sebelumnya. Tidak hanya itu, Pak Pangat juga mulai bisa berjualan di ruko. 

Baca juga: Mengintip Perjalanan Bisnis Mochibo, Mochi Isian Buah Pala Oleh-oleh Khas Bogor

"Setelah semakin meningkat itu, akhirnya bisa pakai ruko di tahun 2008. Tempatnya, ya, di dekat SMA 4 itu (Jalan Panembahan Senopati)," ucapnya. 

Potret Kupat Tahu Pak PangatKompas.com - Alfiana Rosyidah Potret Kupat Tahu Pak Pangat

Dapat Inspirasi dari Mancing di Kali Progo

Rupanya, ada cerita unik yang melatarbelakangi berdirinya Kupat Tahu Pak Pangat. Didik menuturkan, Pak Pangat memperoleh ide menjual kupat tahu saat sedang mancing di Kali Progo. 

"Emang sebelumnya bapak itu suka kepikiran pengin jualan. Malah dulu sempat ingin jualan bakso. Tapi waktu mancing itu, bapak kayak nemu 'muntu' gitu, terus kepikiran mau jual kupat tahu," tutur Didi. 

Baca juga: Cerita Ahmad Fatih Mendirikan Cairo Food, Bisnis Bumbu Masakan Khas Berbagai Negara

Setelah kejadian itu, Pak Pangat dan istrinya mencoba mencari resep kupat tahu dari orang lain. Kemudian mulai merintis dan mempelajari resep tersebut. Terutama resep bumbu pada kuah kupat tahu. 

"Kalau tahu, bakwan, itu kan semua orang bisa. Tapi kalau bumbu kuah itu harus benar-benar diperhatikan," lanjutnya. 

Setelah bertahun-tahun, Kupat Tahu Pak Pangat pada akhirnya dikenal sebagai kupat tahu yang legendaris di Magelang. Kupat tahu ini juga dikenal memiliki rasa manis dan asin yang berimbang. 

Baca juga: Di Tangan Salis, Jualan Celorot Khas Purworejo Bisa Beromzet Hingga Rp20 Juta

"Kalau di tempat kami, rasa kupat tahunya imbang. Manis dan asin, jadi enggak condong ke manis saja. Jadinya, orang-orang yang enggak suka manis bisa cocok sama kupat tahu ini," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau